Mohon tunggu...
Muh. Hanafi
Muh. Hanafi Mohon Tunggu... Guru - Abdi Negara

Pengawas Madrasah Tingkat MA, Fasda Numerasi dan AlQur'an Hadist, Fasilitator IKM, Instruktur Visitasi Pelatihan Tindak Lanjut Hasil AKMI 2023, Penggerak Moderasi Beragama, Karya yang telah dipublikasikan : 1 buah Buku Referensi "Keajaiban Think Pair And Share pada Pembelajaran Al-Qur'an Hadist", 2 buah Jurnal pada At-Taklim STAI An-Nadwah KTL dan PEJ FTK UIN STS Jambi. Hope winner on cross cultural religious literacy competition "Developing Student Activity Program" Institut Leimena Jakarta Tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Masihkah Relevan Radio di Zaman Digital?

5 Desember 2022   11:28 Diperbarui: 27 Desember 2022   19:11 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ahad (4 Desember 2022) pukul 07.30 WIB pagi tepat saya mendatangi pangkas rambut untuk potong rambut tempat langganan. Sudah hampir dua bulan rambut saya belum dirapikan, hari ini Senin (05 Desember 2022) bersamaan para siswa akan mengikuti penilaian akhir semester ganjil, jadi saya harus merapikan rambut, karena kenapa harus memotong rambut, seorang guru itu role model, jadi tidak akan mungkin memerintahkan ke siswa untuk rapikan rambut, sementara gurunya saja rambutnya tidak rapi.

Sayup-sayup saya mendengar suara iklan jamu dari suara kecil dipojok tempat saya akan memangkas rambut. Saya mencari suara itu, oh..ternyata suara radio. Suara Iklan jamu...Setelah iklan jamu itu berakhir, terdengar suara berikutnya, sepertinya suara penyiar radio, "Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh, selamat pagi pendengar sekalian, apa kabarnya hari ini..semoga baik-baik ya..".

"Masih ada ya Radio kita !", saya coba tanya ke bang Samsul. namanya Samsul, pemangkas rambut itu, saya manggilnya abang, langganan pemangkas rambut saya tiga tahun terakhir, karena pertama lebih tua dari saya, dan kedua teman saya waktu mengurusi Mesjid Nurul Iman pas tempatnya di depan pangkas rambut punya bang Samsul.

"Masih ada !", katanya... "ini radio milik Pemerintah Daerah". "Oh", kata saya..  namanya RSPD atau Radio siaran pemerintah daerah.  Saya ingat nama Radio ini, dulu ada teman yang bekerja di sini, karena ada teman yang bekerja disini, sering menjadi tempat saya nongkrong, kumpul, ngopi, bahkan pernah saya menjadi asisten pengumpul kertas atensi. Dulu teman saya  honor disini, dan sekarang dia di angkat menjadi PNS di bagian HUMAS Pemkab, dan sampai hari ini mengurusi kehumasan dan publikasi daerah. Dialah yang  mengurusi radio ini.

Ditengah dunia digitalisasi, alhamdulillah radio  ditempat saya masih ada, meski peminatnya semakin sedikit, tapi untuk daerah yang kurang terjangkau, radio sangat memungkinkan informasi-informasi pemerintah Kabupaten  bisa tersampaikan dengan baik.

Di pekerjaan yang rerata petani kebun pinang dan kelapa di daerah kami, mereka sambil mengucek pinang, mengupek kelapa  di langkau-langkau, radio menjadi salah satu hiburan. Distel diaudiokan ke salon, akhirnya semuanya bisa mendengar. Cukup mudah tidak perlu ditonton, cukup di dengar.

Hari ahad, radio RSPD daerah kami ini memberikan luang acara untuk anak-anak muda, yaitu karaoke. Paling di tunggu, jadi mereka bisa me-request lagu kesuka'anya..seru banget.

Radio memang sudah ketinggalan jamannya, tapi tetap dinanti kehadirannya di telinga-telinga penggemarnya...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun