Mohon tunggu...
Muhammad Fauzi
Muhammad Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sarjana Pengangguran
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan sesekali kalian mengeluh tentang kehidupan, bersyukurlah kalian kepada sang pencipta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Enggan Menagih Hutang Bukan Berarti Pikun

12 Juli 2022   23:18 Diperbarui: 12 Juli 2022   23:28 1125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Utang (gambar: Zonapriangan.com/IST)

Pastinya kalian tahu jika ada banyak drama ketika seseorang ingin berhutang atau meminjam uang kepada kita. Maklumlah, namanya orang lagi butuh dan menginginkan kita untuk meminjamkannya.

Saya sendiri merupakan tipe orang yang tidak keberatan ketika dihutangi. Saya juga enggan mengurusi uang yang dipinjamkan tersebut, dan tak peduli mau dipakai untuk apa, itu terserah mereka. Urusanku  hanyalah menerima bayaran ketika mereka sudah selesai berhutang. 

Terkadang yang menjadi masalah adalah mereka yang meminjam uang mungkin lupa atau bagaimana tidak pernah membayar hutang. Jikalau orangnya masih sering ketemu atau sesekali ngabarin, hal itu masih wajar saja. Namun, apabila mereka menghilang entah kemana tanpa adanya kejelasan, inilah yang paling tak disukai. 

Mau bagaimanapun saya termasuk orang yang jarang banget untuk menagih hutang. Bukan karena banyak uang, tapi ada beberapa alasan yang mendasari itu. 

1. Terlalu Sering Menagih

Saking sebelnya karena terlalu sering menagih, hal inilah yang membuat saya malas dalam menagih hutang. Ketika ditagih selalu beralasan belum ada uang dan belum bisa mengembalikan. Seharusnya sadar dirilah, sekiranya diusahakan untuk membayar hutangnya meskipun dicicil. 

Karena terlalu sering menagih dan hasilnya nihil, biasanya saya stop untuk tidak menagih lagi.

2. Kebanyakan Drama

Ini sebenarnya hampir mirip sama poin nomor satu, meskipun jarang ditagih tapi dramanya panjang kali lebar. 

Tak usah kebanyakan drama, uangnya buat bayar ini dulu, buat bayar itulah. Jika dramanya sudah keterlaluan begini ya saya malas menagih lagi, biar nanti dibalikin dengan sendirinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun