Mohon tunggu...
Muhammad Zandaru
Muhammad Zandaru Mohon Tunggu... Mahasiswa - Electronics Engineering

EE UAD 20

Selanjutnya

Tutup

Nature

Bawang Merah "Glowing" di Dusun Nawungan

2 September 2022   00:35 Diperbarui: 2 September 2022   00:40 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah Desa di Pegunungan Wilayah Bantul Yogyakarta terdapat destinasi wisata yang sudah tak asing lagi bagi para pecinta alam ataupun petani yaitu Bawang Merah yang dinamai warga "GLOWING". 

Dikatakan glowing karena bentuknya yang besar dari bawang merah lainnya dan warnanya yang merah merona. Bawah merah tersebut dapat tumbuh dengan sebutan glowing karna melalui banyak tahapan dari mulai menanam sampai dengan memanennya. 

Bawang merah glowing juga memiliki cita rasa yang sedap, wangi lebih menyengat. Kelebihan lainnya adalah lebih tahan simpan dan tentunya harganya lebih tinggi dibandingkan bawang merah yang lain. 

Bawang merah Glowing asal Nawungan ini memiliki ukuran yang lebih besar, dengan warna merah bening sehingga sangat menarik jika dibandingkan dengan bawang merah yang lain.

Selain ukurannya yang lebih besar dan warnanya yang merah terang, bawang merah glowing juga memiliki cita rasa yang sedap, wangi lebih menyengat, lebih tahan simpan dan tentunya harganya lebih tinggi dibandingkan bawang merah yang lain. 

Melihat hal ini, petani khususnya pada petani asal Nawungan sangat antusias menanam bawang merah Glowing, sebab mereka meyakini bahwa pasaran bawang merah khas kabupaten Bantul ini memiliki permintaan pasar yang tinggi, baik dari sekitar Bantul maupun dari luar propinsi seperti Nganjuk dan Brebes.  

Menurut salah satu petani bawang merah glowing di Dusun Nawungan, menanam bawang merah tidak dapat dilakukan di sembarang waktu. Artinya jika kita mau menanam harus dengan waktu yang sudah ditentukan dan juga tergantung pada situasi cuaca yang ada. 

Biasanya masyarakat bisa menanam bawang merah tersebut dalam 2x dalam 1 tahun pada bulan Agustus dan Mei namun kebanyakan pada bulan Mei, karna di bulan Agustus presentasi keberhasilan lebih sedikit daripada presentasi keberhasilan panen pada bulan Mei.

Untuk bawang merah tersebut bisa dipanen dalam waktu 50-60 hari atau sekitar 2 bulan. Dalam pemeliharaannya bawang merah tersebut harus disiram air selama 2x dalam 2 hari agar bawang merah tetap hidup  subur pada waktu kemarau (bulan Mei) dan juga diberi pupuk kandang (kotoran sapi) yang sudah kering sebagai penyubur tanaman dan juga pupuk organik jenis Za dan sebagainya lalu tak lupa harus di semprot insektisida bila terjadi virus atau hama tanaman.

Bawang merah tersebut biasanya para petani mengimpor bibitnya dari Brebes Jawa Tengah karena pada daerah tersebut adalah pusatnya bibit unggul bawang merah yang disukai para petani. Untuk penjualanya  biasanya di jual kepada para tengkulak atau pembeli pada berbagai macam daerah. Dalam pengairanya petani menggunakan embung sebagai tampungan air untuk proses penyiraman bawang merah tersebut.

Dalam penghasilanya dari hasil panen bawang merah tersebut para petani rata-rata mepunyai lahan seluas 1/4 hektare dengan omset jual sebesar 30-40 juta rupiah 1x panen jika hasilnya bagus dengan total 20 juta rupiah dari hasil bersih nominal yang di dapat para petani. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun