Mohon tunggu...
Humaniora

Hari Sumpah Pemuda Refleksi Karakter Pemuda

29 Oktober 2018   04:20 Diperbarui: 29 Oktober 2018   07:23 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


Hari Sumpah Pemuda merupakan hari dimana pemuda digandrungi akan semangat persatuan dan kesatuan terhadap bangsa dan negara.

Momentum sumpah pemuda tidak lepas dari sejarah panjang awal peradaban nusantara yang memiliki cita cita menyatukan sebuah negeri.

Berawal dari revolusi Prancis kemudian menyebar hingga ke pelosok dunia menjadi bukti pemantik kebangkitan pemuda dalam mewujudkan cita cita menghapus penjajahan di atas dunia karena tidak sesuai dengan peri kemanusian dan peri keadilan.

Sehingga pada tanggal 28 Oktober 1928 bukti ikhtiar panjang pemuda untuk berjuang mewujudkan cita - cita kemerdekaan dengan menyatukan simbol bahasa, bangsa dan tanah air.

Setelah masa berganti masa, pergantian beberapa kali sistem pemerintahan dari presidensil hingga reformasi. Pemuda lagi lagi tidak lepas dari sejarah panjang. Dengan perkembangan yang begitu pesat dan kompetisi yang kian ketat. Pemuda di pacu untuk terus bergerak bagai lokomotif yang hanya berhenti sejenak ke stasiun lalu bergegas ke stasiun yang lainnya.

Di era millenial, pemuda di tuntut untuk cepat dan tangkas. Agar di anggap mampu dan kuat mengimbangi perkembangan jaman. Walau tak sekuat kelihatannya, pemuda selalu punya alasan untuk terus bergerak.

Dengan modal komitmen untuk terus bergerak dan sedikit nekat. Pemuda kembali di tuntut untuk terus bergerak, baik dalam peran di masyarakt maupun komunitasnya.

Tidak sedikit Pemuda yang geram dengan kondisi pemerintah atau sekedar ikut ikutan, memilih terjun langsung berjuang menjadi seorang legislator untuk tugas peran yang lebih mulia. Semua untuk mengimbangi gerak tuntutan zaman.

Tidak hanya terjun ingin menjadi seorang legislator, tidak sedikit pula pemuda ikut lowongan asn agar nantinya dapat menjadi pelayan masyarakat. Semoga nantinya betul melayani masyarakat. Tapi bukan hanya itu, hampir di setiap bidang maupun tatanan masyarakat pemuda ada dan masih terus bergerak.

Maka, tak heran jika pemuda di sebut sebut sebagai di titik episentrum kebangkitan bangsa. Seperti pesan bung Karno "janganlah mewarisi abu Sumpah Pemuda tapi warisilah api Sumpah Pemuda"

Karena kalau hanya sekedar mewarisi abu maka kita akan berpuas dgn kesatuan bahasa , bangsa dan tanah air yang ada. Bkn itu ! Bung Karno memiliki pesan mendalam agar kobaran nyala api sumpah pemuda terus menyala demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun