Mohon tunggu...
M. Saiful Kalam
M. Saiful Kalam Mohon Tunggu... Penulis - Sarjana Ekonomi

Calon pengamat dan analis handal

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pohon yang Enggak Ngapa-ngapain Aja Bermanfaat, Kita?

8 September 2021   16:24 Diperbarui: 22 November 2021   22:06 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Referensi: imajinasi penulis

Sering gak sih kalau kita berpikiran bahwa diri kita hidup di dunia ini seperti enggak ada gunanya. Kadangkali kita melirik kanan-kiri dan iri dengan keberhasilan orang terdekat kita, lalu kita iri dan insecure serta menyalahkan diri kita sendiri atas kegagalan kita. 

Eits, jangan salah ya. Meskipun sudah berusaha sekuat tenaga, tapi masih saja gagal dan kadang ingin menyerah, itu tidaklah salah. 

Tahukah Anda kalau ada yang lebih enggak ngapa-ngapain, tapi tetap membawa manfaat disekitar. Bahkan manfaatnya jauh lebih besar dan membawa perubahan yang besar juga kepada yang ada di sekelilingnya. Siapakah dia? Siapa lagi kalau bukan Pohon.

Pohon sendiri adalah satu dari tiga jenis makhluk hidup yang memiliki sifat diam/tidak bergerak. Berbeda dengan hewan yang masih dapat bergerak dan punya akal. 

Sangat berbeda juga dengan manusia yang bisa bergerak plus punya akal dan hati nurani. Makanya, seringkali Allah bilang kalau manusia itu makhuk ciptaan-Nya yang sempurna. 

Nah, yang jadi pertanyaa, mengapa makhluk sempurna seperti kita kenapa masih saja berpikiran kalau hidup di dunia kalau gagal itu enggak berguna. 

Bahkan ada beberapa dari kita yang memutuskan untuk bunuh diri, sebab banyaknya kegagalan yang ia alami. Negara dengan tingkat bunuh diri tertinggk di dunia dipegang oleh Korea Selatan. Dijelaskan bahwa 26 dari 100 ribu penduduk memutuskan bunuh diri karena depresi entah itu di sekolah ataupun pekerjaan (versi idntimes.com) 

Lalu pertanyaannya mengapa mereka melakukan hal yang ekstrem tersebut. Jawabannya satu, yaitu kurang bersyukur dan kurang plesir. 

Coba bayangkan seorang pejabat setingkat direksi mau untuk bunuh diri hanya karena target perusahaan yang tidak tercapai. Ya apalagi kalah bukan karena kurnag bersyukur. 

Coba deh, orang itu kalau beryukur walaupun dapet rezeki sedikit, ya ia senang-senang saja. Dipikir dengan bunuh diri masalah jadi hilang dan selesai. Justru tidak, malah masalah bertambah karena ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada Allah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun