Mohon tunggu...
Muhammad Luthfi Lazuardi
Muhammad Luthfi Lazuardi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Airlangga Angkatan 2020

JKT 48 Enthusiast, peminat sejarah transportasi, dan seorang Manchunian sejak 2008

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dinamika Hubungan Antaretnis di Surabaya Masa Kolonial

14 Mei 2022   22:16 Diperbarui: 14 Mei 2022   22:53 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Identitas Jurnal 

A. Judul : Penduduk dan Hubungan Antaretnis Di Kota Surabaya Pada Masa Kolonial

B. Penulis : Purnawan Basundoro

C. Penerbit : Jurnal Paramita 

D. Volume & Nomor : Volume 22, No. 1

E. Tahun Terbit : 2012

F. Jumlah halaman : 13 Halaman

Surabaya masa kolonial terutama pada awal abad ke-20 merupakan kota yang sangat penting dan menjadi salah satu yang terbesar di Jawa. Sejak memperoleh status sebagai kota otonom/gemeente tahun 1906, Surabaya menjelma sebagai peran pusat perdagangan dan industri utama di Jawa bagian timur. Sebagai kota yang sudah tergolong sebagai metropolitan, Surabaya menjadi kawasan kota yang heterogen karena dihuni oleh banyak penduduk dari latar belakang etnis yang beragam. Artikel jurnal tulisan Purnawan Basundoro ini membahas mengenai kelompok etnis apa saja yang mendiami Kota Surabaya dan hubungan antar etnis tersebut pada kurun waktu penjajahan Belanda. 

Artikel jurnal sejumlah 13 halaman ini dibuka dengan pembahasan perihal keberagaman penduduk di Surabaya. Penulis menjelaskan bahwa etnis terbesar para penduduk Kota Surabaya adalah orang Jawa. Oleh pemerintah kolonial, etnis Jawa kemudian dilabeli sebagai Inheemschan atau secara politis dijuluki sebagai Inlander (Bumiputera atau Pribumi) bersama dengan pendatang dari Madura, Bali, Lombok, Maluku, Sulawesi, Sumatera, dan lain-lain. Golongan Bumiputera yang mendominasi Surabaya adalah orang Jawa yang kemudian diikuti oleh oleh orang Madura.  Purnawan Basundoro menggunakan data primer dari Departement van Economische Zaken tentang sensus penduduk yang diadakan pada tahun 1930. Menurut sumber tersebut, sebanyak 104.442 orang penduduk Kota Surabaya yang berasal dari etnis Jawa dan Madura tidak dilahirkan di kota tersebut, tetapi merupakan pendatang dari luar Surabaya. 

Latar belakang kedatangan etnis non jawa ke Surabaya dijelaskan secara spesifik dalam jurnal ini. Mayoritas dari mereka memilih Surabaya sebagai tujuan dengan alasan ingin mencari kehidupan yang lebih baik dari kampung asal. Masyarakat pendatang dari etnis madura, terutama dari Bangkalan hijrah ke Surabaya karena kondisi tanah Madura yang kering dan tandus sehingga sukar ditumbuhi tanaman. Menggunakan sumber dari John Ingleson, diketahui bahwa 10.000 pekerja pelabuhan atau kuli angkut berasal dari Madura pada tahun 1920. Kehadiran etnis Madura dengan jumlah yang banyak mempengaruhi kehidupan sehari-hari penduduk kota Surabaya. Ciri khas masyarakat Madura yang disebutkan penulis pemberani, agak berangasan dan cenderung ugal-ugalan, serta apa adanya kemudian mempengaruhi budaya dan perilaku masyarakat Surabaya. 

Berbeda dengan etnis Madura, masyarakat etnis Bali dan Lombok memasuki Surabaya sebagai budak yang diperdagangkan. Pada jurnal ini, disebutkan bahwa perdagangan budak mulai eksis pada abad 18 hingga awal abad 19. Pada tahun 1839, di Kota Surabaya ada sekitar 1.506 budak yang dipekerjakan di keluarga-keluarga bangsa Eropa. Keluarga-keluarga tersebut memperoleh budak tersebut dari pelelangan. Akhirnya ada tahun 1850-an perdagangan budak di Kota Surabaya dilarang oleh pemerintah kolonial. Menurut Von Faber,  sebagian besar bekas budak tersebut kemudian menjadi orang bebas di kota tanpa keterikatan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun