Sampai kapan engkau akan terus memuja manusia?
Ketika berkali kali harapmu dipatahkan olehnya?
Masih pantaskah kau buta,
kepada Ia,Â
yang tak pernah berpaling dan yang Maha ada?
Surau kecil tempatmu berlarian dulu
kini sepi ditumbuhi kesunyian
Jalan setapak tempatmu bergurau itu
kini tak lagi terjamah, penuh rerumputan
Wajah ceria penuh bahagiamu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!