Mohon tunggu...
Muhammad Farras Shaka
Muhammad Farras Shaka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Free mind, reflective, and critical.

Seorang terpelajar mesti adil sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ontologi Shirothol Mustaqim

29 November 2022   11:33 Diperbarui: 29 November 2022   11:36 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tuhan ku, sungguh ku begitu sayang pada mu, walau akal tak berhenti untuk bertanya tentang manusia yang mengaku percaya kepada mu. Hanya karena cahaya yang kau beri dalam hati hidup ini menjadi berarti, tiada mu artinya adalah hidup tanpa hati, kering dan tandus bagai savana tanpa ketulusan dalam berfi'li. Berkat mu, ku tahu jalan apa yang mesti ku tempuh, yakni Shirothol Mustaqim.

Aku yakin, Shirothol Mustaqim bukan lah jalan yang penuh benci dan dengki, bukanlah jalan yang menganggap nilai-nilai moral sepi. Aku percaya bahwa Shirothol Mustaqim adalah jalan cinta sejati, Shirothol Mustaqim adalah kebeningan dan kemurnian hati, Shirothol Mustaqim adalah jalan luas membentang tanpa sekat bernama benci. Shirothol Mustaqim adalah kasih tanpa limitasi, ketegasan tanpa eksepsi, dan kebahagiaan yang abadi. Aku percaya, Shirothol Mustaqim tidak ada pada mereka yang bermata tajam dan bermain api, Shirothol Mustaqim tidak melekat pada mereka yang penuh benci, iri, dan dengki. Shirothol Mustaqim bagai telaga yang murni sampai ke dasar-dasarnya, dan beruntunglah mereka yang menempuhnya, wad khuli jannati.

Teguhkan hati pada jalan lurus ini, murnikam qolbi dari segala dengki dan pamrih, jernihkan aqli dari segala pikiran yang mengebiri aksi. Saksikan Robbi, bahwa di tengah kemelut pergolakan pemikiran yang tak pasti, diri ku tiada lelah untuk menggapai kau yang sejati, diri ini tak akan pasca untuk meraih pengetahuan sejati akan mu ya Robbi.

Murnikan hati, bersihkan aqli, semai pemikiran kritis, semata-mata demi engkau dan humaniti. Ketika nafasku habis, ku hanya ingin dosa-dosa masa lampau habis sirna dimakan kasih, bersih bagaikan jendela di pagi hari. Ketika nafasku sudah di ujung hari, ku harap aku memberi sesuatu kepada kemanusiaan, dengan niat tulus bahwa aku adalah pemberi, semata-mata karena engkau yang penuh kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun