Mohon tunggu...
Money

Jadilah Orang Kaya!

4 Februari 2018   11:59 Diperbarui: 4 Februari 2018   12:42 1210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanpa disadari, sedari kita kecil dulu kita sering disuguhkan pertanyaan pemicu motivasi untuk menjadi seorang yang kaya, berharta banyak saat dewasa nanti.

"Anak-anak, coba jawab kalo besar nanti mau jadi apa?"

Pertanyaan seperti ini seperti sebuah sugesti dari para orang tua khususnya guru di sekolah dasar kepada anak-anak untuk menjadi sesuatu yang 'besar' saat mereka dewasa nanti, yang pada hakikatnya justru kekayaanlah yang ingin di capai oleh anak-anak mereka. Impian ini merupakan dambaan setiap orang tua; ingin anaknya sukses memiliki penghasilan yang besar, tinggal di rumah yang mewah, makan makanan bergizi dan lezat setiap hari, memiliki tabungan yang banyak, kendaraan yang beragam dan fasilitas yang nyaman.

Mereka yang kaya umumnya memiliki satu sifat yang luar biasa; mandiri, tidak bergantung kepada orang lain. Jika kita berbicara diluar konteks berbisnis, mereka yang kaya akan jarang sekali bergantung kepada orang lain, justru orang lain lah yang bergantung pada mereka yang kaya. Karena pada prinsipnya, orang yang kaya ini bisa melakukan hampir segala sesuatu; ya, dunia dikendalikan oleh uang. Itulah kenapa memiliki banyak uang sangat begitu penting sekarang ini.

Namun, ada yang lebih penting ketimbang memiliki harta yang banyak dan hidupnya menjadi mandiri yaitu menjadi bermanfaat. Banyak orang kaya yang sukses membangun kekayaannya bahkan dari nol, tapi hanya sedikit yang bermanfaat untuk orang lain. Kebermanfaatan inilah seharusnya terpikir oleh orang-orang untuk menjadi kaya, atau bahkan setelah seseorang berhasil menjadi kaya. Karena nilai kebaikan yang didapatkan sungguh tak ada bandingam jika seseorang menjadi bermanfaat untuk orang lain dengan melalui kekayaannya sendiri.

Mungkin sudah banyak tulisan atau artikel yang menjelaskan secara panjang lebar dan secara detail bagaimana menjadi kaya, apa yang harus dilakukan untuk menjadi kaya, kiat-kiat sukses menjadi kaya, bagaimana mengembangkan bisnis secara cepat, mendapatkan untung yang besar dengan modal yang sedikit dan sebagainya. 

Tapi mirisnya, kebanyakan artikel atau tulisan seperti itu yang hanya mengarahkan pembaca untuk memperkaya diri sendiri dan terus memupuk kekayaannya untuk mencapai kebahagiaan semu. Kebanyakan, tidak memberikan gambaran apa lagi yang bisa dilakukan dengan memiliki harta untuk mencapai kebahagiaan yang nyata.

Pada akhirnya, pembaca dituntut untuk bekerja keras seumur hidupnya. Mereka dituntut untuk menyisihkan waktu berharga mereka, menjaga harta mereka dari kehabisan. Menjaga diri mereka dari kemiskinan yang akan membuat mereka merasa sangat tertekan dan sangat menderita. Ujung-ujungnya, mereka stress bekerja seluruh hidupnya memberikan diri mereka pada waktu seutuhnya demi menjaga eksistensi harta mereka dari kekurangan. Itulah dampaknya jika mereka hanya memandang suatu fungsi dan urgensi dari memiliki harta yang banyak, mereka tidak menyadari bahwa mereka dapat melakukan hal lebih dari memiliki harta yang banyak.

The Power of Money

Baik kita kenalan dulu dengan uang. Uang sudah dikenal sejak dari dulu sebagai alat transaksi yang sah dan menggantikan sistem transaksi barter. Dengan ditemukannya uang, manusia sudah selangkah lebih maju. Manusia memiliki sebuah simbol kekuatan ekonomi baru yaitu uang. Kekuatan ekonomi kita pun ditentukan oleh seberapa banyak uang yang dapat kita hasilkan dan dapat dimiliki dan dibelanjakan. Semakin banyak transaski yang kita lakukan, semakin kuat kekuatan ekonomi kita.

Bahkan uang menjadi suatu kebanggaan bagi seorang manusia. Uang menentukan strata sesorang di masyarakat. Uang juga menentukan seberapa pengaruhnya seseorang di mata masyarakat. Dalam berdakwah misalnya, realistis saja, orang-orang berdakwah yang memiliki kontribusi lebih dalam hal finansial biasanya lebih didengarkan himbauan-himbauannya dan pesannya. Karena pada dasarnya selain ingin mendapatkan nasihat, orang juga ingin mendapatkan suatu 'materi' berupa uang.

Yang perlu dipahami dari sini adalah Islam tidak mengajarkan untuk 'mata duitan', dikit-dikit butuh uang, harus kaya dsb tapi memang begitulah fakta dilapangan. Jika kontribusimu ingin diperhatikan, maka kontribusilah dulu dalam finansial. Islam ingin mengarahkan pemeluknya agar memiliki tempat di masyarakat, dan salah satu caranya adalah memiliki strata sosial yang tinggi dalam hal finansialnya. Islam tidak mengajarkan materialisis, tapi realistis.

Uang Membuatmu Bahagia

Kemudian bahagia adalah salah satu nilai penting dalam kehidupan manusia. Banyak yang ingin mencapai nilai krusial ini, namun hanya sedikit yang benar-benar menyentuh nilai ini. Faktornya banyak. Salah satunya adalah kita kurang memahami diri kita sendiri, akibatnya kita tidak tahu apa yang benar-benar membuat kita bahagia.

Uang adalah salah satu faktor yang membuat kita bahagia, karena dengan memiliki uang kita dapat memiliki hampir semua yang kita inginkan. Meskipun beberapa mengatakan bahwa bahagia tidak mesti dengan uang, saya kurang sepakat. Karena bagaimanapun untuk bahagia, sedikit banyaknya kita memerlukan keterlibatan uang didalamnya.

Ketika kita melihat rekan kita memiliki baju yang lebih bagus, jam tangan yang lebih bagus apakah kita tidak ada sedikitpun rasa untuk memiliki itu semua? Apakah ketika kita melewati rumah yang nyaman nan besar, tidak terbesit dipikiran kita untuk bisa memiliki dan tinggal didalamnya? Alangkah indahnya jika kita dapat memiliki itu semua dengan uang yang kita miliki dan kita merasakan puas bahagia ketika kita mampu memilikinya. 

Namun, jika tidak apakah kita masih merasakan bahagia dengan dalih bersabar dan bersyukur? Sampai kapan kita akan bersabar dan hanya memelototi barang super wah itu dengan bersabar? Saya kira bersyukur dan berserah hampir sama, sama-sama terdapat sedikit perasaan "ah, aku cukup dengan ini semua" tanpa perjuangan lebih.

Ketika kita lelah dengan rutinitas kita dan ingin pergi berlibur ke suatu tempat, kita akan pergi ke suatu tempat untuk berlibur. Lihat, untuk mendapatkan kesenangan kita memerlukan akomodasi dsb untuk pergi ke tempat yang kita inginkan. Apabila kita tidak kaya, apa yang bisa kita lakukan? Merenung? Mengurung beban pikiran dalam kepala kita?

Uang dibutuhkan dalam beribadah

Jika kita menelisik lebih dalam lagi, dalam beribadah kita juga dituntut untuk memiliki uang yang banyak. Kita temukan di rukun Islam, yang pertama syahadat tidak membutuhkan uang. Kedua shalat juga masih tidak. Ketiga puasa juga tidak butuh banyak uang. Namun mulai dari rukun keempat sampai kelima, zakat dan haji hampir tidak mungkin tidak membutuhkan uang yang banyak, meskipun rukun ini kita diberikan opsional jika mampu tapi apa kita tidak mau menjadi mampu dan bergerak mengalir seadanya dengan diberikan opsional ini? Apa mau kita hanya menjadi hambanya yang biasa dihadapan Allah, bersaing mendapatkan surganya dengan jutaan orang yang memiliki usaha lebih?

Meskipun demikian, bukan berarti rukun kedua ketiga kita tidak membutuhkan uang sama sekali. Tak mau kah kita beribadah kepada Allah dalam keadaan dimanjakan oleh harta-harta kita yang banyak? Bukankah kita umat pilihannya yang diberikan sumber daya yang banyak, hanya tinggal mengolah dan berusaha saja. Itu berarti uang tidak harus selalu dipandang sebagai simbol ketamakan dan simbol kerakusan manusia. Justru banyak hal yang dapat dilakukan jika kita memiliki banyak uang tentunya diniatkan untuk kebermanfaatan diri dalam ibadah dan umat.

Kemudian yang selanjutnya menarik dibahas adalah seberapa kuat komitmen kita untuk kaya dengan belajar mengatur harta kekayaan kita untuk suatu kebermanfaatan. Jika kita sudah tahu seberapa penting kita kaya dalam hal kontribusi kita terhadap agama, maka setelah itu adalah bagaimana kita menyusun strategi yang hebat untuk mencapai posisi itu. Termasuk didalamnya apa saja persiapan kita sedari sekarang untuk menjemput kekayaan itu. Allah SWT sudah memberikan semuanya, pikiran yang hebat tenaga yang kuat untuk menjemput kekayaan itu yang sudah dituangkan dalam surah al-Jumu'ah ayat 10:

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.

Mari Susun Rumus Kayamu

Rumus untuk menjadi kaya tidaklah sulit. Dibutuhkan kerja keras yang ulet, kemandirian, dan kreatifitas dalam mengerjakan sesuatu. Itu yang selalu kita temukan diberbagai artikel, panduan maupun nasihat dari berbagai buku atau artikel. Namun, itu termasuk ikhtiar kita dalam bentuk tindakan dan yang terlihat. Ada faktor kesuksesan lainnya yang mampu mendatangkan rezeki yang berlimpah.

Yang pertama, Sholat Dhuha. Ekspresikan rasa syukurmu yang paling dalam terhadap Allah dengan sebaik-baiknya salah satunya melalui waktu Dhuha. Dengan sholat Dhuha berarti kita mensyukuri atas karunianya Allah kita mendapat tubuh yang bugar, sendi yang bagus. Karena menurut Rasulullah SAW sendi kita yang berjumlah 360 sendi harus diberi 'nutrisi' setiap hari, salah satunya bisa dilakukan dengan melaksanakan sholat Dhuha. Dan jika kita bersyukur, Allah akan menambah berkah dan membukakan pintu datangnya rezeki sebesar-besarnya.

Kedua, Bersedekah.Harta yang disedekahkan tidak akan berkurang, itu janji Allah. Sirkulasi pembagian rezeki itu sangat mengagumkan, tak ada yang tahu pasti kenapa rezeki yang disedekahkan tidak akan berkurang karena dalam hal ini logika manusia sedikit tidak berlaku. Percayalah hanya dengan janji Allah.

Ketiga, jangan makan harta haram.Salah satu yang terpenting kemudian adalah rasa jujur yang tertanam. Bahkan Rasulullah sendiri menghimbau keras umat Islam agar menghindari harta yang haram, sekalipun jumlahnya sangat banyak; muslim sejati harus bisa menahan nafsu ini. Karena dampak yang ditimbulkan dari harta haram ini seperti Domino Effect, dampaknya akan selalu nyata dan sulit untuk dicari ujungnya sehingga dampaknya akan selalu ada.

Keempat, perbanyaklah Berdzikir.Jika kita mengejar dunia, maka dunialah yang akan mengikuti kita. Namun, jika kita berfokus pada amalan akhirat selagi mengerjakan amalan dunia maka kita akan terus diberi kemudahan dunia dan akhirat sekaligus. Maka itu, seimbangkan amalan dunia dan akhirat kita kemudian kita akan dapat keduanya.

Jika kemudian kita dapat berkomitmen dan bekerja keras dalam mendapatkan harta yang banyak dengan niat sebagai kebermanfaatan untuk diri sendiri dan masyarakat, maka pertolongan Allah dekat. Berilah ruang dunia kita untuk Allah, maka Allah akan memberikan dunia dan seisinya untuk kita karena sejatinya itulah bentuk rasa sayang Allah kepada kita. Jangan sekalipun kita bersombong diri karena sombong hanya akan mendatangkan kehancuran kepada diri kita. Dan jadilah muslim yang kaya, semoga kekayaan itu akan membawa kita lebih mudah jalan menuju surgaNya. Wallahu A'lam bish-Shawab.

Mohammad Sulthan Alif Utama
Palembang, 5 Januari 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun