Menjadi muslim di Indonesia artinya menjadi bagian dari mayoritas pengisi negeri ini. Menjadi muslim di Indonesia artinya menjadi pihak yang diberi tanggungjawab untuk mengurus negeri. Ketika menjadi pengurus, maka semua aspek harus diurus termasuk saudaranya yang minoritas.
Idealnya, mengurus negeri ini bukan hanya membicarakan si mayoritas tetapi tentu saja membicarakan si minoritas. Kalau mengurus, ya seperti pengurus suatu panti asuhan, tidak boleh pilih kasih karena itu bagian dari tanggungjawabnya.
Maaf, jika saya terlalu sederhana menganalogikan posisi ummat Islam di negeri ini. Karena menurut saya, Islam di sini bukan hanya mewarnai negeri tetapi menjadi pemikul tanggungjawab kemajuan negeri. Muslim di sini bukan hanya banyak secara statistik tetapi menjadi banyak secara peran serta membangun negeri.
Ketika sudah punya tanggungjawab maka seharusnya mengayomi. Seperti 5 saudara lelaki yang mengayomi 1 orang saudara perempuan. Maka si perempuan akan merasa dilindungi oleh saudara-saudaranya. Hidupnya merasa aman dan nyaman.
Bila masih ada yang menganggap bahwa mayoritas punya kesempatan untuk menindas, maka itu pikiran picik zaman penjajahan. Jika berpikir mayoritas harus selalu "didahulukan", maka jangan aneh timbul sikap arogan.
Mengayomi akan timbul dari rasa saling menghargai dan rasa menyayangi. Apabila masih ada benci maka tidak usah berharap mayoritas akan memiliki harga diri. Justru, jumlah yang mayoritas akan selalu dituding sebagai sarana melindungi diri dari rendahnya kualitas.
Jika sebagai mayoritas memiliki rasa mengayomi, maka seharusnya dia tidak membebani. Si besar bukan malah menyusahkan si kecil.
Idealnya yang mayoritas mempengaruhi corak budaya negeri bukan malah menjatuhkan citra diri. Apabila membicarakan hal-hal negatif maka akan ditimpakan pada si mayoritas. Begitupun membicarakan hal positif. Kita tinggal memilih mana yang akan ditonjolkan.