Mohon tunggu...
Muhammad Ghathfan Faiz Faruq
Muhammad Ghathfan Faiz Faruq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Uin Maulana Malik Ibrahim Malang

Di harapkan tulisan yang saya susun dapat bermanfaat bagi para pembacanya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Siapakah Edward Lee Thorndike dan Burhus Fedric Skinner?

28 September 2022   19:33 Diperbarui: 28 September 2022   20:47 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
WikipediaEdward Lee Thorndike - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Nah!, pasti kalian masih bertanya-tanya siapakah Edward Lee Thorndike dan Burhus Fedric Skinner itu namun, mungkin sebagian dari kalian yang mempelajari atau membaca tentang psikologi sudah tak asing lagi dengan 2 nama tokoh psikologi tersebut, yaa mereka berdualah yang mempelopori teori belajar fungsionalistik, lebih tepatnya Thorndike yang mencetuskan teori belajar fungsional untuk pertama kali dan kemudian diperbarui oleh Skinner.

Pertama-tama siapa sih Edward Lee Thorndike? dan bagaimana beliau menggambarkan teori belajar fungsionalistik itu sendiri? Baik kita singkat saja nama dari Edward Lee Thorndike pada artikel ini sebagai thorndike saja agar memudahakan untuk memahaminya, thorndike adalah seorang psikolog yang berkebangsaan Amerika Serikat, ia menghabiskan hampir seluruh kariernya di Teachers College, Universitas Columbia.

Menurut Shadily, Hassan.Ensiklopedia Indonesia. Thorndike, lahir di Williamsburg, Massachusetts, beliau adalah anak dari seorang pendeta Gereja Metodis di Lowell, Massachusetts. Ayahnya bernama Edward Robert Thorndike dan ibunya bernama Abbie Ladd Thorndike. Ayahnya merupakan seorang mantan pengacara yang kemudian menjadi pendeta di sebuah gereja Metodis. Semasa kecilnya, keluarganya sering berpindah-pindah tempat tinggal. Ini dalam rangka pelayanan dalam berbagai sidang di daerah New England. Thorndike merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Ia memiliki kakak laki-laki bernama Ashley Horace dan adik laki-laki bernama Lynn. Thorndike juga memiliki seorang adik perempuan bernama Mildred. Keluarganya merupakan penduduk asli dari negara Maine. Pada tahun 1895, Thorndike mendapatkan gelar sarjana dari Universitas Wesleyan, Connecticut. Setelah itu, beliau melanjutkan pendidikan di Universitas Harvard pada jurusan bahasa. Fokusnya adalah bahasa Inggris dan bahasa Prancis. (Firliani, dkk. 2019).

Teori Belajar Fungsionalistik Menurut Thorndike

Thorndike menjelaskan bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus dengan respons, yang dimana perubahan tingkah laku boleh berwujud sesuatu yang konkret atau non konkret.

Berdasarkan eksperimen yang dilakukannya beliau memperoleh tiga macam hukum dalam belajar, yakni law of effect, law of exercise, dan law of readiness. Law of effect adalah tercapainya kondisi yang memuaskan akan memperkuat hubungan antara stimulus dengan respon. Maksudnya, bila respons terhadap stimulus menimbulkan sesuatu yang memuaskan. Bila hubungan S-R tidak diikat oleh sesuatu yang memuaskan maka respons itu akan melemah atau bahkan tidak akan ada respons sama sekali. Secara umum law of effect yaitu sesuatu yang menimbulkan efek yang mengenakkan akan cenderung diulangi atau sebaliknya.

Law of exercise adalah respons terhadap stimulus dapat diperkuat seringnya respons digunakan. Hal ini menjadikan implikasi bahwa praktik, khususnya pengulangan dalam pengajaran ialah penting dilakukan. Sementara law of readiness adalah dalam memberikan respon subjek harus siap dan disiapkan. Hukum ini menyangkut kesiapan dalam pengajaran, baik kesiapan fisik ataupun mental dan intelek. Stimulus tidak akan direspons, atau reh duduk yang tenang, rapi dan sebagainya. Guru mengadakan ulangan yang teratur, bahkan dengan ulangan yang ketat atau guru memberikan pujian, bimbingan, pembsponsnya akan lemah, bila pelajar kurang atau belum siap.

Menurut Edwar Lee Thorndike sebelum guru memasuki kelas untuk mulai mengajar, maka anak-anak disiapkan mentalnya terlebih dahulu. Misalnya anak disuruerian hadiah, bahkan bila perlu hukuman sehingga memberikan motivasi proses belajar mengajar.

Ada kelemahan dalam teori belajar menurut Thorndike yaitu, pertama, memandang belajar hanya merupakan asosiasi stimulus dan respons. Dengan demikian yang dipentingkan dalam belajar adalah memperkuat asosiasi dengan latihan-latihan atau ulangan yang terus-menerus. Kedua, proses belajar yang dipandang mekanistik antara stimulus dan respons.

Yaa begitulah, sudahkah kalian mengenal siapa itu thorndike dan bagaimana menurut beliau tantang teori belajar fungsionalistik itu, selanjutnya kita akan mengenal siapa itu Burhus Fedric Skinner dan bagaimana beliau menggambarkan teori belajar fungsionalistik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun