Lalu, kalau kasarannya kata, apa sih fungsinya dari marahnya seorang manajer atau top manajemen? Kalau melihat dari pengalaman teman penulis dan pandangan penulis sendiri, galaknya seorang manajer itu memiliki 3 fungsi, yaitu untuk mengingatkan, membentuk mental, emosi semata. Penjelasannya adalah sebagai berikut;
Pertama, untuk mengingatkan
Seorang pelajar yang melakukan bolos pelajaran, maka sanksi apa yang ia dapat? Tentu ia mendapatkan surat peringatan dan orang tuanya didatangkan.Â
Kalau iamasih sering saja masih melanggar, tentu ia akan dikeluarkan secara tidak hormat oleh sekolah. Begitu pula dengan di pekerjaan, analoginya sama.
Jika seorang low dan middle manajemen dapet gertakan atau manajernya menggebrak-gebrak meja, sudah barang tentu itu adalah peringatan. Kalau tidak insaf dan berbenah, bisa-bisa keesokan harinya ia dipecat begitu saja.
Kedua, membentuk mental
Jujur saja, kalau Anda menjabat minimal sebagai leader, sudah tentu pekerjaanya beralih dari yang semula bekerja di lapangan menjadi di balik meja.Â
Maksudnya, memang sudah wajar kalau seorang low manajemen itu suka memerintah bawahannya, kodratnya seperti itu. Akan tetapi, kalau low manajemen itu terkesan menunjukkan sikap bos (berbeda dengan sikap leader), maka siap-siap tidak ada yang mau percaya dan patuh untuk bekerja dengan Anda.
Kembali lagi ke pembahasan, metal dari seorang low manajemen berbeda dengan seroang karyawan. Â Kalau jadi karyawan biasa, Anda kalau mau ambil libur meski tugas kantor selesai, bisa jadi itu karena kemurahan hati dari leader Anda.Â
Maksudnya gimana, seorang leader itu sudah tentu memback up Anda (memberikan alasan dan perlindungan) agar dari top manajemen atau manajer pusat itu enggak sampai memecat Anda karena dicap sebagai 'karyawan yang seenaknya sendiri'. Jadi, mental dari seorang leader itu tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, namun ia juga memikirkan nasib bawahannya.
Ketiga, emosi semata