Mohon tunggu...
M. Saiful Kalam
M. Saiful Kalam Mohon Tunggu... Penulis - Sarjana Ekonomi

Calon pengamat dan analis handal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apa Itu Tarikh?

24 September 2021   14:37 Diperbarui: 22 November 2021   11:14 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Referensi: kitab kuning

Kalau ilmu tarikh ini biasanya dijelaskan di madrasah, tepatnya pada mata pelajaran Seni Kebudayaan Islam. Sejarahnya Islam sendiri sudah pasti tidak terlepas dari sosok manusia paling mulai di bumi, yaitu baginda Rasulullah. 

Beliau-lah kalau bahasa kita adalah founding-father nya agama Islam. 

Baik, akan langsung kita bahas disini mengenai tarikh. Kalau berdasarkan waktunya, ilmu tarikh ini dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu sejarah sebelum Muhammad (seperti kisah Nabi Adam dan Hawa, kemudian Nabi lainnya, periode zaman pemerintahan Nabi Muhammad , lalu dilanjutkan oleh khilafah yang dipimpin oleh khulafaur rasyidin, kemudian dilanjut masa dinasti oleh tabiin, lalu tabiut tabi'in, hingga zaman sekarang. 

Kenapa ilmu tarikh ini juga penting untuk dipelajari? Sebab sejarah adalah bukti nyata bahwa perjuangan dan pengorbanan masa lalu para pembawa panji agama Islam. 

Dalam periode pemerintahan, tidak selalu berjalan mulus, dan itu memang kodratnya memang begitu. 

Misal pada konflik antara Muawiyah dan Sayyidina Ali. Itu beliau berdua kan sama-sama 'senior'-nya agama Islam dan punya pengaruh yang sama-sama kuat. 

Pemerintahan Khalifah Ali dianggap tidak bertanggung jawab atas pembunuhan Khalifah Usman. Di sisi lain, Muawiyah ingin mendirikan pemerintahan yang benar menurut syariah, pun Sayyidina Ali berpikir demikian. 

Terkadang, konflik itu muncul bukan karena perlawanan antara kebaikan dengan kejaharan. Bahkan Kebaikan bisa bermusuhan dengan kebaikan juga. Ya itu sifat alami manusia, selalu berbeda prinsip, tidak pernah bisa sepemahaman. 

Kalau belajar sosiologi atau psikologi (penulis lupa persisnya), di sana ada pernyataan menarik, bahwa manusia itu makhluk yang kompleks dan menarik. Manusia itu makhluk yang paling unik untuk diteliti dibandingkan makhluk hidup lainnya. 

 Kalau kata dalam ceramah Gus Baha, bahkan kebaikan manusia itu bisa merusak dunia. Contohnya, ketika kita memberikan sedekah banyak kepada orang miskin. 

Beliau berkata kalau itu akan menimbulkan sifat manja dan ketergantungan si miskin. Padahal apa yang dilakukan si kaya adalah kebaikan. Ya intinya, manusia itu serba salah, jadi jangan heran kalau tidak ada kebenaran yang hakiki dalam diri manusia. Pasti manusia itu punya kesalahan. Tapi ya wajar.

 Oke, kembali lagi ke topik pembahasan. Itu tadi adalah konflik antara Sayyidina Ali dengan Muawiyah. Lalu, apakah setelah Muawiyah berkuasa, masyarakat tenang dan damai. Tetap saja masalah itu ada. 

Masa pemerintahan tiap pemimpin itu memiliki ciri khas dan ibrah (pelajaran) yang mendalam. Maksudnya, dair sejarah, kita bisa belajar dari kegagalan supaya tidak terulanh kembali, dan belajar dari keberhasilan supaya bisa menirukan dan membuat versi terbaiknya.

by: M. Saiful Kalam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun