Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Ansori
Muhammad Yusuf Ansori Mohon Tunggu... Petani - Mari berkontribusi untuk negeri.

Bertani, Beternak, Menulis dan Menggambar Menjadi Keseharian

Selanjutnya

Tutup

Money

Bertahan di Desa Kala Ekonomi Merana

28 Agustus 2020   06:12 Diperbarui: 28 Agustus 2020   07:18 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga Bali yang menanam sayuran setelah sektor pariwisata matisuri (bbc.com).

Sistem ekonomi yang serba tradisional, untuk suatu saat, dianggap ketinggalan zaman dan menghambat kemajuan. Tapi, dikala pandemi menjadi sarana untuk sekedar bertahan hidup di muka bumi.

***

Masalah finansial menghinggapi banyak orang, termasuk kami yang hidup di pedesaan. Hanya saja, ketika kami tidak memegang uang bukan berarti sama dengan tidak makan. Berbeda dengan saudara-saudara di perkotaan, tidak ada uang di tangan sama dengan tidak punya makanan.

Saya tahu kondisi ini ketika memperhatikan tayangan televisi. Ketika pandemi melanda negeri, pemutusan hubungan kerja banyak terjadi. Pengusaha kekurangan pendapatan bahkan banyak yang berhenti beroperasi.

Situasi ini seperti sebuah anyaman yang saling berkaitan. Ketika ada satu helai tali yang terputus maka anyaman menjadi tidak kuat bahkan koyak.

Saat situasi serba sulit seperti ini, sekedar bertahan hidup menjadi pilihan utama. Kami di desa bisa saja sekedar mencari sesuap nasi _dalam arti harfiah_ tanpa banyak terpengaruh oleh kemelut para investor di ibu kota. Jika resesi benar-benar terjadi, maka alam ini masih memberikan kontribusi bagi dunia yang serba tidak pasti.

Saya menyaksikan tayangan di RCTI tentang perdagangan barter ala warga kepulauan Alor, NTT. Penentuan harga benar-benar ditentukan oleh warga hari itu juga. Tidak dipengaruhi spekulan di Jakarta. Ikan kakap merah saja masih murah karena dibarter dengan beberapa ikat singkong.

Sektor pariwisata yang sempat matisuri di Bali, memaksa beberapa warga kembali ke desa dan menanam sayuran padahal itu sudah lama sekali tidak dilakukan (bbc.com).

Sektor-sektor subsisten malah menjadi penolong karena kerapuhan sistem ekonomi yang mengandalkan konsumsi. Memang, urusan pertumbuhan ekonomi sangat lambat dalam ekonomi tradisional.

 Tetapi, sebagaimana kata James Bond dalam film Skyfall, kalau yang manual sulit dikendalikan oleh sistem yang serba digital. Hal yang serba natural tidak bisa digantikan oleh hal serba virtual. Apalagi, sekedar ekonomi di dunia khayal ..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun