Mohon tunggu...
Muhammad Fajri
Muhammad Fajri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Student of Islamic Philosophy

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Manusia dan Post Truth

22 Juli 2022   21:47 Diperbarui: 22 Juli 2022   22:10 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Post truth adalah sebuah era yang lebih tepatnya terjadi pada saat digitalisasi, dimana sebuah kondisi ketika fakta objektif kalah penting atau kalah berpengaruh, juga tidak terlalu mementingkan untuk membentuk pandangan masyarakat menjadi lebih baik. 

Fakta data seakurat apapun secara empiris sekalipun. Post truth juga dikenal sebagai istilah framing atau seleksi muatan, baik dalam aspek tema, ewaktu, atribusi atau karakter, argument atau alibi, alur cerita maupun resiko dan tanggung jawab. 

Post truth menurut saya bagaikan virus yang telah ada terutama dengan adanya digitalisasi, virus bagi penggunanya. Korban dari post truth tidak akan bisa membedakan mana yang benar dan salah, mereka akan mengambil sebuah informasi dari polarisasi yang telah diciptakan oleh post truth itu sendiri. 

Pihak a akan mengambil segala seluruh berita atau informasi yang menguntungkan mereka sekalipun berita atau informasi tersebut tidak memiliki sumber yang bonafide, dan pihak lainnya. 

Salah satu akibat dari post truth juga adalah menjadikan internet sebagai "oksigen" bagi manusia, eksistensi dari manusia itu sendiri tergantung dari segala sesuatu dari Internet. Manusia dibuat mempercayai sesuatu yang fiktif, dan menganggap realitas sebagai ilusi. 

Maksud dari ini adalah dimana mereka memperdulikan segala sesuatu yang ada di internet, terutama pujian terhadap mereka begitu juga cacian sekalipun dari orang yang tidak terkenal. Manusia telah menggantungkan eksistensinya terhadap sesuatu yang fiktif, yaitu internet. Dengan begitu eksistensinya akan ada maupun tiada tergantung dari pujian maupun caciannya di internet.

Metaverse adalah salah satu hal yang terbodoh yang ada, dimana orang menggunakan vr atau virtual reality untuk merasakan pengalaman yang realistis dari dunia yang tidak nyata. Sedangkan kita bisa merasakan pengalaman ini semua secara nyata! Namun lagi-lagi inilah yang dinamakan korban dari post truth, kita merasa nyata dari hal yang fana. 

Ada seorang pemuda yang bertanya terhadap Husein Ja'far al-Haddar mengenai Haji di dunia metaverse, beliau menjawab "Bila hajinya melalui metaverse, maka surganya juga di metaverse." Maksudnya adalah kita semakin menganggap dunia yang fana itu sebagai dunia yang asli, dan meninggalkan dunia yang asli serta menganggap bahwa dunia yang asli itu sebagai ilusi atau fana.

Berkenan dengan metaverse, yang notabenenya dikendalikan atau berpusat pada aplikasi facebook, sudah sangat masyhur bahwa mereka menyalahgunakan dari data yang mereka peroleh dari pengguna. Mereka ingin mengetahui apa ketertarikan kita terutama dari sisi emosional serta memanfaatkannya untuk post truth itu sendiri lagi. 

Membuat berita atau fenomena yang menguntungkan mereka dari informasi atau data yang mereka peroleh dari kita. 

Realitas ini belum banyak orang sadari, dan setiap hari mereka menjadi korban dari post truth. Post truth, bukan lain hanya menguntungkan elit global, dan menghancurkan eksistensi manusia itu sendiri secara harfiah. Maksudnya adalah seperti tren fast shopping, banyak orang menjadi fomo atau fear of missing out ini adalah sebutan untuk orang yang selalu mengikuti tren ntah dia suka atau tidak butuh atau tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun