Mohon tunggu...
Muhammad Fauzan Nabil
Muhammad Fauzan Nabil Mohon Tunggu... Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UINSI Samarinda angkatan 2022

Memiliki pengalama dalam bidang penulisan, membuat sang penulis terlibat di berbagai project seperti baru baru ini menjadi scriptwritter dalam sebuah web series

Selanjutnya

Tutup

Games

Belajar Hidup dari Magic Chess: Go Go

16 Mei 2025   23:13 Diperbarui: 16 Mei 2025   23:13 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Loading Screen Magic Chess: Go Go

Bagi sebagian orang, game hanya dianggap sebagai hiburan semata. Tapi siapa sangka, dari permainan yang terlihat sederhana seperti Magic Chess: Go Go, kita sebenarnya bisa memetik banyak pelajaran hidup. Magic Chess: Go Go adalah game strategi auto battle yang mirip dengan catur, namun dengan karakter-karakter unik yang memiliki kemampuan dan sinergi berbeda. Tugas pemain adalah menyusun strategi, mengatur posisi, mengombinasikan karakter, dan mengelola sumber daya dengan bijak agar bisa bertahan hingga akhir permainan. Tapi kalau kita jeli, permainan ini bukan sekadar soal menang atau kalah. Ia menyimpan banyak pelajaran berharga yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Salah satu hal pertama yang terasa saat bermain Magic Chess adalah pentingnya kerja sama. Dalam game ini, kita dituntut untuk membentuk sinergi antar hero, karena hero yang bekerja sama dengan baik bisa memberikan efek kuat yang menentukan jalannya pertarungan. Begitu pun dalam hidup, kita tidak bisa berjalan sendiri. Dalam pekerjaan, keluarga, pertemanan, atau komunitas, keberhasilan selalu lahir dari kekompakan dan saling dukung. Rasulullah bahkan mengajarkan bahwa mukmin satu dengan yang lain ibarat bangunan yang saling menguatkan. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman,  

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (QS. Al-Ma’idah: 2).

Selain itu, Magic Chess juga menuntut kita untuk berpikir ke depan. Di setiap ronde, kita dihadapkan pada pilihan: apakah akan membeli hero baru, menyimpan gold untuk mendapatkan bunga, atau merombak strategi secara keseluruhan. Setiap keputusan berpengaruh besar pada ronde-ronde berikutnya. Begitu juga dalam hidup. Jika kita terbiasa berpikir pendek dan hanya mengejar kesenangan sesaat, kita bisa terjebak dalam pilihan yang membuat kita menyesal. Tapi jika kita belajar menahan diri, menyusun prioritas, dan berpikir jangka panjang, kita akan lebih siap menghadapi berbagai tantangan. Allah berfirman, 

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata: Rabb kami adalah Allah, kemudian mereka istiqamah (teguh pendirian), maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka…” (QS. Fussilat: 30). 

Tentu, tidak semua berjalan mulus. Dalam game, kita bisa kalah berkali-kali, kehilangan hero andalan, atau bahkan nyaris tersingkir. Tapi Magic Chess mengajarkan bahwa selama masih punya satu nyawa tersisa, peluang untuk bangkit selalu ada. Inilah yang disebut sebagai “comeback”. Sama seperti hidup. Kita mungkin pernah gagal, jatuh, atau merasa kehilangan arah. Tapi selama kita tidak menyerah, harapan untuk bangkit itu selalu ada. Bahkan, seringkali justru dari titik terendah itulah kekuatan terbesar muncul. Allah telah menegaskan, 

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 6).

Pelajaran lainnya adalah soal mengelola sumber daya. Dalam game, jika kita boros menggunakan gold, maka kita tidak bisa membangun kekuatan jangka panjang. Tapi jika kita mampu mengatur pengeluaran, menyimpan secukupnya, dan memanfaatkan waktu dengan tepat, maka kekuatan kita akan stabil dan berkelanjutan. Ini sangat relevan dalam kehidupan nyata. Banyak dari kita yang mudah tergoda untuk menghabiskan waktu, tenaga, atau bahkan uang tanpa perhitungan. Padahal, dalam Islam kita diajarkan untuk tidak berlebih-lebihan. Allah mengingatkan dalam Al-Qur’an: 

“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara setan.” (QS. Al-Isra: 26–27). 

Yang terakhir, dan mungkin paling penting, adalah keberanian untuk mengambil keputusan dan berserah diri kepada Allah. Dalam Magic Chess, kadang kita harus “roll” atau mengambil risiko untuk mendapatkan kombinasi hero terbaik. Ini langkah yang menegangkan, karena tidak ada jaminan berhasil. Tapi justru di situlah letak pelajarannya: dalam hidup, kita juga akan dihadapkan pada banyak pilihan yang penuh risiko. Yang bisa kita lakukan adalah berusaha semaksimal mungkin, menimbang dengan akal dan hati, lalu setelah itu, pasrahkan hasilnya kepada Allah. Inilah makna tawakkal yang sebenarnya—usaha keras yang dibarengi kepercayaan penuh kepada takdir yang Allah tetapkan. 

“Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal.” (QS. Ali Imran: 159).

Jadi, siapa bilang main game itu cuma buang waktu? Kalau kita mampu mengambil hikmah dari setiap aspek kehidupan, bahkan dari game seperti Magic Chess: Go Go pun kita bisa belajar banyak tentang hidup. Tentang kerja sama, perencanaan, kesabaran, manajemen, hingga tawakkal. Semua itu sejatinya adalah nilai-nilai Islami yang bisa kita bawa dalam aktivitas harian kita. Maka lain kali saat kamu bermain, cobalah sejenak berhenti dan merenung: mungkin, Tuhan sedang mengajarimu sesuatu lewat papan catur digital itu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Games Selengkapnya
Lihat Games Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun