Mohon tunggu...
M. Saiful Kalam
M. Saiful Kalam Mohon Tunggu... Penulis - Sarjana Ekonomi

Calon pengamat dan analis handal

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jadi Manajer, Haruskah Galak?

22 Oktober 2021   15:39 Diperbarui: 22 November 2021   23:49 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Lalu, kalau kasarannya kata, apa sih fungsinya dari marahnya seorang manajer atau top manajemen? Kalau melihat dari pengalaman teman penulis dan pandangan penulis sendiri, galaknya seorang manajer itu memiliki 3 fungsi, yaitu untuk mengingatkan, membentuk mental, emosi semata. Penjelasannya adalah sebagai berikut;

Pertama, untuk mengingatkan

Seorang pelajar yang melakukan bolos pelajaran, maka sanksi apa yang ia dapat? Tentu ia mendapatkan surat peringatan dan orang tuanya didatangkan. 

Kalau iamasih sering saja masih melanggar, tentu ia akan dikeluarkan secara tidak hormat oleh sekolah. Begitu pula dengan di pekerjaan, analoginya sama.

Jika seorang low dan middle manajemen dapet gertakan atau manajernya menggebrak-gebrak meja, sudah barang tentu itu adalah peringatan. Kalau tidak insaf dan berbenah, bisa-bisa keesokan harinya ia dipecat begitu saja.

Kedua, membentuk mental

Jujur saja, kalau Anda menjabat minimal sebagai leader, sudah tentu pekerjaanya beralih dari yang semula bekerja di lapangan menjadi di balik meja. 

Maksudnya, memang sudah wajar kalau seorang low manajemen itu suka memerintah bawahannya, kodratnya seperti itu. Akan tetapi, kalau low manajemen itu terkesan menunjukkan sikap bos (berbeda dengan sikap leader), maka siap-siap tidak ada yang mau percaya dan patuh untuk bekerja dengan Anda.

Kembali lagi ke pembahasan, metal dari seorang low manajemen berbeda dengan seroang karyawan.  Kalau jadi karyawan biasa, Anda kalau mau ambil libur meski tugas kantor selesai, bisa jadi itu karena kemurahan hati dari leader Anda. 

Maksudnya gimana, seorang leader itu sudah tentu memback up Anda (memberikan alasan dan perlindungan) agar dari top manajemen atau manajer pusat itu enggak sampai memecat Anda karena dicap sebagai 'karyawan yang seenaknya sendiri'. Jadi, mental dari seorang leader itu tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, namun ia juga memikirkan nasib bawahannya.

Ketiga, emosi semata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun