Mengajar, Andaikata muridku tinggal satu, akan tetap kuajar yang satu itu sama dengan seribu. Kalaupun yang satu inipun tidak ada, aku akan mengajar Dunia dengan Pena. (KH. Imam Zarkasyi)
Sedikit Intermezo,
Ketika Kejadian Jepang dijatuhi bom atom di Hiroshima dan Nagasaki 1945, Kaisar Hirohito mengumpulkan semua jendral masih hidup yang tersisa, dan menanyakan kepada mereka "Berapa jumlah guru yang tersisa?"
Para jendral pun bingung mendengar pertanyaan Kaisar Hirohito dan menegaskan kepada Kaisar bahwa mereka masih bisa menyelamatkan dan melindungi Kaisar walau tanpa guru.Â
Namun, Kaisar Hirohito kembali berkata, "Kita telah jatuh, karena kita tidak belajar. Kita kuat dalam senjata dan strategi perang. Tapi kita tidak tahu bagaimana mencetak bom yang sedahsyat itu. Kalau kita semua tidak bisa belajar bagaimana kita akan mengejar mereka? Maka kumpulkan sejumlah guru yang masih tersisa di seluruh pelosok kerajaan ini, karena sekarang kepada mereka kita akan bertumpu, bukan kepada kekuatan pasukan."Â
Nasehat dari (Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A.) kepada Para Guru :
"Materi Pembelajaran adalah sesuatu yang penting, tetapi metode pembelajaran jauh lebih penting daripada materi pembelajaran"
"Metode pembelajaran adalah sesuatu yang penting, tetapi guru jauh lebih penting daripada metode pembelajaran"
"Guru adalah sesuatu yang penting, tetapi jiwa guru jauh lebih penting dari seorang guru".
Jadi, Jiwa (Ruh) Guru jauh lebih penting dari Seorang Guru Tersebut !
Cara membangun jiwa adalah dengan meningkatkan kedekatan kita kepada Allah ( ). Dengan melakukan amalan-amalan wajib, ditambah dan disempurnakan dengan amalan-amalan sunnnah.
Setiap kita adalah Guru, maka kita harus berusaha,,
1. Mengajarlah dengan 'jiwa'.
2. Niat ikhlas dalam mengajar,
3. Membimbing dan mendidik murid,
4. Ikhlas dalam menasehati,
5. Disiplin ketika mengajar,
6. Berakhlak baik kepada murid,
7. Mendoakan mereka disetiap selesai sholat kita atau bahkan mendoakan mereka di sepertiga malam-malam kita.