Mohon tunggu...
Muhammad zacky Mubarok
Muhammad zacky Mubarok Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa stiba ar royah

Zoro to Hero

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Islam Rahmatan Lil Alamin

14 Januari 2021   19:52 Diperbarui: 14 Januari 2021   20:00 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Islam yang dibawa Rasulullah SAW merupakan suatu sistem nilai yang mana mempunyai kandungan/isi seperangkat aturan dan norma-norma yang berhubungan dengan seluruh aspek kehidupan sehari-hari manusia. Seseorang yang beragama islam, dalam melaksanakan segala aktifitasnya harus tunduk dan patuh pada ketentuan syariat islam. Dengan sendirinya Islam telah membawa rahmatan lil-alamin kepada seluruh umat manusia. Karena setiap langkah dan polanya telah diatur pada norma sesuai syariat islam. Pada masalah mendasar yang sedang menyelimuti umat pada saat ini dan yang akan datang adalah semakin menggejalanya munkarat yang bergerak secara sistematis di berbagai aspek kehidupan. Telah berbagai macam kemungkaran yang terwujud dalam dalam bentuk pemikiran atau faham yang menyimpang dari ajaran dan nilai-nilai islami.    

        Faham-faham penyimpangan seperti faham yang secara tidak langsung ingin memecahkan sebuah persatuan umat islam yang telah lama mengusung sebuah faham perdamaian. Seperti yang telah terjadi ketika zaman Rasulullah, bagaimana beliau membawa ajaran agama islam dengan membawa perdamaian dan keadilan bagi seluruh umat di dunia ini. Pada hakikatnya agama yang mengajarkan sebuah perdamain adalah agama Islam. Seperti yang pernah kita ketahui bahwa bahwasanya kita cara berdakwah itu ada tiga, diantaranya: dengan hikmah, pesan dan nasehat, dan kalaupun harus berdebat haruslah menggunakan kalimat yang baik. Ini adalah bukti betapa indahnya agama Islam, tiada paksaan ataupun kekerasan di dalam ajarannya.

        Nabi Muhammad SAW diutus ke muka bumi ini atas dasar Rahmat Allah yang dihadiahkan kepada umat manusia. Rasul diutus untuk menyempurnkan akhlak setiap manusia, yang ,mana disaat ini terdapat kerancuan di setiap kehidupan. Ada banyak sekali hal yang menunjukkan islam sebagai rahmatan lilalamin. Diantaranya adalah islam yang dibawa Rasulullah SAW diturunkan untuk seluruh manusia, bukan hanya untuk kelompok atau golongan etnis tertentu saja. Islam sendiri sangat menjamin keselamatan lahir dan batin, dunia dan akhirat, bagi siapa saja yang mengimani dan menjalankan perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Didalam Islam sendiri tata kehidupan manusia didunia ini telah diatur dengan rapi. Islam akan memberikan jaminan keselamatan dan kedamaian jika diambil sebagai kaidah penuntun dan pedoman didalam kehidupan. Hal ini semua bisa kita dapati dari sifat-sifat keluhuran ajaran islam. Islam sangat menjunjung tinggi sekali sebuah prinsip keadilan dan perdamaian. Keadilan dalam pandangan Islam tidak berarti sama rata sama rasa, tetapi keadilan adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya serta memberlakukan manusia sesuai dengan hak dan kewajibannya. Islam sangat menuntut berbuat adil bagi seluruh umatnya kepada siapapun termasuk orang-orang yang dibenci sekalipun bahkan terhadap musuh sekalian.

          Islam datang tidak untuk membebani umat melainkan untuk menghilangkan beban yang ada pada umat itu sendiri. Selain itu ajarannya membawa pada suatu kebijaksanaan dan kemudahan (mendorong untuk mencarikan jalan keluar atas suatu permasalahan. Berangkat dari sistem hukum ini dikenal dengan ketentuan yang termasuk azimah (ketentuan istilah Islam rahmatan lil 'alamin sudah mengalami penyempitan makna, yakni menjadi Islam yang lembut dan damai. Sehingga ketika ada saja sedikit reaksi perlawanan dari umat Islam terhadap penjajahan barat, baik secara non fisik, apalagi fisik, maka langsung dicap Islam yang tidak rahmatan lil 'alamin. Bila makna Islam rahmatan lil 'alamin hanya diartikan sebagai sebuah kelembutan dan kedamaian semata. Mungkin kita tidak akan pernah membaca kisah peperangan ghozwah (yang diikuti Rasulullah saw) dan sariyah (yang diikuti Rasulullah saw.). Begitu pula kita tidak akan mengenang betapa kuatnya kisah para pahlawan melawan penjajahan dengan pekik takbir yang membahana dimana-mana. Islam memang tidaklah identik dengan kekerasan, tetapi juga bukan berarti harus serba lembut dan kompromistis dalam hal pensikapan. Islam tidak identik dengan kewajiban jihad semata. Tapi Islam pun tidak identik dengan senyum adalah shodaqoh semata. Terkadang Rasulullah saw. bersikap lembut terhadap orang yang memusuhi beliau, seperti kepada Suraqah yang hendak membunuhnya tetapi digagalkan oleh Allah swt. Namun beliau saw. juga bersikap keras terhadap musuhnya, sebagaimana sikap beliau yang memerangi Bani Quraidzah karena pengkhianatannya. Istilah rahmatan lil 'alamin termaktub dalam Q.S. Al Anbiya[ 21]:107, yang artinya : "dan tiadalah Kami mengutus engkau (hai Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil 'alamiin)".

Sangatlah tidak adil bila kita melihat Islam hanya dari segi hukum kewajiban jihad semata, baik yang bersifat defensif maupun ofensif. Kita juga perlu melihat jaminan keamanan dalam Islam, pun persamaan hak di dalam sistem Islam. Dalam sistem Islam, orang-orang muslim maupun non muslim akan mendapatkan perlakuan sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariah. Hak-hak mereka sebagai warga negara dijamin penuh oleh negara Islam. Islam tidak akan memaksa non muslim untuk masuk Islam. Islam pun tidak akan membumihanguskan tempat-tempat peribadatan mereka. Islam akan membiarkan non muslim hidup berdampingan bersama-sama orang-orang muslim selama mereka tidak memerangi kaum muslim. Orang-orang non muslim yang hidup di dalam negara Islam (kafir dzimmi) mendapat perlakuan dan hak yang sama dengan kaum muslim. Harta dan darah mereka terjaga sebagaimana terjaganya harta dan darah kaum muslim. Dari Ibnu Mas'ud, Al Khatib meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang menyakiti kafir dzimmi, maka aku akan berperkara dengannya, dan barangsiapa yang berperkara denganku, maka aku akan memperkarakannya pada Hari Kiamat." (Jami'ush Shagir, As-Suyuthi)

Agama Islam dan budaya mempunyai indepensi masing-masing, Islam adalah agama rahmatan lil 'alamin artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia. Sesuai dengan firman Allah dalam Surat al-Anbiya ayat 107 yang bunyinya, "Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam". Islam melarang manusia berlaku semena-mena terhadap makhluk Allah, dapat kita lihat sabda Rasulullah sebagaimana yang terdapat dalam Hadis riwayat al-Imam al-Hakim, "Siapa yang dengan sewenang-wenang membunuh burung, atau hewan lain yang lebih kecil darinya, maka Allah akan meminta pertanggungjawaban kepadanya". Burung tersebut mempunyai hak untuk disembelih dan dimakan, bukan dengan cara dibunuh dan dilempar. Sungguh begitu indahnya Islam itu bukan? Dengan hewan saja tidak boleh sewenang-wenang, apalagi dengan manusia. Bayangkan jika manusia memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran islam, maka akan sungguh indah dan damainya dunia ini.

Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia, sekali lagi, terbanyak di dunia. Maka melihat keterangan di atas, seharusnya Indonesia menjadi negara yang indah, damai, dan lebih beradab. Tapi lihat saja kenyataannya, kita tidak bisa menutup mata dan telinga dengan pemberitaan sehari-hari yang mengabarkan tentang kisah-kisah menyedihkan dan tak beradab yang terdengar di telinga kita saat ini. Mulai dari seumuran anak-anak yang melakukan pencabulan, berjudi, menghisab sabu, remaja tawuran antar sekolah, kumpul kebo, menjadi pengedar, minum-minuman keras. Orang tua yang mencabuli anaknya sendiri, membunuh anggota keluarga sendiri, membunuh karena masalah sepele, bunuh diri, mutilasi, dan sebagainya. Sampai kepada pejabat kita yang melakukan tindak asusila, dan korupsi besar-besaran. Hampir setiap hari kejadian semacam ini keluar di pemberitaan. Sebenarnya apa yang terjadi? Di mana moral mereka? Bukankah sebagian besar dari mereka adalah muslim? Bukankah orang muslim seharusnya menjadi rahmatan lil 'alamin?

Jika dikatakan bahwa mereka tidak mengenyam pendidikan sepertinya tidak juga. Kebanyakan dari mereka telah mengenyam pendidikan dasar, bahkan tidak sedikit yang sudah sarjana bahkan lebih dari itu. Lantas mengapa moral mereka bisa sebegitu hancurnya? Jawabannya adalah tidak memahami dan menjalankan ajaran islam secara kaffah. Jika mereka tahu bahwa membunuh binatang semena-mena saja dilarang oleh islam, mana mungkin sampai berani membunuh sesama manusia, apalagi sesama muslim. Jika mereka tahu bahwa islam melarang untuk mencuri dan menipu dan mereka menjalankan larangan itu, mana mungkin mereka berani melakukan korupsi. Sudah sangat jelas bagaimana islam menjelaskan bagaimana cirri-ciri yang dimiliki orang islam sesungguhnya. Jika ingin merasakan Indonesia yang damai sejahtera, maka yang harus dibenahi adalah moral bangsanya, bukan sekedar pendidikan belaka. Dan pendidikan moral yang sesungguhnya, yang komplit, dan yang diperintahkan oleh pencipta manusia adalah Islam. Setiap muslim wajib untuk belajar tentang agamanya. Dengan begitu pula kita akan mampu menjadi khalifah sesungguhnya di bumi sesuai tujuan diciptakannya kita didunia ini, yaitu menjadi rahmat bagi semesta alam.

Dalam kehidupan bermasyarakat yang memiliki kontirbusi sosial yang kompleks dimasa sekarang ini, adanya perbedaan khususnya dalam hal persepsi adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Upaya membangun persepsi positif tentang Islam di mata dunia akan sulit terwujud manakala paradigma keislaman tidak mengedepankan visi Islam Rahmatan Lil 'Alamin dalam membangun perdamaian dunia yang lebih hakiki. Akan tetapi banyak sekali penafsiran dan persepsi yang keliru mengenai konsep rahmatan lil'alamin itu sendiri. Mada dasarnya alam semesta secara umum telah mendapat manfaat dengan diutusnya Nabi Muhammad. Kemanfaatan yang dimaksudkan disini memiliki makna yang berbeda untuk subjek yang berbeda. Untuk orang mukmin yang mengikuti beliau, dapat meraih kemuliaan di dunia dan akhirat sekaligus. Akan tetapi untuk orang kafir yang memerangi beliau, manfaat yang mereka dapatkan adalah disegerakannya pembunuhan dan maut bagi mereka, itu lebih baik bagi mereka. Karena hidup mereka hanya akan menambah kepedihan adzab kelak di akhirat. Kebinasaan telah ditetapkan bagi mereka. Sehingga, jika dipercepatnya ajal lebih bermanfaat bagi mereka daripada hidup menetap dalam kekafiran. Sedangkan untuk orang kafir yang terikat perjanjian dengan beliau, manfaat bagi mereka adalah dibiarkan hidup didunia dalam perlindungan dan perjanjian. Mereka ini lebih sedikit keburukannya daripada orang kafir yang selalu memerangi Nabi Muhammad. Lain halnya untuk orang yang munafik, yang menampakkan iman secara zhahir saja, mereka mendapat manfaat berupa terjaganya darah, harta, keluarga dan kehormatan mereka. Mereka pun diperlakukan sebagaimana yang telah diperlakukan kaum muslimin yang lain dalam hukum waris dan hukum yang lain. Dan pada umat manusia setelah beliau diutus, Allah tidak memberikan adzab yang menyeluruh dari umat manusia di bumi. Kesimpulannya, semua manusia mendapat manfaat dari diutusnya Rasulullah.

Islam adalah rahmat bagi setiap umat manusia, namun orang yang beriman menerima rahmat ini dan mendapatkan manfaat ini di dunia dan di akhirat. Sedangkan orang kafir menolaknya. Sehingga bagi orang kafir, Islam tetap dikatakan rahmat bagi mereka, namun mereka enggan menerima. Sebagaimana jika dikatakan 'Ini adalah obat bagi si fulan yang sakit'. Andaikan fulan tidak meminumnya, obat tersebut tetaplah dikatakan obat". Kitab suci terakhir yaitu Al-Qur'an memberikan kesempatan bagi manusia untuk beristimbath (mengambil kesimpulan) terhadap hukum-hukum yang bersifat furu'iyah. Hal tersebut merupakan konsekuensi logis dari tuntutan dinamika kehidupannya. Begitu juga kesempatan untuk menemukan inovasi dalam hal sarana pelaksanaannya sesuai dengan tuntutan zaman dan kondisi kehidupan, yang semuanya itu tidak boleh bertentangan dengan ushul atau pokok-pokok ajaran yang permanen. Dari sini bisa kita pahami bahwaAl Quran itu benar-benar sempurna dalam ajarannya. Tidak ada satu pun masalah dalam kehidupan ini kecuali Al Quran telah memberikan petunjuk dan solusi. Allah berfirman, "Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan," (QS al-An'aam: 38). Dalam ayat lain berbunyi, "Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri," (QS an-Nahl: 89).

Islam sendiri sebagai penyempurna kehidupan manusia, di antara rahmat Islam adalah keberadaannya sebagai penyempurna kebutuhan manusia dalam tugasnya sebagai seorang khalifah di muka bumi ini. Rahmat Islam adalah meningkatkan dan melengkapi kebutuhan manusia agar menjadi lebih sempurna, bukan membatasi potensi manusia. Islam tidak pernah mematikan potensi manusia, Islam juga tidak pernah mengharamkan manusia untuk menikmati hasil karyanya dalam bentuk kebaikan-kebaikan dunia. "Katakanlah: 'Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hambaNya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?" (QS al-A`raf: 32). Islam memberi petunjuk mana yang baik dan mana yang buruk, sedang manusia sering tidak mengetahuinya. "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui," (QS al-Baqarah: 216).

Jalan untuk kebaikan, rahmat dalam Islam juga bisa berupa ajarannya yang berisi jalan/cara mencapai kehidupan yang lebih baik, dunia dan akhirat. Hanya kebanyakan manusia memandang jalan Islam tersebut memiliki beban yang berat, seperti kewajiban sholat dan zakat, kewajiban amar ma'ruf nahi munkar, kewajiban memakai jilbab bagi wanita dewasa, dan sebagainya. Akan tetapi, sekarang ini banyak yang salah kaprah dalam memaknai rahmatan lil 'alamin tersebut. Sehingga menimbulkan banyak kesalahan dalam praktek beragama bahkan dalam hal yang sangat fundamental, yaitu dalam masalah aqidah, misalnya memboleh-bolehkan ucapan natal dari seorang Muslim terhadap umat Nasrani atau bersifat permisive terhadap ajaran sesat yang tetap mengaku Islam. Dan yang paling parah ada sebagian kalangan yang menggunakan Ayat ke 107 dari Surat Al-Anbiya yang untuk melakukan justifikasi terhadap hal-hal yang jauh sekali menyimpang dari makna rahmatan lil'alamin itu sendiri. Seperti, mengajak untuk berkasih sayang kepada orang kafir, tidak perlu membenci mereka, mengikuti acara-acara mereka, enggan menyebut mereka kafir, atau bahkan menyerukan bahwa semua agama sama dan benar. Atau membiarkan orang-orang meninggalkan shalat, membiarkan pelacuran merajalela, membiarkan wanita membuka aurat mereka di depan umum tanpa rasa malu, bahkan membiarkan praktek-praktek kemusyrikan dan enggan menasehati mereka karena khawatir para pelaku maksiat tersinggung hatinya jika dinasehati, kemudian berkata : "Islam kan rahmatan lil'alamin, penuh kasih sayang". Dan bahkan ada sebagian orang menyepelekan dan enggan mendakwahkan aqidah yang benar. Karena mereka menganggap mendakwahkan aqidah hanya akan memecah-belah ummat dan menimbulkan kebencian sehingga tidak sesuai dengan prinsip bahwa Islam adalah rahmatan lil 'alamin.

Sekali lagi perlu ditegaskan disini bahwa pengutusan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi Wa sallam menjadi rahmat karena beliau telah memberikan pencerahan kepada manusia yang awalnya dalam kejahilan dan memberikan hidayah kepada manusia yang awalnya berada dalam kesesatan berupa peribadatan kepada selain Allah, itulah makna rahmatan lil'alamin yang sesunggunya bukan sekedar mempersepsikan bahwa dengan adanya Islam maka otomatis akan tercipta suasana sosial yang sejuk, damai dan toleransi dimana saja Islam berada, apalagi sebagai mayoritas. Kalau memang ada kemungkaran, memang ada yang perlu diperangi dan perlu ada pedang yang terhunus dan perlu ada darah yang tertumpah, itu tidak menjadi masalah selama syariat Islam bisa tegak dimuka bumi. Tidak ada artinya damai di dunia tapi nelangsa di akhirat. Islam sebagai rahmat bagi alam semesta adalah tujuan bukan suatu proses. Artinya untuk menjadi rahmat bagi alam semesta bisa jadi umat Islam harus melalui beberapa ujian, kesulitan atau peperangan seperti yang telah terjadi di zaman Rasulullah Saw.

Rahmat dalam Islam adalah rahmat yang sesuai dengan kehendak Allah dan ajaran-Nya, baik berupa perintah atau larangan-Nya. Secara etimologis, Islam berarti patuh, tunduk, selamat, damai dan sejahtera, Secara Terminologi, Islam adalah tunduk dan patuh serta menyerah diri dengan sepenuh hati kepada Allah swt dengan mengakui segala kebesaran dan keagungannya disamping untuk melakukan suruhan dan meninggalkan larangan-Nya. Selain itu, Islam juga sebagai aturan dan cara hidup yang lengkap meliputi segala aspek sebuah kehidupan. Sedangkan rahmatan lil `alamin berarti alam semesta yang mencakup bumi beserta segala isinya. Maka yang dimaksud dengan Islam Rahmatan lil'alamin adalah Islam yang kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam.

Memang benar agama islam adalah agama rahmatan lil'alamin. Namun banyak orang yang salah kaprah dalam menafsirkannya. Sehingga banyak kesalahan dalam memahami praktek beragama bahkan dalam hal yang fundamental yaitu akidah. Permasalahan muncul ketika orang-orang menafsirkan ayat ini secara serampangan, bermodal pemahaman bahasa dan logika yang dangkal, atau berusaha memaksakan makna dari ayat agar sesuai dengan hawa nafsunya. Sebagian orang mengajak untuk berkasih sayang kepada orang kafir, tidak perlu membenci mereka, mengikuti acara-acara mereka, enggan menyebut mereka sebagai kafir, atau bahkan menyerukan bahwa semua agama sama dan benar. Kaum muslimin membiarkan orang-orang meninggalkan shalat, membiarkan pelacuran merajalela, membiarkan wanita membuka aurat mereka di depan umum bahkan membiarkan praktek-praktek kemusyrikan dan enggan menasehati mereka karena khawatir para pelaku maksiat tersinggung hatinya jika dinasehati, kemudian berkata: "Islam kan rahmatan lil'alamin, penuh kasih sayang".

Adalagi yang menggunakan ayat ini untuk melegalkan berbagai bentuk bid'ah, syirik dan khurafat. Karena mereka menganggap bentuk-bentuk penyimpangan tersebut adalah perbedaan pendapat yang harus ditoleransi sehingga merekapun berkata: "Biarkanlah kami dengan pemahaman kami, jangan mengusik kami, bukankah Islam rahmatan lil'alamin?". Dengan menggunakan ayat ini, ada juga sebagian orang menyepelekan dan enggan mendakwahkan aqidah yang benar. Karena mereka menganggap mendakwahkan aqidah hanya akan memecah-belah ummat dan menimbulkan kebencian sehingga tidak sesuai dengan prinsip bahwa Islam adalah rahmatan lil 'alamin. Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Tafsir Ibnul Qayyim berkata: "Pendapat yang lebih benar dalam menafsirkan ayat ini adalah bahwa rahmat disini bersifat umum. Dalam masalah ini, terdapat dua penafsiran: Pertama: Alam semesta secara umum mendapat manfaat dengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi Wa sallam. Kedua: Islam adalah rahmat bagi setiap manusia, namun orang yang beriman menerima rahmat ini dan mendapatkan manfaat di dunia dan di akhirat. Sedangkan orang kafir menolaknya.

Muhammad bin Ali Asy Syaukani dalam Fathul Qadir berkata: "Makna ayat ini adalah 'Tidaklah Kami mengutusmu, wahai Muhammad, dengan membawa hukum-hukum syariat, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia tanpa ada keadaan atau alasan khusus yang menjadi pengecualian'. Dengan kata lain, 'satu-satunya alasan Kami mengutusmu, wahai Muhammad, adalah sebagai rahmat yang luas. Karena kami mengutusmu dengan membawa sesuatu yang menjadi sebab kebahagiaan di akhirat. "Muhammad bin Jarir Ath Thabari dalam Tafsir Ath Thabari berk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun