Mohon tunggu...
Muhammad Rafly
Muhammad Rafly Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa SMAN 28

XI MIPA 1 Absen 23

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menemukan Kunci Kebahagiaan

1 Agustus 2020   20:55 Diperbarui: 3 Agustus 2020   11:20 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Kebahagiaan adalah dasar dari semua tindakan kita. Namun sebagian besar dari kita kesusahan dalam mencapai kebahagiaan. Dalam masa-masa sulit seperti sekarang, kita harus selalu optimis dan berpikir positif. Dengan semua waktu yang kita miliki sekarang, kita dapat menggunakan waktu ini untuk merenungkan hidup. Menemukan apa yang benar-benar kita inginkan dalam hidup dan apa itu kunci untuk menjadi bahagia.

1. Apakah uang akan membuat kita bahagia?

            Jelas, uang bisa membeli kebahagian. Uang bisa membelikan kita kenyamanan, uang bisa membelikan kesehatan yang baik, uang bisa membelikan hal-hal materialistis yang kita sukai, dan uang bisa membelikan banyak hal yang berbeda. Tetapi masalah yang akan terjadi jika kita menganggap uang akan membuat kita bahagia adalah pola pikiran yang buruk. Kita akan begitu terjebak dengan khayalan, “Seandainya saya kaya…saya akan akhirnya puas”. Kita selalu berharap setiap hari bahwa jika kita mengikuti berbagai kegiatan, maka kita akan kaya. Tetapi secara statistik, mayoritas dari kita tidak akan kaya dan terdapat aspek keberuntungan. Ini tidak berarti bahwa kita tidak dapat berusaha untuk menjadi sukses, karena pada akhirnya kita dapat selalu berupaya agar peluang kita kaya semakin tinggi. Ini berarti bahwa jika kita sudah bahagia, kita tidak perlu menjadi kaya dan kekayaan tidak akan menjamin kebahagiaan, karena kebahagiaan sejati terdapat dari diri sendiri.

2. Apa yang bisa dan tidak bisa kita kendalikan

            Ada hal-hal dalam hidup yang kita bisa kendalikan dan ada hal-hal yang terjadi di luar kendali kita, contohnya kematian. Kematian selalu dekat dan tidak dapat dikendalikan, meskipun gagasan ini mengerikan, kita harus teringat untuk selalu nikmati hidup saat ini. Kita mesti bersyukur untuk apa yang kita sudah dapatkan, membangun karakter dan kebajikan kita, jadi ketika hidup kita berakhir, kita telah menjalani hidup yang baik. Hal yang sangat penting untuk dilatih adalah mempraktikkan kebiasaan tidak terlalu terpengaruh secara negatif oleh hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan. Kita kebih baik fokus pada hal-hal yang kita bisa kendalikan dan biarkan itu menjadi kebajikan kita.

3. Kebajikan

            Berbudi luhur adalah suatu kebiasaaan. Hal ini karena kebajikan tidak dapat diajarkan, tetapi butuh latihan melalui tindakan baik. Jalani hidup yang baik. Jika ada akhirat, maka kita akan dibalas atas kebijakan kita. Jika tidak ada akhirat, maka kita telah menjalani hidup yang mulia dan berbudi luhur. Berbudi luhur tidak akan membuat kita bahagia setiap saat untuk selamanya karena kebahagiaan seperti itu merupakan suatu ekstrim yang tidak dialami setiap saat. Jalanilah hidup yang berbudi luhur karena kita suka berbudi luhur dan berbuat baik.

4. Keseimbangan

            Temukan keseimbangan. Dalam hidup, selalu ada ekstrim pada kedua sisi spektrum dan di tengahnya terdapat keseimbangan antara keduanya. Jika kita terlalu takut, kita adalah seorang pengecut, tetapi jika kita tidak pernah takut, maka kita terlalu percaya diri. Dan diantara keduanya, jika kita dapat menguasai ketakutan kita, maka kita berani. Tetapi kita juga perlu mengetahui jangkauan kemampuan kita. Misalkan terdapat suatu gedung kebakaran dan ada seseorang terjebak di dalamnya. Jika kita lari ke dalam gedung tersebut untuk menyelamatkan hidup seseorang, maka kita dianggap berani dan berbudi luhur. Tetapi, jika kita gagal menyelamatkannya, kita dapat terjebak dan membuat masalah yang lebih buruk. Seharusnya kita memahami kemampuan kita dan memanggil otoritas untuk bantuan. Perilaku itu tetap dianggap perilaku berbudi luhur. Jadi kita perlu menemukan keseimbangan dalam hidup dan bertindak berdasarkan kemampuan kita.

            Jangan biarkan alam dan yang tidak bisa dikendali memengaruhi kita secara negatif, fokuslah pada hal-hal yang bisa kita kendalikan dengan berbudi luhur karena kita menikmatinya dan memahami kapasitas kemampuan kita sehingga kita dapat bertindak berdasarkan itu. Itulah kunci kebahagiaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun