Insomnia #1
Kau tahu, serapah yang diludah oleh dunia menggema di kepalaku.
Rasa benci itu tumbuh membusung gagah di tepi lidahku.
Tak kembali, tak kuraih semua resah yang semayam di jasad.
Aku tak kuat lagi.
Dinding kamar mulai menuding-nuding ke arah mataku, menuduh dengki yang membekukan rusuk dada
Berisik kipas yang berputar di bufet, tidak mengalahkan suara yang ramai di ubun
Mataku merah, berkantung
Bibirku kering, melemas
"Sekarang, maumu apa?"
Kalimat itu bergema.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!