Mohon tunggu...
Muhammad Syafiq Helmi
Muhammad Syafiq Helmi Mohon Tunggu... Wiraswasta - COO Shafwah Group and Student of Paramadina University

Success is Journey, Not the Destinition, So Dont Be Busy ! Just Be Productive !

Selanjutnya

Tutup

Money

How Company be Sustain in Pandemic Era?

17 November 2020   23:13 Diperbarui: 17 November 2020   23:58 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Perusahaan yang akan bertahan dan unggul dengan berkepanjangan (Sustained Competitive Advantage) dimasa pandemic maupun dimasa apapun harus melakukan langkah-langkah dibawah ini :

  • Perusahaan harus menerapkan dan memiliki kapabilitas yang dinamis (Dynamic Capability) sehingga perusahaan selalu dapat beradaptasi dengan mudah dalam lingkungan eksternal (kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi,pesaing,wabah,dll) yang cepat sekali berubah (rapid changing), dan lingkungan internal (staff karyawan,pelanggan,produk).

  • Perusahaan harus melakukan penekanan efisiensi dan efektif dalam pengeluaran dan sumberdaya tetapi dengan hasil output yang maksimal dan produktif, contohnya perusahaan property pengerjaan tukang yang membangun rumah harus memaksimalkan kinerja dan materialnya, jika tukang bermalas-malasan perusahaan akan mengganti tukang yang mampu maksimal.

  • Perusahaan harus lebih melek teknologi, di era industry 4.0 perpindahan era yang sangat signifikan, maka bagi perusahaan yang tidak melangkah dalam teknologi cepat atau lambat akan tertinggal dari pesaing-pesaing lainnya, apalagi momen pendemic ini, momen yang sangat tepat untuk mengintregasikan bisnis dengan teknologi digital yang tidak terbatas ruang dan waktu.

  • Perusahaan harus lebih Innovatif dan Proaktif, ini waktunya perusahaan menjemput bola tidak ada waktu lagi untuk menunggu, kita bisa belajar dari salah satu perusahaan besar didunia yaitu Pizzahut dengan jiwa proaktif dan innovative mereka sekarang turun dengan outlet-outlet kecil pinggir jalan untuk menjemput bola di berbagai lini daerah-daerah diseluruh Indonesia. Maka tidak ada kata malu dan gengsi untuk lebih innovative dan proaktif dalam menjemput bola.

  • Dan sebenarnya ini waktunya perusahaan untuk menyalip dilapangan (Hermawan Kertajaya) pada segmennya masing-masing, berkaca dengan naiknya brand pesawat Lion pada tahun 2000an, yang mana krisis ekonomi terjadi pada tahun 1998 dan sejak itu Owner Lion masih berstatus perusahaan Biro Perjalanan Wisata, dimulai dari sewa pesawat-pesawat dari perusahaan yang menurun sampai bisa memiliki pesawat sendiri dengan penerbangan domestik yang ekonomis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun