Mohon tunggu...
M. Saiful Kalam
M. Saiful Kalam Mohon Tunggu... Penulis - Sarjana Ekonomi

Calon pengamat dan analis handal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kelemahan Sistem Perlombaan

9 Agustus 2022   11:12 Diperbarui: 9 Agustus 2022   11:18 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kelemahan Sistem Perlombaan

By: M. Saiful Kalam

Juara itu pada dasarnya ada masanya. Seorang juara 1 olimpiade matematika 2020, pasti akan ada pemenang yang lebih hebat di tahun berikutnya.

Kelemahan orang juara yaitu ketika merasa dirinya sudah paling hebat dan berada di puncak, kemudian memutuskan untuk berhenti berproses. Padahal, ada ribuan orang yang belajar tanpa henti dan akhirnya si juara tersebut bisa kalah.

Pengalaman penulis saat mengikuti quiz di situs quizizz, ternyata juara 1 bahkan tiap detik itu silih berganti. Jika tidak menggunakan strategi yang baik, yang awalnya juara 1 (disaat soal selesai jalan), bisa tergeser ke bawah sendiri.

Memang benar pernyataan bahwa "Musuh terbesar kita adalah diri kita sendiri." Yang berarti, seorang bisa juara bukan karena mengalahkan orang lain, melainkan bisa mengalahkan dirinya sendiri.

Kalau mau ditimbang dan diadu, misal ada anak SMA dengan prestasi juara 1 olimpiade matematika kemudian berhenti sekolah, dengan Profesor Matematika Murni, lebih hebat mana? Sudah tentu prosefor dengan melihat secara sekilas.

Mungkin pada SMA, si professor di Matematika biasa saja dan tidak pernah juara. Akan tetapi dengan tambahan sekolah 4 tahun di sarjana, 2 hahun di magister, 3 tahun di doctoral, dan pengalaman penelitian dan penemuan sebagai syarat mendapatkan gelar Profesor (ingat, gelat profesor tidak ada kuliahnya) (total 9 tahun), maka tentu dalam 9 tahun sekian, ada ilmu bertambah yang ia pelajari.

Nah, ketika seseorang mendapatkan label juara, yang perlu diingat adalah tidak ada yang namanya proses itu berhenti. Ketika proses itu berhenti, maka tunggulah orang lain yang akan menyalib dan merebut gelar juaramu.

Anak kecil dan muda Indonesia tidak perlu dibantah adalah generasi cerdas dan mendunia. Bisa dilihat berita-berita yang bertebaran di media social, berapa banyak generasi muda Indonesia yang mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.

Tentu kita tidak membantah seorang juara itu belajarnya juga mati-matian ketimbang orang lain. Belajar dari pagi hingga malam adalah hal yang wajar dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun