Boleh berargumentasi,
Tapi bukan dengan kebencian!
Silakan berdebat intuisi,
Demi firasat sebuah kebenaran!
Terima kasih pemerintah!
Demi lidah api yang menjilat,
Mata menerawang hatiku melihat;
Ada bara yang mengepul asap canda pun tersemat...
Seenaknya saja kau mempermainkan negeriku!
Menyebarkan kebohongan relaita,
Menyembunyikan kebenaran konstitusi negara,
O..., Indonesiaku, kau yang sedang tidak baik-baik saja...
O..., kepada para wakil rakyat...
Berjubah pemerintah yang sangat terhormat
Indah kami senandungkan sebuah aspirasi
Dengarkanlah kata-kata kami,
Bukan hanya negoisasi dengan partai koalisi!
Terima kasih pemerintah!
Â
Laksana isu secangkir kopi yang hangat,
Memijat alam ilusi penyimak sesat,
Dengan lumuran minyak liur lidah penjilat,
Ampun..., masyarakat menjelma semakin melarat...
Duhai... yang katamu negeri adil, makmur, sentosa
Kembalikan janji-janji yang memesona,
Kami butuh keadilan, bukan rayu propaganda!
Kembalikan kesejahteraan Indonesia...
O..., pengkhianat yang mendapat hidangan lezat...
Bagai membusuk petuah-petuah raja penasihat,
Kami di sini atas jalinan darah demokrasi
Menjemput keadilan seraya berpuisi...
Lalu musim hujan yang menantang hujat,
Tempiasnya bertiup angin kering di darat sampai lautan aksara lebat,
Dulu daun-daun kering bernuansa cokelat,
Kini, menghijau menyegarkan akal pikiran sehat...
O..., kepada para wakil rakyat...
Tapi, tetap saja hari ini akal sehatnya tersesat!
Gusar ke sana ke mari mencari nasihat
Kau tau besok hendak kiamat!
Mengapa dirimu belum jua bertobat...
Walau begitu, terima kasih pemerintah...
Atas segala kemeriahan kepentingan pejabatmu!
Kami mahasiswa perwakilan hati segala rakyat,
Kami ada dan terus berlipat ganda hebat,
Bersatu, bersuara; "inginkan Indonesia yang sehat!"
Â
Untuk Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Bekas,12 April 2022
By : Muhammad Rifqy Nur Fauzan