Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Ansori
Muhammad Yusuf Ansori Mohon Tunggu... Petani - Mari berkontribusi untuk negeri.

Bertani, Beternak, Menulis dan Menggambar Menjadi Keseharian

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kenapa Aku Hidup di Indonesia?

6 April 2021   17:27 Diperbarui: 6 April 2021   17:37 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Pertanyaan itu belum bisa saya jawab. Kalaupun ada, tidak sanggup memuaskan rasa penasaran. Atau, lebih tepatnya rasa kekecewaan.

Saya tidak pernah pesan hidup di negeri ini. Secara sadar saya merasa kecewa akan apa yang ada di depan mata. Hati pun terlalu lelah untuk terus memperhatikan ketidaknyamanan yang mengganggu perasaan.

Semakin saya tahu kondisi negeri ini, justru semakin sulit mengenali sisi baik negeri ini. Saya pun jadi bertanya-tanya, kenapa saya harus dilahirkan di sini? Suatu negeri yang dipenuhi manusia-manusia yang tidak tahu diri.

Manusia-manusia yang dikaruniai keindahan alam tetapi tidak sanggup menjaganya. Manusia-manusia yang tidak tahu bagaimana caranya bersyukur. Sungai jernih pun berubah menjadi kotor dan bau. Hutan yang lebat digunduli demi memenuhi birahi materi.

Aku merasa dilempar begitu saja pada situasi yang tidak bisa kunikmati. Orang bilang tanah kita ini tanah surga, itu tinggal cerita. Tongkat dan kayu jadi tanaman sekedar penglipur lara belaka. Realitanya, sampah ada dimana-mana.

Saya jadi bertanya-tanya, kenapa orang Indonesia begini. Setahu saya, mereka getol menjalankan perintah agama. Saya kembali bertanya-tanya, agama seperti apa yang mereka anut? Apakah agamanya memerintahkan mereka untuk membuang sampah sembarangan, termasuk di rumah ibadah?

Sejarah mencatat jika negeri ini pernah dijajah. Darah pun mengalir demi sebuah kemerdekaan. Apakah kemerdekaan yang dimaksud adalah kebebasan untuk merusak apa yang telah ada sesuai kehendak? Kemerdekaan untuk menentukan nasib sendiri, mungkin maksudnya menentukan nasibnya menjadi lebih ngeri.

Kalau bicara Indonesia, banyak yang bangga dengan alamnya yang indah. Padahal, negeri lain pun alamnya indah. Padang pasir di Arabia pun bisa dibilang indah, kalau tidak ada sampah. Lalu, kita masih bangga dengan laut yang dipenuhi sampah.

***

Semakin banyak tahu tentang seluk beluk negeri ini, justru semakin sering mengelus dada. Kok begini?

Lalu, pada akhirnya bertanya kembali pada diri sendiri. Adakah maksud Tuhan melemparkanku ke negeri ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun