Mohon tunggu...
Fuan Lara
Fuan Lara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pekerja Lepas

hobi saja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melihat Strategi Bisnis UMKM Kuliner Saat Idul Fitri Lewat Perspektif Ekonomi Budaya

29 Mei 2023   17:14 Diperbarui: 11 Juni 2023   11:37 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gairah bisnis di hari lebaran tidak usai. Usai pandemi, geliat bisnis UMKM kian melejit. Terlebih bisnis makanan dan minuman yang merupakan bisnis populer di masyarakat. UMKM kuliner berperan aktif untuk meningkatkan ekonomi negara. Mereka berperan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk itu, di masa lebaran banyak UMKM yang tetap buka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang menjadi peluang dalam berbisnis. 

Bisnis kuliner didasarkan pada kejelian dalam melihat peluang di masyarakat. Konteks UMKM kuliner ini adalah penyediaan kualitas produk yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Sehingga masyarakat mampu menilai dan mengevaluasi bahwa produk yang disajikan layak untuk dikonsumsi lagi dan lagi. 

Para pelaku UMKM bisnis sendiri perlu membangun rasa percaya pada konsumen mereka. Untuk itu perlu adanya penjagaan kualitas produk untuk mempertahankan rasa dan kualitas makanan yang disajikan. Apalagi di masa lebaran yang menuntut banyak orang untuk pulang ke rumah dan rindu akan masakan rumahan. Lantas, UMKM perlu meninjau strategi bisnis mereka untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Satu celah yang didapatkan adalah UMKM kuliner mampu melihat bahwa masyarakat cenderung bosan dengan masakan lebaran. Seperti, opor ayam, ketupat, sambal goreng dan berbagai lauk khas lebaran. Nah, di sana UMKM melihat peluang untuk menjual kuliner yang mampu memecah kebosanan atau masakan yang monoton di hari lebaran. 

Upaya melihat peluang ini dilihat dari perspektif antropologi bisnis tentang ekonomi budaya. Di mana bisnis memperhatikan pendekatan budaya dalam mendulang kesuksesan dalam menjual produk. Hal ini tergambar pada UMKM yang mampu melihat budaya kuliner lebaran yang masakannya terbilang monoton dan membuat masyarakat bosan. Sehingga, UMKM kuliner mampu unjuk gigi dan menampilkan produk mereka untuk dikonsumsi masyarakat di momen lebaran. Ini didasari oleh ide dan tindakan atas motivasi para pegiat usaha mikro tersebut dalam menyediakan alternatif makanan di momen lebaran. Mereka mampu memahami kebiasaan masyarakat dan melihat peluang untuk menjual produk mereka. 

Pendekatan ekonomi budaya menjadi relevan dalam bisnis UMKM kuliner. Hal ini didorong dengan kemampuan pebisnis UMKM untuk memahami masyarakat, kepuasaan atas produk, dan faktor budaya yang berperan penting dalam roda bisnis mereka. Demikian, pegiat UMKM bisa mempertimbangkan peluang-peluang yang didasarkan atas kejelian dalam melihat kebiasaan di lingkungan masyarakat, dalam hal ini kebiasaan pada momen lebaran.

Penulis : Muhammad Naufal Rabbani/072011733038

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun