Mohon tunggu...
Muhammad Rifqi Hanif
Muhammad Rifqi Hanif Mohon Tunggu... Freelancer - Sesungguhnya Allah Memberimu Dunia Agar Engkau Mencari Akhirat Dengannya

Seorang pelajar sampai akhir hayat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pantai Padang Sebagai Sektor Pariwisata Andalan Kota Padang

3 Januari 2021   17:24 Diperbarui: 3 Januari 2021   21:03 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Padang (Sumber: https://pariwisata.padang.go.id/pantai-padang)

Indonesia merupakan negara mega-biodiversity dalam hal keanekaragaman hayati serta memiliki kawasan pantai yang sangat potensial untuk berbagai opsi pembangunan. Jumlah pulau yang sekitar 17.504 dan garis pantai sepanjang 108.000 km cukup untuk menggambarkan betapa besar dan luasnya wilayah pantai dan pesisir yang terdapat di negeri ini1.

Kota Padang merupakan salah satu kota yang terletak di pantai barat pulau Sumatera yang mana juga merupakan ibu kota dari provinsi Sumatera Barat. Kota Padang memiliki garis pantai sepanjang 68.126 km di daratan Sumatra. Selain itu juga terdapat 19 pulau-pulau kecil di antaranya Pulau Sikuai dengan luas 4,4 ha di Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Pulau Toran seluas 25 ha dan Pulau Pisang Gadang di Kecamatan Padang Selatan2. Dalam mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh Kota Padang (khususnya pada tulisan kali ini fokus membahas di wilayah pantai dan pesisir) pemerintah kota melakukan berbagai upaya untuk mampu menyejahterakan kehidupan masyarakatnya di antaranya adalah dengan cara menjadikan daerah Pantai Padang sebagai tempat pariwisata bagi para turis baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Jika menoleh kepada sejarah, ternyata sejak abad ke-19 Kota Padang telah menjadi Kota Pelabuhan yang mana dengannya telah mengalami pertumbuhan ekonomi cepat disebabkan karena tingginya permintaan kopi dari Amerika. pada tahun 1864 telah berdiri salah satu cabang Javaansche Bank yakni bank yang bertanggung jawab terhadap mata uang di Hindia Belanda serta telah mengikuti standar selaras dengan yang ada di negara Belanda. Seiring itu pula pada 1879 juga telah muncul bank simpan pinjam. Hal ini mencerminkan tingginya tingkat peredaran uang di kota ini 3. Selain itu, kota yang memiliki pabrik semen bernama PT. Semen Padang yang telah beroperasi sejak didirikan pada tahun 1910 hampir 63% dari produksinya4 (baik dalam bentuk zak maupun curah) didistribusikan melalui laut dengan memanfaatkan Pelabuhan Teluk Bayur (total produksi produksi PT. Semen Padang adalah 8.900.000 ton/tahun5). Sehingga akibat kegiatan ini semua, pelabuhan Teluk Bayur menjadi salah satu dari lima pelabuhan tersibuk yang ada di Indonesia pada era Perang Dunia II. Adapun sekarang, pelabuhan-pelabuhan yang ada di Kota Padang tetap berfungsi sebagai pintu gerbang arus keluar masuk barang ekspor-impor Sumatera Barat6.

Berangkat dari aktivitas di wilayah pesisir dan pantai di Kota Padang yang dari dulu sudah cukup padat, maka sepatutnya pemerintah kota memanfaatkan kondisi dengan segera berbenah untuk bisa menarik wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri, yaitu salah satunya dengan menjadikan Pantai Padang sebagai andalan tempat pariwisata. Dalam menjadikan Pantai Padang sebagai andalan objek wisata, tentunya ada banyak faktor yang perlu diperhatikan di antaranya adalah potensi alam, budaya, kuliner, sarana prasarana, dan peran masyarakat. Bersinerginya pemberdayaan antar faktor-faktor tersebut menjadikan tujuan Pantai Padang sebagai objek pariswisata akan tercapai.

Menurut penelitian7 didapatkan bahwasanya program pengembangan kawasan pariwisata Pantai Purus/ Pantai Padang yang dilakukan oleh Pemerintah Kota adalah dengan menggunakan konsep Natural Beach Experience yang mengacu kepada RIPPDA Kota Padang 2008-2017. Konsep ini bermakna bahwasanya pemerintah menjadikan objek wisata Pantai Padang dibuat sealamiah mungkin dengan menggunakan sumber daya yang ada. Hal ini tentunya perlu untuk ditinjau. Karena dengan menggunakan konsep ini seolah-olah pemerintah kota tidak terlalu memfokuskan pemberdayaan faktor budaya, kuliner, sarana prasarana, dan juga masyarakat. Padahal diketahui bersama bahwasanya Kota Padang merupakan kota yang kaya akan budaya dan kulinernya yang harusnya juga disertakan dalam menarik para wisatawan untuk datang ke Pantai Padang. Memang tidak dipungkiri kenyataannya telah dilakukan beberapa perbaikan pada sarana dan prasarana di Pantai Padang sekarang yaitu disediakannya area khusus parkir kendaraan, Monumen IORA yang sering dimanfaatkan untuk spot foto, Monumen Merpati Perdamaian tempat menikmati berbagai macam kuliner, dan area bermain anak8, namun tetap saja angka wisatawan yang paling banyak dari data lima tahun terakhir tercatat terjadi pada bulan Desember tahun 2017 dengan jumlah 8.568 wisatawan9. Jika dibandingkan dengan jumlah wisatawan yang datang ke Bali tercatat pada 5 tahun terakhir jumlah terbanyak di bulan Juli tahun 2018 dengan angka 624.36610. Sehingga bisa dibandingan jumlah wisatawan di Kota Padang masih sangat jauh dibandingkan dengan jumlah wisatawan yang ada di Kota Bali sebesar 73 kalinya. Hal ini harusnya menjadi perhatian bagi Pemerintah Kota karena masih tertinggal jauh di sektor pariwisata dengan Bali, sehingga perlu untuk meningkatkan daya tarik sektor-sektor pariwisata yang ada di Pantai Padang secara khususnya.

Ada banyak hal yang bisa dioptimalkan oleh Pemerintah Kota untuk menjadikan Pantai Padang sebagai daya tarik wisatawan datang seperti misalnya dengan meningkatkan sektor keamanan dan kebersihan, menambahkan sarana bermain anak dan keluarga yang lebih ramai dan kreatif, mengadakan pertunjukan budaya di Taman Budaya yang juga terletak di Pantai Padang, memfasilitasi para pebisnis kuliner untuk  menyajikan makanan-makanan khas daerah, menyediakan tempat khusus souvenir, dan masih banyak lagi. Tentunya semua hal ini tidak bisa diwujudkan oleh Pemerintah Kota sendiri, juga dibutuhkan peran dan andil dari masyarakat untuk berkontribusi meningkatkan sektor pariwisata di Pantai Padang.

Rujukan:

1. Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut. Menko Maritim Luncurkan Data Rujukan Wilayah Kelautan Indonesia. Published 2020. Accessed January 1, 2021. https://kkp.go.id/djprl/artikel/22986-menko-maritim-luncurkan-data-rujukan-wilayah-kelautan-indonesia

2. Wikipedia. Kota Padang. Published 2013. Accessed January 1, 2021. https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Padang

3. Kato T. Adat Minangkabau Dan Merantau Dalam Perspektif Sejarah. PT Balai Pustaka; 2005.

4. Kompas TL. Profil Daerah Kabupaten Dan Kota: Jilid 2. Kompas Media Nusantara; 2003.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun