Mohon tunggu...
Muhammad Nursandy
Muhammad Nursandy Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa prodi ilmu komunikasi UMM

saya seorang introvert, saya memiliki hobi futsal dan travelling, saya juga menyukai fotografi,videografi dan fil

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ancaman Kebebasan Pers di Era Konvergensi Media

19 Mei 2022   11:24 Diperbarui: 19 Mei 2022   12:29 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Kebebasan pers yang dimaksud untuk kepentingan publik atau masyarakat, namun nyatanya tidak ada jaminan kebebasan pers bisa dipergunakan untuk konsumsi publik dengan baik, terutama pada masyarakat yang kurang pengetahuan tentang penggunaan media massa. Perkembangan industri pers ini bisa dilihat dengan banyaknya industri-industri baru yang bermunculan, naiknya angka produksi majalah, koran, dll, dan banyak bermunculan stasiun-stasiun televisi swasta, radio swasta pun sekarang sudah banyak di Indonesia, masyarakat dituntut untuk lebih mempelajari konten-konten yang terdapat pada media-media tersebut dan harus lebih memilih.

Perkembangan teknologi membuka peluang bagi masyarakat untuk berekspresi, namun terkadang oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab justru memanfaatkan kebebasan itu untuk menyebarkan berita-berita hoax, video kekerasan, dll yang seharusnya tidak pantas untuk dikonsumsi masyarakat, namun menariknya justru masyarakat Indonesia menyukai berita-berita tersebut.

Usia 20-29 tahun merupakan usia yang paling banyak menggunakan sosial media, yaitu mencapai 93% dan kebanyakan perempuan, diusia tersebut cenderung masih labil dalam bersosial media, mereka mempercayai apa yang sering mereka dengar dan mereka baca, jika dengan kebebasan pers membuat oknum-oknum tersebut bisa leluasa menyebar berita-berita hoax, isu-isu yang tidak jelas sumbernya, konten pronografi, bisa merusak generasi muda di Indonesia.

Sementara itu, media online sangat berkembang dengan cepat di seluruh dunia termasuk Indonesia, tidak sedikit pula media-media cetak yang gulung tikar akibat perkembangan teknologi, semua informasi sekarang bisa diakses dan dicari di media sosial manapun, semua orang dengan mudah menjadi jurnalis yang disebut Citizen Journalism, sebuah tren baru yang di mana masyarakat biasa bisa menyebarkan berita atau informasi-informasi ke media massa.

Pentingnya pengetahuan tentang bersosial media dalam menghadapi kebebasan pers, pada era sekarang hampir semua menggunakan media online mulai dari bisnis sampai pendidikan, ketika pendidikan sudah merambat ke dunia teknologi atau media online itu artinya tenaga pendidik juga harus bersiap untuk memberikan edukasi dan pengetahuan terhadap murid atau mahasiswa dalam bermedia sosial agar tidak salah mengkonsumsi informasi-informasi dari media massa. Menkominfo mendorong perusahaan-perusahaan pers untuk membagikan konten-konten yang bermanfaat, berkualitas yang menjaga humanisme masyarakat.

“Peran stratagis pers akan tetap relevan dari masa ke masa. Bahkan di era digital sekarang pers senantiasa menjalankan fungsi yang sangat kritis, fungsi korektif mewujudkan kehidupan masyarakat, kehidupan bangsa, kehidupan negara yang lebih inklusif, yang lebih demokratis, dan tentu yang lebih visioner untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan kita,” ungkapnya dalam Diskusi The Editor’s Talks yang berlangsung secara hibrida dari Jakarta Selatan, selasa (08/02/2022).

Kebebasan pers di Indonesia yang cenderung “kelewatan” hal itu terjadi karena adanya kepentingan bisnis di media, ketatnya persaingan di dunia bisnis dan dalam industri media, terkait tentang langkah media massa UUD no.40 tahun 1999 menegaskan bahwa pers nasional sudah melarang untuk melakukan penyensoran, pembrendelan, dan pelarangan penyiaran. Di dalam isi UUD tersebut juga menegaskan kalau pers nasional sebagai media informasi, Pendidikan, hiburan, dan bisnis.

Setiap orang pers dituntut untuk memenuhi kode etik jurnalis, aturan, dan hukum yang berlaku di Indonesia, pers harus membuat pengaruh yang positif bagi masyarakat, agar mereka merasa nyaman dan aman dalam bersosial media, dengan ini pers harusnya selalu membagikan informasi-informasi yang baik, yang bermanfaat, berimbang.

Menurut Fred S Siebert dalam bukunya yang berjudul “Four Theories of the Press” tujuan dari media massa adalah memberikan informasi ke seluruh penjuru dunia yang dimana informasi itu bisa membuat masyarakat tersebut merasa damai, profuktif, serta terhibur oleh media tersebut.

Sementara itu, konvergensi media sendiri yaitu era yang dimana berkembangnya pers industri, media-media besar membagikan beritanya ke beberapa media lainnya seperti media cetak, radio, media online yang dimiliki perusahaan itu sendiri, yang berakibat dunia jurnalis menghasilkan beragam istilah, cyber journalism, online journalism, dan convergent journalism. Dari sini terlihat bahwa perkembangan politik, perkembangan media menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan-perusahaan pers di Indonesia untuk berkembang dengan kapasitas kemampuan yang dimiliki mereka. Mereka dituntut membuat sebuah terobosan-terobosan baru demi kelangsungan perusahaan mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun