Mohon tunggu...
Muhammad Nanang
Muhammad Nanang Mohon Tunggu... Freelancer - Be humble and chill

Abadi dalam karya

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Setelah Pandemi Covid-19, Apa Lagi?

2 Juli 2020   01:16 Diperbarui: 2 Juli 2020   01:15 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pandemi masih menjadi momok yang menakutkan bagi sekelompok orang, khususnya masyarakat dengan ekonomi menengah keatas. Bagi kalangan ekonomi menengah kebawah, kemiskinan jauh lebih mengerikan ketimbang pandemi. Wajar saja ketika hari ini masyarakat memaksa kembali melakukan aktivitas diluar rumah.

New normal menjadi salah satu strategi pemerintah dalam memperbaiki tatanan kehidupan masyarakat, khususnya pada sektor perekonomian. Diperbolehkannya aktivitas diluar rumah dengan catatan tetap memperhatikan protokol kesehatan sementara waktu menjadi pilihan yang paling masuk akal. 

Penerapan new normal, tentu tidak hanya berlaku pada sektor ekonomi saja. Tempat-tempat wisata juga kembali dibuka sejak new normal di terapkan. Dibalik keuntungan yang diperoleh, terdapat kerugian dan bencana yang kembali mengancam. Wisata darat maupun laut menjadi salah satu tempat penyumbang sampah dan pencemaran terbesar. Percaya atau tidak, silahkan buktikan.

Sampah plastik dan sisa-sisa makanan sering kali ditemukan ditempat-tempat wisata. Hal ini tentu harus mendapat perhatian khusus. Karena, dalam beberapa tahun belakangan ini, khususnya persoalan sampah plastik menjadi ancaman serius bagi bumi. Secara umum, pengetahuan tentang bahaya sampah hanya sebatas mencemari lingkungan dan menyebabkan banjir. 

Padahal, lebih daripada itu. Sampah plastik dapat memberikan dampak buruk bagi perubahan iklim. Dari proses pembuatan hingga pengolahan sampah plastik memberikan dampak buruk bagi iklim. Prosesn pembuatan yang dilakukan dengan cara dibakar tentu memberikan efek buruk pada iklim. Sama halnya ketika proses pengilahan sampah, biasanya sampah plastik diolah dengan cara dibakar. Tentu hal ini juga memberikan dampak pada iklim sekaligus menyebabkan polusi udara.

Belum lagi persoalan sampah-sampah plastik yang tersebar disungai maupun lautan. Selain dapat mencemari dan menyebabkan banjir, sampah-sampah tersebut juga dapat merusak ekosistem. Rusaknya ekosistme tentu berdampak pada kualitas ikan. Sebagainnegara maritim yang memiliki kekayaan lautan yang luar biasa, menjaga dan melindungi perairan adalah keharusan yang menjadi tanggyngjawab bersama. Ditambah lagi memasuki musim penghujan, banjir menjadi ancaman serius.

Negara kita sedang memasuki tahap pemulihan setelah diporak-porandakan corona. Mengantisipasi terjadinya banjir yang termasuk bencana nasional dalam beberapa tahun terakhir menjadi sebuah kewajiban. Dalam hal ini tentu diperlukan langkah-langkah strategis. Beberapa hal sederhana  yang dapat dilakukan guna mencegah terjadinya banjir dan ancaman-ancaman bencana lain antara lain :

1. Mengurangi penggunaan plastik. Coba untuk beralih menggunakan barang-barang yang ramah lingkungan. 

2. Daur ulang sampah plastik. Selain mengurangi tingkat pencemaran, hal ini dapat meningkatkan kreativitas, dengan mengubah sampah plastik menjadi benda-benda unik nan lucu.

3. Fasilitas tong sampah. Hal ini menjadi penting, khususnya di tempat-tempat umum. Selain fasilitas tong sampah, perlu adanya aturan yang tegas dalam menyikapi pembuang sampah sembarangan. Disisi lain, hal tersebut membentuk kesadaran untuk peduli dan menjaga lingkungan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun