Mohon tunggu...
Muhammadfajar
Muhammadfajar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyimak Dua Aliran Al-Asy'ariah dan Al Maturidiah dalam Konteks Aswaja

18 Oktober 2018   19:23 Diperbarui: 18 Oktober 2018   19:25 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

AL-Asy'ari menganut paham mu'tazilah hanya sampai usia 40 tahun.Setelah itu ,secara tiba-tiba ia mengumumkan di hadapan jamaah masjid bashrah bahwa dirinya telah meninggal paham mu'tazilah dan akan menunjukkan keburukan-keburukannya .Menurut Ibn 'Asakir,yang melatar kebelakangi Al-Asy'ari meninggalkan paham Mu'tazilah adalah pengakuan Al-Asy'ari telah bermimpi bertemu dengan rosuluallah  SAW. Sebanyak tiga kali,yaitu pada malam ke 10,ke 20,ke 30 bulan agar segera meninggalkan paham Mu'tazilah dan segera membela paham yang telah diriwayatkan dari beliau.(Rozak.2012:hal 147)

Al-asya'ariah (260-324 H),lahir di bashrah dan wafat di baghdad.Semula ia adalah pengikut mu'tazilah di bwah bimbingan guru segaligus ayah tirinya  al-jubba'i .namun ketika menginjak usia 40 thn,al-asy'ari keluar dari muktazilah dan mendirikan kalam sendiri.Ada teori tentang latar keluarnya al-muktazilah yangbdiaut puluhan tahun tersebut.Menurut sumber  al-subi dan ibn'Asakir.sumber lain mengatakan al-asy'ari berdebat dengan gurunya  Abu Ali al-jubbah'i mengenai konsep al-sahlah ,dalam hubunganya dengan nasip seseorang dewasa mumin, dewasa kafir, dan anak kecil di ahirat kelak. Dalam perdebatan tersebut, demikian di ceritakan , sang guru tidak dapat memberikan

jawaban yang memuaskan terhadap pertayaan sang murid. Teori yang di sebut trakhir ini mengingatkan paa peristiwa yang terjadi antara washil dan gurunya al hasan al basri. Washil keluar meninggalkan sang guru dan mendirikan aliran mu'tazilah.

Demikian pula al asyari; keluar meninggalkan sang guru kemudian mendirikan aliran asyariyah. Jalanya perbedaan antara al asyari dan gurunya al jub'bai .(suryan,2015:hal 147)

    Al-asya'ari dihadapkan pada dua pandangan ekstrim.Dengan kelompok mujazimah dan kelompok muksbihah yang berpendapat,allah mempunyai semua sifat yang disebutkan dalam al-quran dan sunnah,dan sifat sifat itu harus di pahami menurut harfiyahnya.dinilai pihak,ia berhadapan kelompok muktazialh yang berpendapat bahwa sifat sifat allah tidak lain selain esensinya.al-asy'ari berpendapat bahwa allah memang memiliki sifat sifat itu,seperti mempunyai tangan dan kaki dan ini tidak boleh diartikan secara harqiyah,melainkan secara simbolis berbeda dengan kelompok siatiah selanjutnya,al-asya'ari berpendapat sifat sifat allah itu unik sehingga tidak dapat dibandingkan dengan sifat manusia yang tampaknya mirip.Sifat sifat allah berbeda dengan allah sendiri tetapi sejauh menyangkut realitasnya(hakikoh) tidak terpisah dari resensinya dengan demikian tidak berbeda dengannya.(fatuhurrohman,2018:hal 117)

    Kormulasi pemikiran al-asya'ari,menampilkan sebuah upaya sistenis antara formulasi artodoks ekstrim pada satu sisi dan muktazilah pada sisi lain.dari segi etosnya,pergerakan tesebut memiliki semangat artodoks.aktualitas formulasinya jelas menampakkan sifat yang reaksionis terhadap mutazilah sebuah reaksi yang tidak bisa menghidarinya corak pemikiran yang sistensis ini menurut watt di pengaruhi teologi kullabiah teologi sunni yang di plopori ibn kullab.(Rozak,2016:hal 147)

    Pada dasarnya Al-asya'ari dan muktazilah setuju bahwa allah itu adil mereka hanya berbeda dalam cara pandang makna keadilan.al-asya'ari tidak sependapat dengan ajaran mutazilah yang mengharuskan allah berbuat adil sehingga ia harus menyiksa orang yang salah dan memberi pahala kepada orang yang berbuat adil.al-asya'ari berpendapat bahwa allah tidak memiliki keharusan apapun karena ia adalah penguasa mutkla.jika mutazilah mengartikan keadilan dari fisi manusia yang memililki dirinya sedangkan al-asya'ari dari fisi bahwa allah pemilik mutlak(Rozak,2016:hal 150)

Abu mansur al-maturidi dilahirkan di maturid,sebuah kota kecil didaerah samarkand,wilayah trmsoxiana di asia tengah,daerah yang sekarang disebut uzbekistan.tahun kelahirannya tidak diketahui secara pasti hanya di perkirakan sekitar pertengahan abad ketiga hijriah ia wafat pada tahun 333 H/944M.Gurunya dalam bidang fikih dan tiologi bernama nasyr bin yahya al-balakhi.ia wafat pada tahun 268 H.ia hidup pada masa khalifah al-mutawakkil yang menerima tahun 232-274H/847-861M.

karier pendidikan al-maturidi lebih di konsentrasikan untuk menekuni bidang teologi dari pada fikih,sebagai usaha memperkuat pengetahuannya untuk menghadapi paham paham teologi yang banyak berkembang dalam masyarakat islam yang dipandangnya tidak sesuai dengan kaidah yang benar menurut akal dan syarak,pemikiran pemikirannya sudah banyak dituangkan dalam bentuk karya tulis,diantranya adalah kitab tauhid,ta'wil al-quran,ma'khaz asy-syara'i,al-jadl ushul fi ushul ad-din,maqalatat fi al-akham,radd awa'il  al-adillah li al-ka'bi.selain itu,ada pula karangan karangan yang dikatakan dan di duga ditulis oleh al-maturidi,yaitu risalah  fi al-aqaid dan syarh fiqh al-akbar(rozak,2016:hal 150)

    Sebagai pengikut abu hanifah dan yang satu lagi pengikut imanm as-syafi'i,maka antara al-maturidi dan al-asya'ari,kendatipun sama sama bertujuan menentang mu'tazilah,terdapat pula perbedaan.secara metedologi al-maturidiyah lebih banyak memfungsikan akal dibanding al-asya'ri,sehingga sebagian para ahli lazim memandang as-ariyah sebagai aliran yang mengambil jalan tengah antra mu'tazilah dan ahl al-hadis,sedangkan maturidiyah mengambil jalan tengah antara asy'riah dan mu'tazilah    

    Pengikut al-maturidi yang berjasa dan berpengaruh mengembangkan pemikiran kalam al-maturidi adalah abu al-yusr muhammad al-bazdawi(421-493 H) dari bukhara ia mengenal dan mempelajari ajaran al-maturidi melalui ayahnya sendiri seperti yang terjadi pada diri sebagian tokoh pemgikut al-asya'ri,basdawi jika tidak sepenuhnya sependapat denagan al-maturidi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun