Mohon tunggu...
Muhammad Faris Akbar
Muhammad Faris Akbar Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar sekolah

Hobi saya berenang, menggambar, dan berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Liburan yang Tak Terlupakan

25 September 2022   11:18 Diperbarui: 25 September 2022   11:19 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Uak Euis mengajakku dan keluarga lainnya untuk bermain ke Ancol dan Plaza. Seketika aku bergumam "hmmm Ancol?? Wahhhhh pasti renang nih." Bersegeralah aku pergi menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan untuk berenang, seperti celana pendek, kacamata renang, dan pakaian ganti.


   Di pagi minggu kami berangkat menuju tujuan pertama yaitu Ancol, aku bersama saudara - saudaraku yaitu Kepin, Ezar dan Rizqu. Oh iya Kepin adalah anak dari kakak Ibuku, lalu Ezar adalah anak dari adik Uak Anang suami Uak Euis, dan yang terakhir yaitu Rizqu adalah saudara perempuan yang sangat dekat denganku yang dimana ia adalah anak dari adik Ibuku.


   Kami sangat menikmati perjalanan untuk liburan kali ini, mulai dari bernyanyi bersama di mobil, bercerita - cerita di mobil, hingga tertawa bersama di mobil. Tiga jam berlalu kami akhirnya sampai di tujuan pertama yaitu Ancol. "Horeeeee akhirnya kita sampai, gasabar deh buat renang." Aku dan saudaraku sudah tidak sabar untuk segera masuk ke dalam, kita membayangkan bagaimana nanti serunya di dalam. Lalu kita pun akhirnya masuk setelah melalui antrian panjang, melihat air yang biru bersegeralah aku berganti pakaian bersama ketiga saudaraku. Begitu kita turun ke dalam air sensasi dingin lah yang pertama kita rasakan, aku dan saudaraku sangat menikmati segarnya air Ancol. Hingga karena saking keasikannya aku berenang terlalu jauh dari saudara - saudaraku, aku yang tadinya berwajah ceria seketika kebingungan "loohhhh, kok aku berenang sendirian?" Ucapku kebingungan.


   Aku menyusuri semua area di Ancol tetapi tak kunjung menemukan saudaraku maupun keluargaku lainnya, disitu aku sangat gelisah "haloooooo, Ezar, Rizqu, Kepin......dimana kalian?? Uak......, Uak dimana.....?" Teriakku sambil terus kesana kemari. Kurang lebih dua jam berlalu aku masih belum menemukan saudara dan keluargaku, tangis ku mulai bercucuran hingga deras sampai sampai membasahi wajahku. Beberapa menit kemudian ada yang menghampiriku dan ternyata itu adalah petugas Ancol. Aku pun diajak ke tempat untuk memberitahu pengumuman, dan petugas pun mengumumkan bahwa ada anak yang terpisah dari orangtua atau keluarganya.


   Beberapa menit kemudian barulah ada yang datang ke sumber suara, ternyata itu adalah Uak Euis. Dengan air mata yang masi berlinang, aku pun berlari menuju Uak Euis dan langsung memeluknya. "Uak jangan tinggalin aku!!!" Ucapku saat itu juga. Aku pun dibawa kembali oleh Uak Euis, dengan gembira semua keluarga memelukku. Aku sangat senang karena aku ternyata tidak dibuang oleh keluargaku. Karena hari yang mulai siang menuju sore kami sekeluarga langsung bergegas menuju tujuan kedua yaitu Plaza. Sesampainya di Plaza aku sekeluarga langsung berbelanja dan bermain banyak permainan "heiiii, kita main lempar bolaa yuuukkk...." ajakku kepada saudara - saudaraku. Tetapi tidak ada satupun saudaraku yang mau bermain lempar bola dan karena tidak ada yang mau, aku pun pergi bermain sendiri sedangkan saudara - saudaraku bermain capit boneka dan memang tempat nya pun di sebelah tempat permainan lempar bola.


   Lama - kelamaan aku pun bosan bermain sendiri, sedangkan saudarakku bermain bersama. Tak lama dari situ juga ketika aku beres bermain lempar bola, tanpa diduga semua saudaraku sudah tidak ada di tempat sebelah dan disitu otomatis aku mencari mereka dengan panik. "Heiiiiiii, Kepin...., Rizqu......, Ezar....., dimana kalian....!!!" Teriakku dengan lantang, tetapi cara itu tidak membuahkan hasil karena apa? Karena aku hanyak berteriak sekali saja, mengapa hanya sekali? Sebab disitu aku malu dengan banyaknya sekali orang orang disekitar. Terlebih lagi tak sedikit orang yang melirikku dengan sinis ketika aku berteriak, terpaksa lah dari situ aku hanya mencari dengan berjalan menyusuri tiap tempat. Aku terus mencari tanpa mengetahui posisiku dimana, disitu aku tidak sadar aku sudah jauh dari posisi awalku bermain. Waktu telah berlalu lama, namun aku baru sadar bahwa aku sudah terpisah dengan saudara dan keluargaku lainnya dan aku disitu sudah bingung harus kemana lagi. Air mataku sudah mulai tak terbendung, tetes demi tetes air mataku terjun ke bawah melewati pipiku dan semakin lama tetes an air mataku yang awalnya perlahan menjadi banyak dan bertambah cepat. Disitu aku berkata spontan, "apa jangan - jangan keluargaku sudah pulang, lalu mereka pergi tanpa mengingatku?" Waktu demi waktu terus berjalan tetapi aku masih belum menemukan satu pun keluargaku, disitu aku masih belum pasrah dan masih melanjutkan penyusuran tempat. Hingga pada akhirnya aku sudah sangat lelah mencari kesana kemari tanpa membuahkan hasil sedikit pun, kemudian aku hanya duduk dengan air mataku yang berjatuhan. Karena sudah pasrah aku hanya bisa berdiam diri ditempat, terlebih lagi orang  yang berdatangan pun semakin banyak sekali yang semakin membuatku bingung karena aku malu dan karena semua tempat sudah tertutupi oleh orang - orang.


   Orang - orang disekitar pun hanya melirikku saja, disitu aku sudah sangat pasrah. Hingga Plaza di tutup aku masih berada di depan Plaza, aku hanya bisa berharap keluargaku tidak melupakanku. Untungnya aku di depan Plaza tidak sendirian bersama dengan penjaga Plaza aku ditemani sampai aku aman dan tenang. "Adek...., adek yang tenang yaa..., ada om disini, tenang aja keluarga adek pasti kembali untuk menjemput kok" ucap penjaga Plaza yang mencoba menenangkanku. Setelah menanti keluargaku, akhirnya mereka kembali ke Plaza pada pukul sembilan malam. Disitu aku sangat senang dan bersyukur, keluargaku datang menjemputku kembali. Uak Euis langsung memelukku sambil berkata "ya Allah aaaa.... untung Uak bisa menemukan aa...., maapin Uak yaa...." dan pada akhirnya kita semua bisa pulang dengan tenang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun