Mohon tunggu...
Muhammad Irwan
Muhammad Irwan Mohon Tunggu... -

Mengikatlah Diri ke Musafir Ulama dan Ulama Musafir lalu teruslah mengikat Simpulnya dengan kuat, teruslah mengikuti sampai akhirnya kembali kepada Sang Pencipta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Puncak Tertinggi dan Para Pendaki

13 Agustus 2017   11:22 Diperbarui: 13 Agustus 2017   11:53 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Puncak Tertinggi dan Para Pendaki

"Jalan dan cara pendakian (manusia) beragam
Tetapi mereka berjalan ke arah kebenaran
Yang Satu
Dan para pendaki jalan kebenaran itu
Mencari jalan sendiri-sendiri"

"Bahasa kita beragam tetapi Engkaulah
Satu-satunya Yang Maha Indah
Dan masing-masing kita
menuju Sang Maha Indah Yang Satu itu"

Syair diatas adalah karya tokoh sufi kenamaan Abu Bakr Muhammad bin al-Arabi al Hatimi al Tha'i atau yang lebih dikenal dengan panggilan Ibnu Arabi, lahir di Spanyol 560 H/1126 M salah satu ulama produktif manulis Syair pada zamannya.

Syair Ibn Arabi ini menggambarkan seorang manusia yang hatinya berbisik pada dirinya, bisikannya mengajak diri kita untuk berjalan menuju ke satu tujuan yakni kearah Kebenaran Yang Satu

Meski jalan yang dilalui melewati jalan sunyi dan panjang, hati terus berbisik lembut agar tetap meneruskan perjalanan, meski hanya sendirian.

Layaknya para pendaki Gunung, para pendaki mencari jalan sendiri-sendiri untuk sampai ke puncaknya. Jalur setapak pendakian memang bekasnya sudah ada, sudah lebih dari satu jalur jalan pendakian yang sudah pernah dilewati para pendaki sebelumnya

Dikira Itu Puncak

Tidak jarang para pendaki bisa tersesat tanpa dia sadari walau jalannya sudah ada, mereka hanya berputar-putar dilereng gunung hingga perbekalannya habis, ada juga yang mengira bahwa mereka sudah sampai ke puncak, karena mata mereka melihat awan dengan dekat, yang mereka pahami bahwa puncak gunung tandanya kalau sudah bisa melihat awan dengan dekat dan ketinggian awan berada dibawah kakinya.

Masing-masing pendaki mencoba mencari jalan yang paling dianggap tepat menuju ke pucak, banyak yang berhasil dan banyak pula yang tidak. Mereka yang berhasil adalah yang punya tekad dan menyiapkan apa saja yang diperlukan untuk sampai ke puncak

Memiliki alat penunjuk jalan/kompas  atau juga meminta tolong kepada pendamping yang sudah terlebih dulu sampai ke puncak, dan yang tidak kalah penting adalah patuh dengan pembimbing selama proses menuju puncak. Aturan-aturan yang disampaikan pembimbing ditaati dan dikerjakan dengan sungguh-sungguh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun