Mohon tunggu...
Muhammad Reza Santirta
Muhammad Reza Santirta Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis adalah seni

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Terkurung Kota Mati

19 Maret 2020   23:28 Diperbarui: 20 Maret 2020   13:08 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Terkungkung | https://pixabay.com/

Malam kini menyemarakkan suasana kota. Titik-titik lampu memperindah suasana malam yang teduh. Beberapa penghuni balkon mulai menyiapkan alat-alat. Mulai dari DJ set, kursi biola, bahkan ada yang mendekorasi balkonnya jadi seperti taman kecil.

Wika takjub dengan kreativitas seni warga tersebut. Ia iri dengan negaranya yang semestinya bisa lebih kreatif dalam membuat karya seni. Di negara ini, hal kecil bisa dibuat menjadi karya seni oleh warganya yang menghargai keindahan.

Malam mulai bergemuruh. Musik DJ menyemaraki suasana kota. Sudah ada Armando dan Nendi di sebelah balkonnya. Apartemen ketiga orang itu letaknya bersebelahan sehingga bisa saling mengobrol. Tampak tawa canda diselingi suara musik DJ yang merobek malam.

Suara dering android di saku baju Wika bergetar. Pria itu langsung mengangkat telepon genggamnya. Ia dapat telepon dari pamannya.

“Iya, ada apa paman?”

“Ibu kamu lagi gawat.” Terdengar nada suara panik dari pamannya. Ada samar-samar suara ambulans.

“Gawat gimana maksudnya paman?”

“Ibu lagi dirawat di ICU. Kata dokter, ibu sudah sulit bernafas sehingga harus dibawa ke ruang isolasi.” Jawab paman Wika dengan nafas terburu.

Badan Wika seketika lemas. Telepon genggamnya jatuh dan tangannya terhuyung ke lantai. Tidak lama, ia limbung. Badannya terjatuh ke lantai balkon.

Armando dan Nendi panik melihat Wika yang sudah pingsan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun