Mohon tunggu...
Muh Khamdan
Muh Khamdan Mohon Tunggu... Researcher / Analis Kebijakan Publik

Berbagi wawasan di ruang akademik dan publik demi dunia yang lebih damai dan santai. #PeaceStudies #ConflictResolution

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bukan Invasi, Tapi Injeksi Mutu: Membaca Kebijakan 11 Pemain di Liga 1

23 Mei 2025   11:27 Diperbarui: 23 Mei 2025   11:27 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover pemain asing di Liga 1 Indonesia (Sumber: bola.com)

PT Liga Indonesia Baru (LIB) kembali menggulirkan sebuah keputusan strategis yang berpotensi menjadi titik balik transformasi sepakbola nasional. Kebijakan menambah slot pemain asing di Liga 1 musim 2025/26 dari delapan menjadi sebelas pemain per klub. Delapan di antaranya bahkan bisa dimainkan secara bersamaan sebagai starter. Ini bukan sekadar perubahan kuantitatif, tetapi sinyal kuat menuju era baru profesionalisme dan kompetisi berkualitas tinggi di Indonesia.

Langkah ini harus dilihat dalam kerangka besar transformasi ekosistem sepakbola nasional. Dalam manajemen bisnis olahraga modern, peningkatan kualitas kompetisi adalah prasyarat utama untuk memperkuat positioning liga di pasar domestik dan internasional. Regulasi baru ini, jika dijalankan dengan pengawasan profesional, akan memberikan efek berganda (multiplier effect) terhadap daya saing klub, nilai komersial, serta penciptaan brand equity yang lebih kuat untuk Liga 1.

Historisnya, sejak regulasi pemain asing dibuka hingga empat pemain, lalu enam, dan kini sebelas, terdapat pola konsisten menuju peningkatan kualitas dan daya tarik kompetisi. Kebijakan ini bukanlah bentuk "invasi asing" seperti yang dikhawatirkan sebagian kalangan, melainkan strategi adaptasi terhadap standar global dan kontinental, khususnya yang ditetapkan oleh Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) untuk kelayakan tampil di kompetisi antarklub Asia.

Profesionalisme dalam sepakbola bukan dimulai dari skor akhir, tapi dari keberanian klub mengelola talenta, bersaing secara sehat, dan membuka diri terhadap standar global tanpa kehilangan jati diri lokal.

Dalam perspektif manajemen klub, penambahan slot pemain asing membuka peluang optimalisasi strategi talent acquisition. Klub-klub kini tidak hanya berlomba mendapatkan pemain asing dengan nilai jual tinggi, tetapi juga ditantang membangun struktur keuangan dan manajemen sumber daya manusia yang lebih profesional. Ini adalah ujian sejati bagi para pengelola klub, apakah mereka hanya akan menjadi pembeli impulsif, atau menjadi arsitek skuad visioner yang membangun tim kompetitif secara berkelanjutan.

Lebih jauh lagi, keputusan ini dapat menjadi pemicu regenerasi dalam kultur sepakbola Indonesia. Dengan meningkatnya kualitas pemain asing yang masuk, maka ekspektasi terhadap pemain lokal pun meningkat. Pelatih-pelatih dituntut meracik taktik dengan lebih cerdas, pemain lokal termotivasi untuk bersaing, dan akademi-akademi klub didorong menghasilkan pemain muda yang mampu bersaing secara teknikal dan mental di level tertinggi.

Aspek lain yang tidak boleh dilupakan adalah dampak bisnis. Dengan meningkatnya kualitas pertandingan, nilai komersial liga akan meningkat, baik dari sisi sponsorship, hak siar, hingga penjualan merchandise. Liga yang atraktif secara teknis dan kompetitif secara performa akan menciptakan ekosistem bisnis yang lebih sehat, stabil, dan menarik bagi investor domestik maupun internasional.

Meningkatnya standar liga juga membuka jalan untuk retensi dan repatriasi talenta Indonesia di luar negeri. Para pemain yang sebelumnya memilih berkarier di liga asing karena kompetisi lokal dianggap kurang menantang, kini bisa kembali melihat Liga 1 sebagai destinasi yang kredibel. Hal ini bukan hanya meningkatkan kualitas tim nasional, tetapi juga memperkuat identitas nasional dalam pentas sepakbola Asia.

Namun tentu, peluang ini datang bersama tantangan besar. Regulasi saja tidak cukup. PT LIB dan PSSI harus memastikan adanya sistem monitoring dan evaluasi yang akuntabel terhadap perekrutan, penggunaan, dan dampak keberadaan pemain asing terhadap dinamika skuad. Klub-klub juga harus didorong untuk tetap berinvestasi dalam pembinaan usia muda dan menjaga keseimbangan antara pemain asing dan pemain lokal.

Penambahan pemain asing bukan ancaman bagi pemain lokal, tapi tantangan untuk bangkit. Kompetisi sejati melahirkan kualitas, bukan kenyamanan semu. 

Dalam jangka panjang, kebijakan ini akan mendorong klub-klub untuk naik kelas menjadi entitas bisnis yang sustainable. Tidak cukup hanya mengandalkan tiket dan sponsor musiman, klub harus membangun diversifikasi pendapatan, dari akademi, ekspansi pasar internasional, hingga digital engagement dengan basis fans global. Dan pemain asing berkualitas adalah salah satu jembatan menuju pasar internasional tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun