Mohon tunggu...
Muh Khamdan
Muh Khamdan Mohon Tunggu... Researcher / Analis Kebijakan Publik

Berbagi wawasan di ruang akademik dan publik demi dunia yang lebih damai dan santai. #PeaceStudies #ConflictResolution

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pesantren Kilat Posonan, Tradisi Pembentukan Karakter dan Keislaman Anak

6 Maret 2025   22:36 Diperbarui: 6 Maret 2025   22:36 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Santri perempuan ngaji bersama di pelataan Masjid Menara Kudus (Sumber: NU Online)

Setiap bulan Ramadan, berbagai pesantren di Kudus, Jawa Tengah, menyelenggarakan tradisi Posonan, sebuah bentuk pesantren kilat yang telah berlangsung turun-temurun. Tradisi ini tidak sekadar memberikan pengalaman mondok singkat bagi anak-anak usia SD hingga SMA, tetapi juga berfungsi sebagai instrumen penting dalam pembentukan karakter kemandirian dan nilai-nilai keislaman mereka. Dengan mengkaji kitab kuning serta berbagai literatur keislaman lainnya, para santri memperoleh pengalaman spiritual dan intelektual yang kaya.

Posonan menjadi momentum bagi anak-anak untuk belajar lebih dalam tentang ajaran Islam, mulai dari hukum Islam (fiqh), sejarah Islam, ketauhidan atau teologi, hingga adab dan akhlak. Selain itu, mereka juga mendalami tafsir Al-Qur'an serta hadis, yang menjadi dasar dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama. Metode pengajaran yang digunakan di pesantren ini biasanya dilakukan melalui sistem sorogan dan bandongan, yang memungkinkan santri mendapatkan pemahaman langsung dari pengasuh pesantren maupun para ustaz.

Salah satu keunggulan Posonan adalah adanya interaksi langsung antara santri dengan rekan sejawatnya, dengan para seniornya, serta dengan para kyai dan ustaz. Interaksi ini tidak hanya memperkaya wawasan keislaman mereka, tetapi juga menanamkan sikap saling menghormati dan menghargai dalam kehidupan sehari-hari. Santri belajar untuk mendisiplinkan diri, mengikuti jadwal yang ketat, serta menjalankan ibadah dengan penuh kesungguhan.

Mondok Posonan bukan sekadar belajar kitab, tetapi juga menempa karakter, kemandirian, dan ketakwaan. Ramadan menjadi ladang ilmu dan pengalaman hidup bagi para santri.

Dalam pesantren, para santri juga diajarkan nilai-nilai kemandirian yang jarang ditemukan dalam sistem pendidikan formal. Mereka harus mengurus diri sendiri, mulai dari mencuci pakaian, menjaga kebersihan lingkungan, hingga mengatur waktu antara ibadah, belajar, dan istirahat. Pembiasaan ini menjadi bekal penting bagi mereka dalam menghadapi kehidupan di masa depan.

Pesantren-pesantren di Kudus telah mengembangkan sistem pembelajaran Posonan yang unik, menyesuaikan dengan kebutuhan dan usia para santri. Untuk santri usia SD, pembelajaran lebih banyak difokuskan pada pengenalan dasar-dasar agama Islam, seperti tata cara berwudu, shalat, membaca Al-Qur'an, dan kisah-kisah para nabi. Sementara itu, bagi santri usia SMP dan SMA, kajian lebih mendalam dengan fokus pada fiqh, tauhid, dan akhlak.

Tradisi Posonan juga menjadi ajang bagi para santri untuk menginternalisasi nilai-nilai kehidupan sehari-hari melalui praktik langsung. Mereka mengalami sendiri bagaimana rasanya berpuasa, mengikuti ritual ibadah secara intensif, serta membiasakan diri dengan kehidupan kolektif yang sarat dengan nilai kebersamaan dan gotong royong. Selain itu, para pengasuh pesantren dan para senior menjadi role model yang sangat berpengaruh dalam membentuk karakter santri. Dengan melihat langsung bagaimana para ustaz dan kyai menjalankan kehidupan sehari-hari dengan penuh disiplin dan ketakwaan, para santri secara tidak langsung meniru kebiasaan baik tersebut. Ini merupakan bentuk pendidikan karakter yang tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga aplikatif.

Pesantren kilat Ramadan di Kudus juga menjadi sarana bagi anak-anak untuk belajar nilai-nilai sosial yang lebih luas. Mereka belajar tentang pentingnya berbagi, menumbuhkan sikap empati terhadap sesama, serta memahami bahwa hidup tidak hanya tentang diri sendiri, tetapi juga tentang bagaimana berkontribusi untuk kebaikan bersama. Salah satu aspek menarik dari tradisi Posonan adalah bagaimana pesantren menghidupkan suasana Ramadan dengan berbagai kegiatan tambahan seperti tadarus Al-Qur'an, pengajian malam, hingga praktik ibadah secara kolektif. Suasana ini menciptakan pengalaman spiritual yang membekas bagi para santri, menjadikan Ramadan sebagai bulan penuh keberkahan dan pembelajaran.

Pesantren kilat bukan hanya tentang ilmu agama, tetapi juga tentang membentuk pribadi yang berakhlak, disiplin, dan siap menghadapi kehidupan dengan nilai-nilai Islam yang kuat.

Dalam jangka panjang, pendidikan melalui Posonan tidak hanya memberikan bekal agama yang kuat, tetapi juga membentuk karakter yang lebih mandiri, disiplin, serta berakhlak mulia. Banyak alumni Posonan yang kemudian tumbuh menjadi individu yang memiliki kepekaan sosial tinggi, memahami nilai-nilai Islam secara mendalam, serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Meskipun bersifat temporer, Posonan memiliki dampak jangka panjang yang signifikan. Bagi para orang tua, mengikutsertakan anak-anak mereka dalam pesantren kilat Ramadan di Kudus merupakan investasi berharga dalam membentuk karakter dan keislaman mereka. Tradisi ini, yang telah berlangsung selama bertahun-tahun, tidak hanya menjaga warisan keislaman, tetapi juga menyesuaikan diri dengan tantangan zaman.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk terus mendukung keberlangsungan Posonan sebagai bagian dari pendidikan karakter bagi anak-anak dan generasi muda. Dengan menginternalisasi nilai-nilai Islam dalam kehidupan mereka sejak dini, diharapkan mereka tumbuh menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki integritas moral dan spiritual yang kuat. Kudus, dengan tradisi pesantren kilat Ramadan yang kental, telah memberikan contoh nyata bagaimana pendidikan berbasis pesantren mampu membentuk karakter anak-anak bangsa yang beriman, mandiri, dan berakhlak mulia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun