Mohon tunggu...
Muhammad Reza Santirta
Muhammad Reza Santirta Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis adalah seni

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Penerapan Seni di Jurusan Sastra

1 Desember 2019   23:51 Diperbarui: 1 Desember 2019   23:58 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Seni menjadi sesuatu yang menimbulkan kesan terutama keindahan. Hal itu bisa ditemukan pada beberapa hasil ekspresi manusia. Beberapa diantaranya seperti gerak fisik, bahasa, gambar, bentuk, dan tingkah laku manusia.

Semua itu dapat diekspresikan pada hasil kreasi seperti seni tari, seni rupa, desain, sketsa, ilustrasi, arsitektur, sculpture, patung, clay modelling, mural, break dance, seni sastra, drama, suara, fotografi, dan lain-lain.

Pembicaraan ini wa bil khusus mengarah pada seni sastra. Mengapa hal ini dikhususkan? Kejadian ini sering dikeluhkan oleh mahasiswa sastra ataupun lulusan sastra yang merasakan dinamika perkuliahan di sana.

Sebagaimana jurusan seni pada umumnya, mereka diajarkan keterampilan disertai seperangkat teknis yang mendukungnya seperti matematika, geometri, ergonomi, olah tubuh (tarian), dan fisika. Semua itu untuk mendukung proses kreatif penciptaan suatu karya.

Hal ini akan sangat berbeda dengan kajian sastra yang lebih berorientasi pada nalar intelektual. Beberapa jurusan seni yang lainnya menekankan pada olah keterampilan yang diekspresikan secara fisik. Berbeda dengan seni bahasa yang dikaji dari nilai kebudayaan manusia.

Mahasiswa yang belajar di sana harus memahami konteks budaya pengarang serta masyarakat yang memengaruhinya. Selain itu, mahasiswa juga harus memahami konteks sosial dan budaya sebagai bagian dari ekspresi budaya manusia.

Kajiannya lebih mengarah pada kemampuan nalar sehingga mereka harus memahami teori sebagai seperangkat analisis. Kajian ini digunakan untuk membuat karya ilmiah yang berisi tentang penilaian maupun kritik sastra. Apresiasi sangat penting namun keterampilan bersastra juga jauh lebih penting.

Sastra sebagai ilmu dan karyanya sebagai produk seni. Konsekuensinya sebagai ilmu adalah pemahaman konsep-konsep tentang dunia kesusastraan yang berbeda dengan pembelajaran tentang kesenian. Sedangkan sebagai seni, difokuskan pada pembentuk keterampilan seni berbahasa.

Tulisan ini tidak dilakukan untuk mendiskreditkan jurusan sastra. Sebagai mahasiswa sastra yang sudah banyak menelan asam garam keilmuan yang penuh dengan teori, justru ilmu yang diterapkan bisa sangat bermanfaat untuk mempelajari seni dari sudut pandang yang berbeda. Kita bisa belajar tentang estetika dan penulisan kreatif sebagai mata kuliah kesenian.

Kita bisa memahami nilai keindahan yang terbentuk dalam karya sastra. Namun, apakah keindahan itu hanya dipahami semata? Tentu saja kesenian harus diciptakan ulang agar pemahaman seputar seni lebih meningkat.

Begitu juga penulisan kreatif atau proses kreatif. Kreativitas sebagai bagian dari kehidupan manusia sangat penting perannya dalam memberikan solusi atas masalah hidup. Manusia tidak bisa lepas dari setiap permasalahan hidup.

Apa ada manusia yang ingin tidak punya masalah? Masalah bisa terjadi kapan saja dan kreativitas menjadi sangat penting perannya dalam menyelesaikan masalah hidup. Sebab, Tuhan menciptakan akal dan pengetahuan pada diri manusia supaya tahu arah dan langkah yang dituju dalam menjalani hidup di dunia.

Kembali pada topik awal, bagaimana seni dibagun dalam jurusan sastra. Seni, sebagai hasil kreasi yang dibangun oleh ekspresi manusia, merupakan hal terpenting dalam memberikan kesan. Apabila tidak ada seni, maka hidup tidak akan bewarna. Begitu juga, bahasa memerlukan seni untuk memperindah kesan hidup manusia dan itu ada dalam kesusastraan.

Estetika bahasa terdapat dalam gaya bahasa yang dibangun. Pembuatan cerita dalam cerpen diperlukan adanya diksi dalam memilih kata yang dapat menggugah emosi pembaca. Hal inilah yang harus dipahami oleh civitas akademika yang perlu memahami sastra sebagai ilmu budaya.

Seni adalah sebuah aspek yang tidak lepas dari kebudayaan. Budaya merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh manusia untuk bertahan hidup. Di dalamnya, terdapat aspek kreativitas terutama dalam membentuk bahasa.

Seni sastra merupakan hasil ekspresi manusia dalam hal berbahasa. Objeknya tentu saja manusia sebagai makhluk yang berperasaan dalam membentuk nilai dan norma sosial. Hal itu dapat digambarkan dalam fakta sosial berupa karya sastra. Jadi, karya sastra adalah sketsa dari kehidupan manusia dengan mediumnya adalah bahasa.

Perlukah ditekankan nilai sosialnya semata tanpa mengindahkan aspek kreativitas? Bagaimana paradigmanya menurut seni? Nilai sosial dan budaya bukanlah sebuah ilmu saklek yang dipahami dengan seperangkat teori. Ilmu tersebut perlu dilihat sebagai kesenian dengan mengacu pada keterampilan retorika manusia dalam memandang kehidupan.

Sebagaimana teori mimesis yang menyatakan bahwa seni sebagai peniruan alam. Sastra sebagai seni, tentu objek yang dijadikan gambaran karya sastra adalah kehidupan masyarakat atau budaya yang melingkupinya. Maka dari itu, karya sastra dianggap unggul apabila pengarang mampu menilai secara kreatif kehidupan kehidupan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun