Mohon tunggu...
M. Saiful Kalam
M. Saiful Kalam Mohon Tunggu... Penulis - Sarjana Ekonomi

Calon pengamat dan analis handal

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jadi Manajer, Haruskah Galak?

22 Oktober 2021   15:39 Diperbarui: 22 November 2021   23:49 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bekerja di balik meja memang melelahkan dan memiliki kejenuhan tersendiri di otak. Kalau bekerja dilapangan, Anda sekalinya capek ya cukup isitrahat dengan membaringkan ke kasur, selesai sudah. 

Tetapi bagi orang yang bekerja di balik meja, sudah pasti harus memikirkan kebijakan baik di tingkat lokal maupun pusat agar gimana caranya perusahaan bisa mendapatkan sesuatu yang terbaik dari kinerja karyawannya.

Maka, sudah menjadi tidak jarang ditemui kalau top manajemen yang ingin 'melampiaskan emosi' dengan memarahi bawahannya. Meski secara yuridis dan SOP perusahaan tidak melanggar, tetapi kalau top manajer marah, tidak ada yang bakal sanggup melawan dan menyalahkan. Ibaratnya ya santai-santai saja, memang priviligenya seperti itu. 

Tapi kalau keseringan, bisa-bisa ia mendapatkan cap sebagai manajer yang emosian. Kalau Anda menjadi manager pusat, sebaiknya jangan keseringan untuk melampiaskan emosi ya. Karmanya bisa-bisa kembali lagi ke Anda.

By: M. Saiful Kalam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun