Mohon tunggu...
Muhammad Reyvanz Faizacky
Muhammad Reyvanz Faizacky Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNIVERSITAS ANDALAS

Book for life

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rating TV Vs Sport Safety : Etika Pihak TV dalam Tragedi Kanjuruhan

28 Mei 2023   12:57 Diperbarui: 28 Mei 2023   13:22 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada Sabtu malam tanggal 1 oktober 2023 di Stadion Kanjuruhan Malang dilaksanakan pertandingan sepak bola antara klub Arema FC melawan Persebaya Surabaya, sebagai lanjutan Liga 1 Indonesia Musim 2022-2023. Pertandingan ini disambut meriah dikarenakan rivalitas antara klub asal malang dengan klub surabaya tersebut. Hal ini ditambah karena diperbolehkannya kembali pertandingan dengan penonton yang sebelumnya dilarang buntut pandemi covid-19.  

Pada malam itu, Hasil pertandingan menunjukan kekalahan untuk Arema dengan skor 3-2. Pada malam itu penonton di stadion yang hanya berasal dari fans Arema saja merasa kecewa akan performa dan hasil yang ditunjukan tim kesayangan mereka itu, ditambah dengan fakta bahwa mereka tak pernah kalah oleh tim rival mereka di kandang selama 23 tahun.

Para suporter menunjukan rasa kekecewaaan mereka dengan cara turun kelapangan / “Pitch Invasion” dan mendatangi para staf dan pemain untuk meminta penjelasan dan tanggung jawab mereka. Beberapa oknum dari pihak suporter juga sempat ingin melakukan pemukulan terhadap kiper “Adilson Maringa”, namun berhasil diselamatkan oleh pihak keamanan stadion.

Akibat aksi tersebut, pihak polisi yang bertugas di stadion memutuskan untuk melakukan pembubaran massa di lapangan dan melemparkan beberapa kali gas air mata dengan tujuan membubarkan massa dari keributan dan kerusuhan yang terjadi. Namun sayangnya akibat aksi tersebut menimbulkan desakan kerumunan. Yang akhirnya menimbulkan 135 korban jiwa per tanggal 25 oktober 2022. 

Salah satu faktor yang menyebabkan terjadi tragedi ini dikarenakan pelaksanaan pertandingan yang dilakukan pada malam hari, yaitu pukul 20.00 WIB. Hal ini sebenarnya tidak sejalan dengan rekomendasi dari pihak Kapolres Malang yang menyarankan pertandingan dilaksanakan sore hari dengan alasan keamanan pertandingan. Namun diduga demi  Rating TV yang lebih tinggi jika dilaksanakan pada malam hari dibanding dilaksanakan pada sore hari.

Tentu ada beberapa alasan yang menyebabkan rawannya keamanan jika pertandingan dilaksanakan pada malam hari. Pertama, infrastruktur stadion yang belum memadai. Hal ini dapat kita lihat dari penerangan stadion yang kurang, serta jalur evakuasi yang tak terstruktur. Selanjutnya dikarenakan ‘crowd manajemen’ yang masih jelek dari pihak keamanan dan pihak pelaksana.Hal inilah yang menyebabkan rawannya pelaksanaan “match derby” tersebut pada malam hari.

Tapi jika kita memandang dari sudut pihak TV, apakah keputusan untuk melaksanakan pertandingan pada malam hari itu sudah benar ? Saya akan mencoba menelaah hal ini dengan teori etika.

Pertama, berdasarkan teori etika utilitarianisme yang menekankan kepada manfaat terbaik untuk banyak orang dan mengangkat derajat manusia. Jika kita telaah bahwa keputusan untuk melaksanakan pertandingan pada malam hari daripada sore hari ini terbukti akan berdampak negatif. Karena resiko yang diambil oleh pihak TV ini akan dapat membuat ketidakjelasan dan pemberhentian Liga 1 Indonesia musim 2022-2023 karena tentu korban jiwa yang ditimbulkan dari resiko tersebut akan membuat desakan-desakan untuk memberhentikan Liga 1. Pemberhentian Liga 1 ini akan membuat sponsor klub akan tersendat yang nantinya akan juga membuat tersendatnya gaji gaji staff dan pemain klub tersebut. Akibat selanjutnya adalah membuat pengusaha-pengusaha kecil-menengah yang bergantung dengan dihelatnya pertandingan Liga 1 juga akan tersendat.

Hal tentang kepercayaan terhadap negara pun juga terancam, pihak-pihak luar akan memandang bahwa sepakbola Indonesia memiliki pengelolaan dan pengaturan sepak bola yang jelek. Akibatnya pihak tersebut akan menjadi ragu untuk berinvestasi ke negara kita. Hal ini pun sudah dapat kita lihat dari dibatalkannya helatan hajatan sepakbola dunia, yaitu Piala Dunia U20. Salah satu faktor dibatalkan helatan tersebut pun dikarenakan pihak FIFA merasa Indonesia belum siap untuk menjamin keselamatan pemain dan suporter berkaca pada Tragedi Kanjuruhan yang terjadi 7 Bulan sebelum helatan tersebut dilaksanakan.

Selanjutnya, berdasarkan teori etika analisis biaya dan keuntungan, keputusan yang diambil oleh pihak tv dapat dibenarkan. Hal ini disebabkan biaya yang dikeluarkan oleh Pihak TV untuk membeli hak siar Liga 1 tidaklah murah, tentu untuk menghindari sebuah kerugian maka Pihak TV mencari cara untuk dapat mendapatkan keuntungan. 

Di dalam dunia Industri TV, keuntungan paling besar didapatkan dari iklan yang masuk. Biaya iklan akan semakin mahal jika berada di jam dimana banyaknya penonton dan di jam program yang mendapatkan rating tinggi. Jika menelaah dari hal tersebut, jika banding antara pelaksanaan pertandingan pada sore dan malam, maka pertandingan pada malam hari lah yang akan membuat keuntungan yang tinggi. Ditambah bahwa pertandingan tersebut merupakan “Big Match”, tentu akan menghasilkan keuntungan yang tinggi dampak dari exposure yang di dapat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun