Mohon tunggu...
Muhammad Thoha Maruf
Muhammad Thoha Maruf Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Penulis yang gemar beranjangsana. Kadang juga aktif di sosial media.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Harusnya Ayah dan Ibu Memang Berbagi Peran

31 Oktober 2020   14:14 Diperbarui: 3 November 2020   00:55 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak saya kecil orang tua sudah mengajari kemandirian. Dalam hal apapun. Menyangkut kepentingan individu maupun kepentingan bersama. Mulai hal-hal yang kecil hingga sesuatu yang besar.

Bagi seorang anak yang lahir di desa hal-hal semacam itu sudah menjadi sesuatu yang biasa. Tidak menjadi hal yang tabu, bahwa seorang anak bisa menggantikan peran seorang ibu, ataupun seorang ayah.

Bahkan tetangga saya, anaknya yang masih duduk di sekolah dasar sudah diharuskan mencuci pakaiannya sendiri. Saya sendiri baru mencuci pakaian sendiri pada waktu kelas 1 SMP. Saya menganggap ini sebuah pembelajaran yang bagus bagi generasi muda.

Tidak hanya itu pekerjaan seorang ibu seperti mencuci piring atau bersih-bersih rumah juga sering ditangani oleh anak kecil. Ibu saya tipenya sangat disiplin terhadap anaknya. 

Dahulu ayah saya sudah berada di luar negeri untuk mencari nafkah kehidupan keluarga. Mau nggak mau Ibu saya harus mempunyai peran lebih ketika berada di rumah. Itupun masih di sambi dengan bekerja sebagai seorang pedagang. Saya sendiri sebagai seorang anak juga kasihan terhadap ibu yang telah membesarkan saya seperti ini.

Andaikan waktu bisa diputar kembali pasti saya akan berbuat lebih pada waktu dulu, yang jelas untuk membantu ibu saya yang repot setiap hari. Seyogyanya seorang anak itu harus mengetahui keadaan ibunya.

Saya juga pernah iri saat melihat teman-teman sebaya yang lepas bermain tanpa memikirkan pekerjaan di rumah. Sesuatu yang diidam-idamkan anak kecil ya tentu saja bermain dengan teman sebayanya.

Saya juga pernah melihat anak yang sangat dikekang oleh orang tuanya. Tidak diberi kebebasan untuk berkembang. Ataupun hanya sekadar bermain dengan temannya. 

Dewasa ini pandangan hidup saya lebih luas, cara pikir saya juga demikian. Menurut saya orang tua yang terlalu memberi kebebasan ataupun terlalu mengekang anaknya itu sangat tidak baik.

Saya melihat anak yang terlalu diberi kebebasan oleh orang tuanya tindak-tanduknya saat ini sudah melampaui batas. Mereka menjadi seorang yang tidak tahu diri. Tidak tahu etika. Perlakuan yang semena-mena terhadap orang lain.

Begitu juga saat saya melihat orang yang diberi pengekangan terlalu berlebihan. Saat ini mereka tidak bisa berkembang seperti anak seusianya. Anak-anak seperti ini cenderung introvert. ruang lingkup pergaulannya biasanya hanya di ruang lingkup keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun