Mohon tunggu...
muhammad farhan
muhammad farhan Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Pelajar

Muhammad Farhan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Panggilan "Bunda" Merupakan Panggilan Orang Kristen, Benarkah?

17 Januari 2021   15:16 Diperbarui: 17 Januari 2021   15:21 7312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Akhir-akhir ini, sebagian masyarakat menganggap bahwa panggilan bunda merupakan panggilan orang Kristen. Bagi orang Islam yang memakai panggilan tersebut berpotensi murtad. Akan tetapi, apakah benar anggapan tersebut tidak pernah diungkap oleh masyarakat yang mempercayainya.

Anggapan tersebut diduga berawal dari postingan di media sosial. Postingan tersebut menyebutkan bahwa panggilan bunda merupakan panggilan orang Kristen yang haram dipakai oleh orang Islam karena Bunda Maria dipanggil dengan sebutan bunda. Masyarakat yang fanatik keagamaannya kuat langsung mempercayai hal itu dan mengharamkan panggilan bunda bagi seluruh orang Islam.

Akan tetapi, masyarakat yang mempercayai hal itu tidak pernah memverifikasi kebenarannya secara ilmiah. Mereka hanya percaya bahwa itu benar karena memang Bunda Maria dipanggil dengan sebutan bunda. Karena hal semacam ini mempermasalahkan panggilan atau kata, masalah semacam ini seharusnya diteliti terlebih dahulu oleh ahli bahasa. Kebenaran panggilan bunda adalah panggilan orang Kristen yang haram dipakai oleh orang Islam harus diteliti terlebih dahulu oleh ahli bahasa.

Hal pertama yang akan diuraikan adalah bahwa kata tidak beragama. Memang benar bahwa kitab suci suatu agama berbahasakan bahasa daerah munculnya agama tersebut. Akan tetapi, hal itu tidak berarti bahwa bahasa yang menjadi bahasa kitab suci suatu agama menjadi bahasa agama tersebut. Jadi, karena Al Quran berbahasa Arab, tidak berarti bahasa Arab adalah bahasa Islam. Orang-orang non-Islam diperbolehkan untuk berkomunikasi dengan bahasa Arab dan tidak menyebabkan mereka masuk Islam.

 Kedua, dalam Bahasa Indonesia banyak terdapat kata pinjaman atau serapan. Kata-kata tersebut diambil dari bahasa asing dan daerah. Kata bunda memiliki kemiripan fonologis dengan kata bundo yang berarti ‘ibu’ dalam bahasa Minangkabau. Oleh karena itu, dimungkinkan bahwa kata bunda merupakan kara serapan dari bahasa Minangkabau, bukan dari agama Kristen!

Ketiga, jika kemungkinan pada uraian sebelumnya benar, menggunakan panggilan bunda tidak menyebabkan kemurtadan. Hal tersebut disebabkan oleh tidak berhubungannya panggilan bunda dengan agama Kristen. Penganut agama lain, selain agama Kristen, boleh saja menggunakan panggilan tersebut.

Keempat, digunakannya kata bunda sebagai panggilan bagi Bunda Maria di Al Kitab patut diteliti penyebabnya. Kemungkinan, awal digunakannya panggilan bunda kepada Bunda Maria terjadi pada saat para misionaris awal datang ke Nusantara untuk menyebarkan agama mereka. para misionaris menyebarkan agama mereka dengan berbagai cara. Salah satunya adalah menerjemahkan Al Kitab ke dalam bahasa daerah dakwah mereka. Mungkin, karena bahasa daerah wilayah dakwah mereka menyebut ibu dengan kata bunda, jadilah panggilan bunda untuk Bunda Maria. Sejak awal penerjemahan itulah panggilan bunda untuk Bunda Maria terus digunakan hingga sekarang.

Maka dari itu, sebutan bunda masih harus diteliti secara mendalam berdasarkan berbagai disiplin agar terbukti kebenaran panggilan bunda merupakan panggilan orang Kristen. Adapun disiplin-disiplin yang digunakan, antara lain, adalah linguistik, sejarah, dan teologi. Dengan demikian, kontroversi yang tengah terjadi di masyarakat terkait panggilan bunda dapat dibuktikan secara objektif. Jika penelitian tersebut telah menemukan kesimpulan yang pasti, masalah berikutnya adalah bagaimana menyosialisasikan hasil penelitian itu kepada masyarakat yang sudah terlanjur mempercayai isu tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun