Mohon tunggu...
MUHAMMAD RIKYSAPUTRA
MUHAMMAD RIKYSAPUTRA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN WALISONGO

Halo, saya Muhammad Riky Saputra mahasiswa Biologi UIN WALISONGO SEMARANG.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kampus Hijau Tanpa Polusi

16 Oktober 2022   00:39 Diperbarui: 16 Oktober 2022   00:40 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kata polusi sudah tidak asing bagi telinga kita, saat ini masalah global yang terus terjadi adalah polusi udara. Polusi merupakan suatu kondisi yang mengubah dari bentuk awal ke keadaan yang lebih buruk. Seiring perkembangan zaman, orang berlomba-lomba membuat inovasi salah satunya teknologi transportasi. Di samping pesatnya kemajuan teknologi transportasi yang memberi kemudahan dalam segala aktivitas, pastinya ada masalah baru yang timbul, dari global warming hingga masalah kesehatan akibat polusi udara. Banyak pula faktor penyebab polusi udara diantaranya asap limbah industri, kegiatan pertambangan dan asap transportasi bermotor yang merupakan faktor tertinggi penyebab polusi udara di Indonesia. Penelitian juga mengatakan bahwa penggunaan transportasi bermotor semakin lama semakin meningkat hingga menimbulkan kemacetan di jalan. Penggunaan transportasi bermotor yang berlebih menjadikan masalah yang cukup menyita perhatian.

Seperti yang diketahui, transportasi secara umum adalah kegiatan mengangkut maupun memindahkan sesuatu dari tempat yang satu ke tempat lain, maka kemanapun kita pergi, dimanapun kita berada mobil, motor, bus, truk dan alat transportasi bermotor lain sering dijumpai, hampir tidak ada jalanan yang kosong tanpa transportasi yang melintas. Dimasa sekarang kita seakan hampa bila hidup tanpa adanya transportasi, dilansir dari CNN Indonesia bahwa data peningkatan jumlah transportasi di Indonesia naik sekitar lima persen sejak dua tahun lalu. Pada tahun 2019, jumlah kendaraan naik bertambah 7.108.236 unit atau meningkat 5,3 persen menjadi 133.617.012 unit dari tahun sebelumnya sebanyak 126.508.776 unit. Jumlah kendaraan di tahun 2018 naik 5,9 persen dari tahun 2017 sejumlah 118.922.708 unit. Banyaknya pengguna transportasi pribadi menjadi persen tertinggi yang pastinya berdampak pada peningkatan polusi udara di Indonesia.

Data peningkatan polusi udara akibat asap transportasi menjadikan Indonesia sebagai negara dengan udara terburuk di Asia Tenggara, Data menuliskan bahwa kendaraan bermotor menyumbang 60 persen polusi udara di Indonesia. Ironisnya akibat dari penggunaan transportasi juga mengakibatkan tingginya penderita penyakit salah satunya gangguan pernapasan akibat buruknya udara di Indonesia, dan gobal warming atau pemanasan global tak tertolongkan karena udara disekitar sudah tercemar oleh zat-zat kimia atau yg bersifat negatif atau biologis lainnya yang sifatnya merusak, menipiskan lapisan ozon dan mengakibatkan pemanasan global tadi. Selain itu, polusi udara juga berdampak dan menciptakan masalah-masalah baru. CNN Indonesia memberitakan bahwa 60 persen pernyakit di Jakarta disebabkan oleh polusi udara. Karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO2) pada udara dari proses pembakaran mesin transportasi dengan jumlahnya yang sangat banyak mengakibatkan masalah pada kesehatan manusia bila terus menerus dihirup.

Kota-kota besar menjadi pemasok terbanyak polusi udara di dunia, karena kota telah menjadi pusat dalam segala kepentingan. Seperti saat ini orang dari desa yang bekerja di kota, dan para pelajar yang menimba ilmu di kota-kota besar menjadikan penumpukan penduduk dan penggunaan alat transportasi meningkat pesat. Volume kendaraan yang keluar masuk kota, terutama di kampus, tak terhitung berapa banyak jumlahnya.

Di Kampus, para mahasiswa yang telah memiliki surat izin megemudi (SIM) kebanyakan lebih memilih menggunakan transportasi pribadi mereka untuk menunjang aktivitasnya, dan memberi efisiensi waktu. Gaya hidup mengendarai kendaraan pribadi telah menjadi kebiasaan sebagian besar mahasiswa di kampus. Namun, tidak semua mahasiswa yang mengendarai kendaraan pribadi memiliki kepentingan yang mendesak, banyak mahasiswa yang mengendarai kendaraan di kampus hanya untuk bergaya dan gengsi untuk menaiki kendaraan umum, bahkan ada mahasiswa yang jarak antara tempat tinggal dan kampus tergolong dekat namun tetap memilih mengendarai kendaraan pribadinya. Tak masalah bila kendaraan pribadi para mahsiswa itu tidak menyebabkan polusi udara namun, kenyataannya kendaraan pribadi yang sering mereka gunakan adalah mobil dan motor, alhasil asap kendaraan bermotor dan polusi udara tidak dapat terhindarkan.

Tindakan mahasiswa menggunakan kendaraan bermotor pribadi untuk pergi ke kampus kurang bisa diterima. Selain meninggalkan asap dan menjadi polusi udara, kendaraan pribadi juga menyita banyak tempat untuk parkir, bahkan pepohonan ditebang dan dijadikan lahan parkir. Pohon yang sangat berguna untuk menegurangi polusi udara dan menambah pasokan oksigen di udara telah menipis, dan bila tiada lagi pohon maka sungguh buruk keadaan di lingkungan kampus, bahkan dapat menimbulkan banjir yang tak terbendung atau tanah longsor sewaktu-waktu bila tidak ada lagi daerah serapan. Bayangkan bila lingkungan kampus yang gersang tanpa pepohonan dan hanya menyisakan lahan parkir yang dipenuhi oleh kendaraan bermotor, ditambah sesaknya udara akibat asap kendaraan kemudian cuaca yang panas akibat peristiwa global warming. Tentu dengan buruknya lingkungan kampus yang penuh polusi, membuat orang yang beraktivitas disekitarnya merasa tidak nyaman.

Sudah sepatutnya mahasiswa memiliki kesadaran yang penuh untuk menjaga keasrian lingkungan terlebih kampus terletak di perkotaan yang tanpa sumbangan polutan udara dari dalam pun sudah cukup membuatnya kurang asri karena datangnya polutan dari luar. Seharusnya sebagai mahasiswa dapat mencari alternatif untuk mungurangi polusi udara dengan tindakan kecil seperti memilih membudayakan berjalan kaki dan mengganti kendaraan bermotor dengan kendaraan yang lebih ramah lingkungan misalnya sepeda, dengan bersepeda pula meningkatkan produktifitas dalam diri untuk berolahraga. Tidak hanya sepeda, penggunaan transportasi umum seperti bus dan angkot juga menjadi alternatif demi mengurangi penggunaan transportasi pribadi. Kemudian untuk memperbaiki udara yang buruk akibat asap kendaraan bermotor itu diharapkan mahasiswa memiliki semangat untuk melakukan penghijauan dengan menanam pohon. Pohon akan membersihkan udara dari polutan-polutan dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan kita hirup saat bernapas, pohon juga berperan dalam mengurangi efek rumah kaca yang disebabkan oleh gas-gas karbon dioksida dari asap kendaraan  bermotor yang digunakan para mahasiswa.

Untuk membudayakan aksi tersebut memanglah harus memiliki niat yang mantap dalam diri kemudian menggerakan usaha-usaha kecil demi memperbaiki lingkungan ini. Tentunya bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik di masa depan nanti hingga generasi mendatang, yang harus dimulai dari sekarang dengan sepenuh hati. Untuk mengajak dan menyadarkan lebih banyak orang mengurangi polusi udara dan efeknya, banyak sekali program cinta lingkungan yang diselenggarakan oleh organisasi sosial, pemerintah, dan bahkan instansi-instansi seperti sekolah atau kampus. Program yang diselenggarakan misalnya menjadi relawan kebersihan, mendaur ulang limbah agar tidak menjadi polusi, melakukan penghijauan, dan penggalangan dana bagi permukiman yang terdampak bencana akibat rusaknya lingkungan saat ini.

Selain mahasiswa, pihak kampus seharusnya juga memberlakukan kebijakan yang dapat membantu mengurangi polusi udara. Seperti di Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang yang merupakan salah satu kampus bertema Smart and Green Campus di Indonesia. Smart and Green Campus merupakan kampus yang ramah lingkungan dan berteknologi pintar.

Kampus dengan visi sebagai universitas Islam riset terdepan berbasis pada kesatuan ilmu pengetahuan untuk kemanusiaan dan peradaban pada tahun 2038 ini telah memberikan upaya untuk mengurangi polusi udara dengan menyediakan fasilitas sepeda dan sepeda listrik di area kampus yang dinamakan program Gowes (Go Bike). Adapula fasilitas Green Transportation berupa golf car di area kampus. Dan bagi para mahasiswa yang memilih berjalan kaki, UIN Walisongo Semarang telah membangun trotoar pada tiap sisi jalan khusus untuk para pejalan kaki, sehingga penggunaan kendaraan pribadi menurun dan  tidak ada lagi kendaraan pribadi yang menyita lahan parkir di kampus. Kemudian sebagai upaya memperbaiki udara dan meningkatkan oksigen di sekitar kampus, UIN Walisongo tak lupa mencanangkan program dan aksi penghijauan (Go Green) dengan kegiatan penanaman pohon pada lahan yang kosong di kampus, bahkan diluar kampus untuk menjadikan kampus hijau, rindang, sejuk udaranya, dan asri.

Dengan adanya fasilitas hingga program-program yang diberikan kampus sebagai perubahan-perubahan kecil secara berkelanjutan dan konsisten, diharapkan mahasiswa dapat memanfaatkan fasilitas tersebut dengan baik. Dan untuk membiasakan hal itu, kita harus memiliki niat yang mantap dalam diri untuk menggerakan usaha-usaha kecil demi memperbaiki lingkungan ini namun, bila tak anjak dimulai tidak akan mulai pula suatu perubahan itu. Lingkungan kampus yang sehat, udara yang bersih, dan suasana asri nan sejuk menjadikan para warga kampus semangat dalam menjalani aktivitas dengan nyaman, sehingga produktifitas pun meningkat. Tak ada lagi bising kendaraan bermotor, asap polusi di udara, dan lingkungan kembali asri itulah yang kita semua inginkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun