Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Ansori
Muhammad Yusuf Ansori Mohon Tunggu... Petani - Mari berkontribusi untuk negeri.

Bertani, Beternak, Menulis dan Menggambar Menjadi Keseharian

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lebih Baik Mengidolakan Tokoh Superhero

21 Juli 2019   06:33 Diperbarui: 21 Juli 2019   06:43 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: divertone.com

Mengidolakan seseorang sangat mungkin mendatangkan kekecewaan. Begitupun para pendukung Prabowo, banyak yang kecewa karena arah politiknya tidak sesuai dengan keinginan sebagian pendukung.

***

Sebagai sosok yang diidolakan, Prabowo Subianto memiliki magnet tersendiri untuk menarik hati sebagian rakyat Indonesia. Kebaikan-kebaikannya dijadikan acuan dan alasan jika dia layak dijadikan idola.

Para pengagum Prabowo seakan menutupmata pada kekurangan-kekurangannya. Pembelaan menjadi bagian dari kehidupan keseharian. Tiada hari tanpa pembelaan.

Hal yang lumrah saja sih. Namanya juga fans berat. Tidak heran kalau pembelaan bisa dianggap berlebihan karena sudah mempertaruhkan keimanan.

Di linimasa orang berdebat, mencaci, memaki dan mengumpat demi membela sang idola. Memuja sang idola dengan memasang fotonya sebagai foto profil media sosial sebagai wujud 'kesetiaan'. Apabila ada cela, seakan si pencela benar-benar bersalah dan harus dipersalahkan.

Ketika Prabowo Sang Idola Membuat Kecewa

Ada saja hal yang membuat kecewa apabila orang yang diidolakan perilaku atau jalan hidupnya tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Mendambakan kesempurnaan dari manusia memang tidak akan pernah bisa.

Dulunya begitu, ketika sang idola masih dianggap layak sebagai pujaan (masih mending tidak dipuja). Awalnya sang idola dianggap layaknya manusia pilihan Tuhan untuk menebarkan kebaikan di muka bumi (hampir mendekati Imam Mahdi).

Tetapi itu dulu, ketika sang idola belum membuat kecewa.

Apabila sang idola membuat kecewa, maka sebaliknya tuduhan tak beralasan dilayangkan. Pengkhianatan, ketidakjelasan dan banyak lagi lontaran disematkan. Dulu dipuja, sekarang dicela.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun