Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Ansori
Muhammad Yusuf Ansori Mohon Tunggu... Petani - Mari berkontribusi untuk negeri.

Bertani, Beternak, Menulis dan Menggambar Menjadi Keseharian

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pejabat DKI Mengundurkan Diri Ketika Disoroti, Ada Apa Ini?

3 November 2019   08:34 Diperbarui: 3 November 2019   12:49 833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua pejabat dinas DKI Jakarta mengundurkan diri di saat pembahasan rencana anggarannya sedang jadi bahan perbincangan. Ada apa ya?

Aduuh...seru juga memperhatikan drama anggaran Ibu Kota ini. Pejabatnya kok serentak mengundurkan diri disaat ada kehebohan di sana-sini. Orang-orang kan bisa mempersepsikan apa saja melihat kejadian ini.

Saya tidak menyangka kalau "drama anggaran" ini ternyata punya plot cerita yang lumayan mengejutkan.  Saya pikir sekenario akan berkutat antara Pak Gubernur dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Manakah yang antagonis dan mana yang protagonis, silakan menilainya sendiri...

Ternyata, tokoh utama punya kemelut tersendiri. Konflik dalam kehidupan si tokoh utama  ditambah lebih dramatis lagi ketika orang terdekatnya malah mengundurkan diri dari pentas.

Pak Anies, ditinggalkan oleh Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bappeda)  dan Dinas Pariwisata DKI Jakarta ditengah suasana sedang 'panas-panasnya'. Ibaratnya, perang baru saja dimulai ternyata  2 "panglima" lari dari medan peperangan. Si Raja nampaknya kaget, heran dan marah.
Sebagaimana diberitakan,  Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta Sri Mahendra Satria Wirawan mengundurkan diri dari jabatannya. Dia menyusul Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Edy Junaedi yang juga mundur dari jabatan. (Kompas, 2/11).

Momen yang (Tidak) Tepat

Kalau  ada kejadian begini, yang heran bukan hanya Pak Anies . Saya pun malah bertanya-tanya, sebenarnya ada apa dalam tubuh kantor gubernuran ibu kota tercinta ini? Apakah anda juga merasakan hal yang sama?

Saya mah yang tidak paham masalah komunikasi politik, hanya mengira-ngira. Walaupun tidak ingin disebut "suudzon", tapi prasangka buruk itu suka ada saja.

Bagaimana tidak berprasangka buruk, ketika masalah uang sedang dipertanyakan kok ada yang mengundurkan diri seakan tidak mau bertanggung jawab pada kemelut yang sedang ada. Hei, Anda malah mengurangi kepercayaan rakyat pada pejabat!

Drama pengunduran diri ini nampaknya bukan pada momen yang tepat. Atau, malah memang momen yang tepat?

Kita yang menyaksikan di sini bisa menafsirkan macam-macam. Saya malah menafsirkan kalau ini bukan hanya masalah ketidakmampuan bekerja, tetapi nampak seperti tidak mau ikut campur terlalu jauh.

(Bukan) Sikap Kesatria

Apakah para pejabat ini "ketakutan" diseret lebih jauh lagi? Atau, ini sebagai "sikap kesatria" ketika dianggap tidak bisa bekerja?

Aduuh, apakah demi citra _yang ternyata bisa ditafsirkan berbeda_ kedua pejabat Ibu Kota ini malah mengundurkan diri?

Kalau sikap kesatria yang ingin ditampilkan, bukan hanya sekedar mundur. Pejabat mundur itu kalau "hasilnya" belum terlihat nyata. Ini kan baru tahap rencana, kok malah mundur? Apalagi hal yang disoroti masalah uang. Jangan-jangan pejabat kita ini memang benar-benar bingung bagaimana merencanakan, ya apalagi melaksanakan ...
...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun