Mohon tunggu...
Muhammad Satria Ayubkhan
Muhammad Satria Ayubkhan Mohon Tunggu... Konsultan - Senior It Consultant

Suka dengan perkembangan teknologi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta yang Tak Tergoyahkan Jejak Keadilan di Antara Duka dan Harapan

3 Mei 2023   09:40 Diperbarui: 3 Mei 2023   09:43 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi hari di kota Banjarmasin terasa begitu menyenangkan, udara segar dari aliran sungai membuat matahari terlihat indah ketika bersinar di atas kota. Itu adalah pagi yang istimewa bagi Jaka, seorang seniman muda yang telah lama mencintai seorang gadis dari jauh.

Gadis itu bernama Siti, dia adalah seorang penari di kelompok tari tradisional yang sangat terkenal di kota Banjarmasin. Jaka telah menontonnya menari selama bertahun-tahun dan telah jatuh cinta padanya sejak pertama kali melihatnya menari di sebuah acara di desa terdekat.

Hari ini, kelompok tari itu akan tampil di sebuah festival seni di tengah kota, dan Jaka berharap bisa melihat Siti menari sekali lagi. Dia memutuskan untuk membuat lukisan Siti selama dia menari, sehingga dia bisa memiliki kenangan indah tentang gadis itu selamanya.

Jaka tiba di lokasi acara tepat waktu dan melihat kelompok tari itu sedang bersiap-siap untuk tampil. Dia mencari Siti di antara penari lainnya, dan akhirnya melihatnya di sisi panggung. Dia terlihat sangat cantik dengan pakaian tradisionalnya dan rambutnya yang panjang terurai di belakang punggungnya.

Tak lama kemudian, musik mulai dimainkan dan kelompok tari itu mulai menari. Siti berada di tengah-tengah, dan gerakan-gerakannya begitu anggun dan indah sehingga Jaka benar-benar terpesona. Dia mulai melukis Siti dengan hatinya, mencoba menangkap setiap gerakan dan ekspresi di wajahnya.

Setelah pertunjukan selesai, Jaka berusaha untuk menemui Siti dan memberikan lukisannya sebagai hadiah. Namun, dia terkejut ketika melihat seorang pria yang tidak dikenal menghampiri Siti dan memberikan buket bunga kepadanya.

Jaka merasa cemburu dan kecewa, tapi dia masih berani menghadapi Siti dan memberikan lukisannya. Siti sangat terkesan dengan lukisan itu dan memeluk Jaka erat-erat. Dia kemudian menjelaskan bahwa pria yang memberikan bunga kepadanya adalah teman lama keluarganya yang datang untuk melihat pertunjukan.

Siti juga mengakui bahwa dia telah mengetahui perasaan Jaka selama ini, tapi dia tidak pernah berani mengatakannya karena dia tidak ingin merusak persahabatan mereka. Namun, setelah melihat lukisan itu, dia tahu bahwa Jaka sangat mencintainya dan dia merasa sama.

Akhirnya, Jaka dan Siti berjalan-jalan bersama di kota Banjarmasin, menikmati udara segar dan keindahan kota. Mereka merasa sangat bahagia bersama, dan mereka tahu bahwa mereka telah menemukan cinta sejati dalam diri masing-masing.

Saat Jaka dan Siti sedang menikmati perjalanan di sepanjang aliran Sungai Barito, tiba-tiba terdengar suara ledakan yang sangat keras. Mereka segera menyadari bahwa itu adalah ledakan dari sebuah kapal yang sedang melintas di sebelah mereka.

Mereka melihat ke arah kapal dan melihat api yang berkobar dan asap yang hitam mengepul keluar. Mereka segera menyadari bahwa kapal itu sedang mengalami kecelakaan dan ada orang-orang yang membutuhkan pertolongan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun