Mohon tunggu...
Muhammad LuthfinNajikh
Muhammad LuthfinNajikh Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Semangat membangun bangsa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Merdeka Belajar dalam Tradisi Pendidikan Islam

2 Juli 2022   09:43 Diperbarui: 2 Juli 2022   10:03 1109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan berasal dari kata al-ta'lim yang bersifat penyampaian pengetahuan dan keterampilan. Kemudian disambung dengan kata al-ta'dib yang mengarah kepada pendididikan ilmu, keadilan, kearifan, kebijaksanaan serta pengasuhan yang baik dan bermuara kepada al-tarbiyah yang diartikan sebagai bentuk pembinaan manusia  bertahap melalui pembinaan akal (fiqriyah), akhlak (sulukiyah) dan fisik (asadiyah) serta konsisten (istimrar) menuju ketakwaan kepada Allah SWT.


"Barangsiapa yang hendak menginginkan dunia, maka hendaklah ia menguasai ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat, hendaklah ia menguasai ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat), hendaklah ia menguasai ilmu." (HR Ahmad)

Secara umum epistemologi, Pendidikan Islam mengarah pada pendekatan Religius-Rasional, terdiri dari wahyu berbentuk teks Al-Qur'an, Hadis, serta Ilham (intuisi), kemudian indra dan  akal. Pendekatan ini bersandar pada kekuatan spiritual, yang dibangun berdasarkan kesadaran spiritual, bersumber dari Allah SWT berupa wahyu, serta rasional-empiris menjadi kesadaran ilmiah.


Kebijakan 'Merdeka Belajar' yang diusung oleh Mendikbud Nadiem Makarim, diharapkan menjadikan arah jelas mengenai tujuan Pendidikan Indonesia. Menjadikan Pendidikan Indonesia lebih maju, berkualitas, dan sesuai dengan harapan masyarakat Indonesia serta searah dengan yang telah diamanatkan oleh UUD 1945. Empat program pokok kebijakan pendidikan 'Merdeka Belajar' meliputi, "Perubahan pada Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional (UN), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi.Empat program pokok kebijakan pendidikan tersebut akan menjadi arah pembelajaran ke depan yang fokus pada arahan presiden dan wakil presiden dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia."


Surat Al-Mujadalah ayat 11, "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat."
Berbicara mengenai pembelajaran ada yang namanya 'Andragogi Theory of Adult Learning'. Pembelajaran ini menegaskan belajar dengan berpikir secara dewasa. Teori ini dikemukakan oleh Care Rogers, Paulo Freire, Robert M. Gagne, Malcolm Knowles serta Jack Mezirow. Keterlibatan anak didik secara optimal menjadi kunci keberhasilan belajar. Knowles misalnya, menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar melalui kerjasama dalam merencanakan program pembelajaran, menemukan kebutuhan belajar, merumuskan tujuan dan materi yang cocok, merancang pola belajar dalam sejumlah pengalaman belajar, melaksanakan kegiatan belajar dengan menggunakan metode, teknik dan sarana belajar yang tepat dan menilai kegiatan belajar serta mendiagnosis kembali kebutuhan belajar selanjutnya.

Metode pembelajaran selanjutnya ada yang namanya humanistik. Ini menekankan kepada kebebasan secara personal dalam menentukan pilihan, melatih kepekaan, dan tanggung jawab pribadi sehingga manusia bisa mengaktualisasikan dan mengembangkan potensinya secara utuh, bermakna dan memiliki fungsi di dalam lingkungannya maupun dirinya. Ada pula pembelajaran konstruktivistik yang menekankan kepada proses pembelajaran dan kebebasan di dalam penggalian pengetahuan serta usaha mengkonstruksi pengalaman yang diperoleh. Selanjutnya ada progresivisme oleh John Dewey yang menekankan untuk terlibat aktif di dalam pembelajaran.

Ki Hajar Dewantara  mengemukakan pendidikan sebagai tuntunan di dalam hidup. Menuntun segala kekuatan kodrat manusia untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Peranan Pendidikan Islam sangat penting untuk membekali moral manusia. Pendidikan Islam juga dituntut andil di dalam menciptakan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermuara pada nilai-nilai Islami.

Ibn Sina berpendapat bahwa manusia memiliki kemampuan ilmiah, namun hal ini tidak cukup untuk mendidiknya. Dibutuhkan faktor lain yang bisa mempengaruhinya, terutama lingkungan dan keluarganya.  KH. Hasyim Asy'ari mengemukakan tingginya status penuntut ilmu dengan menjelaskan dalil bahwa derajat orang yang beriman dan berilmu diangkat oleh Allah SWT. Diriwayatkan Imam Muslim, "Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah Swt akan memudahkan baginya jalan menuju surga."


Dalam kitab Adabul 'Alim wal Muta'alim,  K.H. Hasyim Asy'ari membahas mengenai keutamaan ilmu, ulama mengajar, dan belajar; etika guru; etika siswa atau santri; dan etika terhadap sarana. Belajar menurut KH. Hasyim Asy'ari merupakan ibadah untuk mencari rida Allah SWT, sehingga bisa mengantarkan manusia untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat (Sa'adah ad Darain).

KH. Hasyim Asy'ari menuturkan bahwa keutamaan ilmu bermuara kepada mengamalkan ilmu dan orang-orang yang bertakwa serta berilmu akan menuju dzat Allah dan menerima derajat mulia di sisi-Nya. "Jadilah kaum sebagai guru atau murid atau pendengar atau orang yang cinta ilmu. Barang siapa pergi untuk mencari ilmu, para malaikat akan mendoakannya dan hidupnya akan diberi berkah."

Begitu pula dengan pendidik yang semestinya memiliki kepribadian senantiasa mengingat Allah SWT (muroqobah), menjaga diri dari perkara haram (wara'), bersikap tenang, rendah hati (tawadlu'), khusu', menjadikan ilmunya sebagai perantara wusul kepada Allah SWT, tidak membanggakan keilmuannya (sum'ah), berakhlak zuhud, melaksanakan sunah syariat, berakhlak mulia, semangat menambah ilmu serta taat hukum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun