Mohon tunggu...
TIMPEK
TIMPEK Mohon Tunggu... Mahasiswa - PELAJAR

Suara yang tak bernada. Detak yang tak berdenyut. Hiduplah!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Memandang Kelayakan Hidup Bahasa Daerah di Indonesia

17 Mei 2022   06:30 Diperbarui: 17 Mei 2022   18:41 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mari sejenak membahas tentang hal dasar. Hal dasar yang input dan output--nya tidak terlalu terasa, bahkan tidak 'berguna'. Hal dasar yang tidak memberikan kita penghargaan, terpandang, apalagi jabatan dan kekayaan. Namun, hal dasar tersebut penulis rasa perlu karena ia adalah bagian hidup dan identitas. 

Hal dasar itu adalah bahasa: bahasa daerah di Indonesia. Bahasa-bahasa yang mulai layu bahkan punah. 

Indonesia yang memiliki bahasa-bahasa daerah yang begitu banyak dan beragam, tentunya memposisikan bahasa daerah sebagai salah satu daripada produk budaya Indonesia. 

Dengan banyaknya bahasa daerah yang ada di Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki keunikan, keistimewaan dari segi kultural dan budayanya.

Bahasa dipandang perlu dan penting sebagai alat komunikasi, persatuan dan identitas negara.  Demikian juga bahasa daerah. 

Menurut pakar bahasa, ada beberapa kedudukan dan fungsi bahasa daerah: (1) sebagai lambang kebanggaan daerah, (2) sebagai lambang identitas daerah, (3) alat penghubung dalam keluarga dan masyarakat daerah, (4) sarana pendukung kebudayaan daerah dan bahasa Indonesia, serta (5) sebagai pendukung karya sastra daerah dan nasional. 

Kedudukan dan fungsi bahasa daerah yang dijabarkan merupakan bentuk aktif dan partisipasi bahasa daerah terhadap perjalan individu dan kolektif dalam masyarakat daerah. Bahasa daerah pun memiliki keunikan dan keistimewaan bagi penuturnya.

Bahasa daerah menjadi lambang dan identitas suatu individu dan kelompok masyarakat untuk menegaskan eksistensinya. 

Misalnya, orang Aceh yang merantau ke pulau Jawa. Walaupun ia berbicara dengan bahasa Indonesia, tapi dari segi aksen (sederhananya logat) dapat kita kenal bahwa dia berasal dari Aceh. 

Demikian juga orang Batak. Kendatipun ia berbicara menggunakan bahasa Indonesia, dari segi aksennya dapat kita kenali bahwa dia berasal dari Medan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun