Mohon tunggu...
Muhammad Hammam
Muhammad Hammam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Pelajar

seorang pemula yang masih banyak belajar tentang berbagai hal, belajar dengan baik untuk memberikan yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Film

Perdebatan Kritik dalam Perfilman, Perlu atau Tidak?

23 November 2022   22:00 Diperbarui: 23 November 2022   22:03 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kritik terhadap suatu film adalah suatu hal yang tidak asing dan sudah ada sejak lama dalam dunia perfilman. perfilman yang mengalami perubahan secara terus menerus hingga sampai pada saat ini tentunya sangat dipengaruhi oleh kritikan yang mereka terima. bagaimana tidak, secara sederhana setiap film yang muncul harus memberikan kesan baik dan kepuasan kepada penonton, dan selama bertahun-tahun lamanya seorang produser atau sutradara film tentu berusaha keras berinovasi dalam hal tersebut. penonton selalu menanti kejutan yang baru dalam setiap film, karena itulah bilamana suatu film tidak memberikan kejutan atau dirasa biasa saja ataupun yang lebih parah yaitu mengecewakan ekspektasi penonton, pada saat itulah kritik akan berdatangan.

Pada dasarnya kita semua tahu bahwa kritik tidak selalu menyampaikan pendapat buruk terhadap suatu film, namun juga seringkali berupa pujian. Bagi saya sendiri pujian terhadap suatu film sebenarnya lebih mudah untuk disampaikan dan juga jarang menimbulkan perdebatan dikalangan penonton, pujian juga dapat menjadi pedoman bagi sutradara atau produser film lain dalam membuat film yang lebih baik. Berbeda halnya dengan kritikan buruk terhadap suatu film, yang mana ini menjadi pokok bahasan dalam artikel ini. 

Perlu diketahui bahwa kritik terhadap suatu film bukanlah menjadi masalah jika mayoritas penonton setuju bahwa film tersebut buruk, orang-orang tentu tidak akan terlalu ambil pusing untuk memperdebatkannya. contohnya saja bagi saya ketika suatu film mendapat nilai rating 5 atau dibawahnya di IMDb atau mendapat "sertifikat busuk" di Rotten Tomatoes yang mana mereka merupakan Website penyedia informasi film beserta penilaiannya, maka film tersebut dapat dikategorikan buruk dan memang tidak direkomendasikan untuk ditonton. 

Rating film melalui website seperti itu memang tidak menjamin secara pasti bagus atau tidaknya suatu film karena setiap orang akan memiliki pandangan yang berbeda-beda terhadap suatu film. Namun karena rating film merupakan hasil rata-rata dari kumpulan penilaian banyak orang, maka secara sederhana kita dapat menarik kesimpulan secara cepat dan tidak terlalu rinci apakah film ini baik ataupun buruk. 

Berbeda lagi halnya ketika penilaian suatu film terbelah, ketika sebagian penonton menilai bahwa film itu buruk dan sebagian penonton lagi menilai bahwa film itu baik dan cukup memuaskan, pada saat inilah perdebatan sering terjadi. 

Pada dasarnya saya tidak mempermasalahkan apakah penonton menyukai atau tidaknya suatu film, itu merupakan hak penonton dan kita tentunya tidak boleh melakukan pemaksaan. Begitu pula dengan kritik yang diberikan, baik suka maupun tidak suka hal itu merupakan kebebasan penonton untuk mengutarakan pendapatnya. Yang menjadi permasalahan adalah ketika suatu kritikan tidak disampaikan secara baik dan benar. 

Pada intinya hal ini berkaitan dengan bahasa yang digunakan dalam menyampaikannya, bahasa yang kasar atau merendahkan tentu akan memberikan kesan mengejek dan memprovokasi penonton yang bertentangan pendapat sehingga pada akhirnya perdebatan yang tidak perlu pun terjadi. 

Saya mengatakan perdebatan ini tidak perlu karena biasanya hal ini akan merambat kepada pembahasan yang tidak perlu juga dan pada akhirnya hanya akan memberikan generalisasi yang subjektif dan tidak beralasan yang tentunya dapat memperburuk citra suatu pihak perfilman.

Saya disini mengambil contoh perdebatan antara penggemar film Marvel dengan Marvel Cinematic Universe (MCU) nya dengan penggemar film DC dengan Detective Comics Cinematic Extended Universe (DCEU) nya. 

Kondisi antara keduanya sangat rapuh, mereka seringkali saling menjatuhkan dalam berbagai situasi baik ketika film yang diproduksi mendapat review yang buruk ataupun baik. Hal ini pada akhirnya memberikan suasana lingkungan yang kurang baik dan ramah dalam dunia perfilman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun