Mohon tunggu...
Muhammad Mundrik
Muhammad Mundrik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNDIP

Politik, Sosial, Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN Undip Mengisi Peringatan 10 Muharram

10 Agustus 2022   15:27 Diperbarui: 10 Agustus 2022   16:23 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota Semarang- Dalam rangka memperingati 10 Muharram atau biasa disebut Asyuro majlis ta’lim yang dipimpin oleh Ustadz Mushtofa Ali mengadakan pengajian peringatan 10 Muharram. Pengajian itu diselenggarakan pada hari minggu malam senin (7/8) dan dilaksanakan di TPQ Bani Abdurrasyid Kampung Kanalsari Timur RT. 01 RW.15 Kelurahan Rejosari, Semarang Timur. 

Hadir sebagai pembicara adalah Ustadz Muhammad Mundrik yang merupakan mahasiswa Universitas Diponegoro yang sedang melakukan KKN di wilayah tersebut.

Dalam acara yang dihadiri oleh 50 ibu-ibu itu Ustadz Mudrik panggilan akrabnya, mensosialisasikan pentingnya memahami sejarah bagi kehidupan manusia, terlebih sejarah mengenai masa lalu dari kampung yang menjadi tempat tinggalnya. 

Demikian karena sejarah merupakan aspek utama dalam membentuk identitas dan menjadi tonggak semangat dalam membangun masa depan. Sedemikian pentingnya sejarah bahkan didalam Al-qur’an sejarah mengisi hampir sepertiga dari seluruh ayat-ayatnya, begitulah yang disampaikan oleh Ustadz Mudrik. Sejarah juga merupakan salah satu poin dalam SDG’s atau pembangunan berkelanjutan yaitu dalam bidang pendidikan berkualitas.

Dalam kesempatan itu Ustadz Mudrik yang merupakan mahasiswa jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya UNDIP itu menyampaikan bahwa sebelum bernama Kanalsari kampung yang terletak di sebelah barat sungai Kanal Banjir Timur itu memiliki nama Sigebug. 

Disebut demikian karena menurut hasil penelitiannya kampung tersebut pada masa sebelum orde baru langganan menjadi tempat tertangkapnya penjahat yang lari dari wilayah timur dan dihakimi massa dengan cara dipukuli. Sehingga masyarakat menyebutnya sebagai kampung Sigebug. Baru kemudian pada masa Lurah H. Muqadimin yaitu pada awal orde baru kampung ini dirubah menjadi Kanalsari.

Selain diisi dengan pengajian acara pengajian 10 Muharram itu diisi dengan santunan kepada yatim dan piatu yang bertempat tinggal di sekitar tempat pengajian dilaksanakan.

Salah satu jamaah yang enggan disebut namanya menyampaikan “saya sangat senang karena selain tahlilan dan santunan yatim piatu, ada juga tausiyah apalagi menceritakan sejarah kanalsari yang saya sendiri malah baru tahu”.

Jamaah yang lain pun menimpali “ini nanti setelah pulang akan saya sampaikan kepada anak-anak saya biar tahu sejarah kampungnya”

Tampak semua jamaah sangat senang dan antusias mengikuti acara pada malam hari itu. Pengajian ditutup dengan pembagian poster kilas balik kampung Kanalsari timur dan bacaan doa yang dibaca bersama-sama oleh para jamaah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun