Mohon tunggu...
M. Saiful Kalam
M. Saiful Kalam Mohon Tunggu... Penulis - Sarjana Ekonomi

Calon pengamat dan analis handal

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Harga Diri, Seberapa Mahalnya Jika Dibeli?

15 September 2021   15:09 Diperbarui: 22 November 2021   12:42 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Referensi: pengalaman pribadi

Kalau biasanya beras sekilo bisa dibeli dengan harga katakanlah 10 ribu. Itu berarti kan nilai mata uang 10 ribu sepadan dengan 1 kilo beras. Istilah matematikanya seperti ini, 1 kg beras=10.000 rupiah.

Nah, kalau harga diri lantas bagaimana? Sebelum ke pembahasan lebih lanjut, seperti biasa penulis akan memberikan sebuah sedikit pengantar. Ya tujuannya supaya maksud penulis tersampaikan seutuhnya. 

Baik, pernah mendengar berita orang tua yang menjual anaknya (21 Maret 2021). Disinyalir, si ayah (usianya 30-an) tersebut menjual anak gadisnya untuk kebutuhan sehari-hari dan melunasi utang (baca kompas.com). 

Alasan yang lain karena ternyata profesi si orang tuanya adalah pemulung dan memiliki 7 anak. Sebuah tangung jawab yang besar bagi sebuah orang tua supaya bagaimana caranya bisa menghidupi semua anaknya dengan baik.

Kalau sekilas, memang tidak mudah untuk melakukan hal tersebut. Dan saya pun tidak bisa membayangkan apabila berada di posisi yang sama. 

Dan saya juga mempunya dugaan, si anak yang dijual (usia 15) itu seperti legawa/menerima dengan keputusan orang tuanya. Mungkin si anak juga ingin membantu kedua orang tuanya agar kebutuhan hidup sehari-hari mereka tercukupi. 

Lalu jalan terakhirnya adalah menjual harga dirinya ke orang lain. Alias jadi budak. Padahal, perbudakan sendiri suatu hal yang dilarang oleh agama. Karena, semua manusia itu memiliki kesempatan yang sama untuk hidup. 

Budak adalah contoh seseorang yang sudah tidak memiliki harga diri. Bagaimana tidak? Kalau kita menjadi budak, ya mau tidak mau harus menuruti perintah dari majikan. Bahkan untuk disuruh hal yang tertentangan dengan hati nurani pun, harus ia lakukan. Ya karena ia budak. 

Budak itu tidak bisa berpendapat dan melawan kehendak majikan. Berbeda dengan konsep pemimpin dan anggota. Kalau pemimpin memberikan perintah yang salah dan bertentangan, maka anggota wajib mengingatkan dan tidak perlu melakukan perintah tersebut. 

Juga, anggota sendiri masih memiliki harga diri. Orang kalau harga dirinya sudah diusik dan diinjak, maka hanya ada satu kata, lawan. Sebab, jika dibiarkan itu berarti kita dianggap setuju dan membenarkan perilaku yang menginjak harga diri kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun