[caption id="attachment_379048" align="aligncenter" width="786" caption="Para Petani yang berhasil dievakuasi dari lokasi longsor di Wih Cabang Pegasing Aceh Tengah."][/caption]
Hujan lebat yang turun sejak Jumat siang (17/4/2015) di Kabupaten Aceh Tengah menyebabkan sejumlah ruas jalan tertimbun longsor, serta dua jembatan putus. Peristiwa longsor dan banjir tersebut terjadi pukul 17.00 WIB sore itu, setelah wilayah Aceh Tengah diguyur hujan selama tiga jam lebih. Intensitas curah hujan pada Jumat sore itu cukup tinggi, mencapai 99 mm yang tergolong diatas normal.
Badan jalan yang tertimpa longsor lebih dari sepuluh titik, menyebabkan ruas jalan yang menghubungkan Takengon ke Kabupaten Nagan Raya putus total. Diantara tanah longsor itu, puluhan kenderaan terjebak disana, sehingga para pengemudi dan penumpang harus menginap didalam mobilnya.
“Saya terjebak ditengah hujan lebat dan tanah longsor. Malam itu sangat mencekam dan menakutkan. Gemuruh bunyi air tanah longsor dari atas bukit terdengar sangat jelas,” ungkap Zulkarnaen, Sabtu (18/4/2015) di lokasi longsor.
Siang tadi, warga Takengon itu baru berhasil keluar dari jebakan tanah longsor dengan berjalan kaki. Sampai saat ini, mobilnya dan sejumlah kenderaan lain belum berhasil dievakuasi dari lokasi itu.
Tragisnya, bencana longsor itu juga mengurung 43 orang yang sedang memanen kopi di Wih Cabang dan Bate Meluk yang termasuk dalam wilayah Desa Pepalang, Kecamatan Pegasing. Kawasan itu cukup terpencil, tanpa sinyal telepon seluler dan tanpa listrik.
“Informasi keberadaan warga yang terkurung itu baru diketahui tengah malam tadi, setelah salah seorang keluarga mereka melapor kepada petugas BPBD yang sedang membersihkan longsoran disana,” jelas Jauhari ST, Kepala BPBD Aceh Tengah.
Mengingat lokasi itu sangat gelap dan jalan menuju ke lokasi cukup licin, tambah Jauhari, evakuasi tidak mungkin dilakukan malam itu. Pagi tadi, dengan menggunakan dua unit motor trail, Satgas Respon Cepat BPBD Aceh Tengah mulai mengevakuasi ke-43 warga tersebut, dan sekitar pukul 14.30 WIB semua warga berhasil dievakuasi ke tempat yang aman.
Dari penuturan warga Wih Cabang yang berhasil dievakuasi, menceritakan suasana mencekam ketika hujan lebat melanda ladang mereka. Ditengah hujan itu, mereka mendengar bunyi dentuman sangat keras, seperti sebuah ledakan. Pasca dentuman itu, permukaan tanah serasa bergetar, kemudian diikuti oleh longsoran tanah dari tebing-tebing bukit.
[caption id="attachment_379051" align="aligncenter" width="640" caption="Tanaman kopi warga di Desa Pepalang yang terbawa bersama tanah longsor"]
Permukaan jalan setapak, satu-satunya jalan keluar dari sana tertutup total. Mereka terkurung ditengah hujan lebat yang tak kunjung reda sampai pagi esoknya. “Saya sudah tua, saya pasrah menghadapi kondisi malam itu. Cucu ini yang saya khawatirkan keselamatannya,” kata seorang nenek sambil menepuk pundak cucunya. INI VIDEONYA.
Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin, yang mendengar langsung curahan hati (curhat) warga yang telah dievakuasi itu bertanya, “apakah malam dan pagi tadi ibu-ibu sempat menanak nasi?” Warga itu mengatakan bahwa mereka masih memiliki stok beras dan ikan asin. Malam itu mereka masih sempat masak, termasuk untuk sarapan pagi. Sedangkan siang tadi, Pemda Aceh Tengah telah menyiapkan nasi bungkus untuk makan siang mereka.
“Ke-43 warga itu telah kami antar ke desanya masing-masing. Besok pagi, kami akan melanjutkan pembersihan tanah longsor di ruas jalan itu,” pungkas Jauhari ST.
[caption id="attachment_379050" align="aligncenter" width="640" caption="Proses pembersihan longsor yang harus dilanjutkan esok hari."]
