Mohon tunggu...
Muhammad Haris Nurdiansyah
Muhammad Haris Nurdiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Muhammad Haris

Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa, aktivis, dan hobbi membaca

Selanjutnya

Tutup

Politik

Revolusi Atmosfer

2 Agustus 2022   18:24 Diperbarui: 3 Agustus 2022   12:14 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dewasa ini, kita telah tumbuh untuk mengenal sebuah peradaban. Terlihat sebuah proses ekonomi yang masih dijaga turun-menurun dari leluhur (nenek moyang). 

Namun, percepatan zaman sudah mulai mengadaptasi perubahan sosial seakan-akan kita di tuntut untuk bersujud menghadap modernisasi. 

Para pembimbing kita yang semestinya menjadi pengarah berubah menjadi remote dari para pelaku kapitalis. 

Transformasi seakan tak bisa kita relakan dalam hunian yang semakin berubah oleh kencangnya teknologi. Namun, biarlah semua akan berkorelasi dengan pelan-pelan. 

Duhai para pembimbing mohon berikan sebuah gagasan pencerah agar seluruh bibit-bibit penopang bangsa bisa menjadi kebahagiaan dalam perubahan yang sungguh cepat ini. 

Proses akulturasi yang sedikit mendramatisir suasana memiliki dampak besar dalam argumentasi berpikir ke depan. Alangkah buruk ketika peradaban itu sedikit tak terasa sudah beberapa waktu lagi.

Pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) yang kita kenal sebagai penunjang Negeri menjadi momok kamuflase dari sedikit orang. Susanne Keller (1995, 41) terdapat peranan Elite Penentu dimana group-group minoritas tersebut memiliki andil besar dalam pengaturan sistem suatu tatanan sosial. 

Dari situ terlihat bahwa, elite yang memiliki peranan dalam pengaturan tatanan sosial dapat mengubah culture, dan, memiliki peranan lebih dalam untuk mengontrol revolusi atmosfer abad ini.

Penulis : Ahmad Subutillah

Editor : Muhammad Haris Nurdiansyah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun